1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
SosialJepang

Jepang Gelar Pemakaman Kenegaraan untuk Mantan PM Shinzo Abe

27 September 2022

Pemakaman kenegaraan bagi mendiang mantan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe dikawal tindak keamanan ketat di Tokyo. Namun, sejumlah pihak memprotes pemberian kehormatan kepada politisi tersebut.

https://p.dw.com/p/4HO3y
Bendera Jepang dikibarkan setengah tiang
Pemakaman kenegaraan Shinzo Abe berlangsung di tengah perdebatan sengitFoto: Yuki Kurose/Yomiuri Shimbun/AP/picture alliance

Jepang megelar upacara pemakaman kenegaraan untuk mantan Perdana Menteri Shinzo Abe hari Selasa (27/09). Abe ditembak mati dengan senjata api rakitan saat melakukan kampanye pada Juli lalu, hanya beberapa hari sebelum pemilihan nasional.

Ribuan orang berbaris di tenda dukacita yang berlokasi di taman Kudanzaka dekat lokasi upacara, aula Budokan, untuk memberikan penghormatan terakhir kepada mantan PM Jepang itu.

Orang-orang berduka atas kematian mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe
Orang-orang mengantre di dekat lokasi upacara pemakaman pada Selasa (27/09) pagi, meskipun tidak semua orang di Jepang menyetujui pemakaman kenegaraanFoto: Pool/Yomiuri Shimbun/AP/picture alliance

Puluhan ribu polisi dikerahkan mengamankan upacara duka itu, jalan-jalan terdekat ditutup, dan sejumlah sekolah di dekat lokasi juga diliburkan. Sekitar 4.300 orang diperkirakan menghadiri upacara utama, yang dimulai ketika istri Abe, Akie Abe, memasuki aula membawa guci berisi abu jenazah suaminya.

Perwakilan pemerintah, parlemen dan yudisial menyampaikan pidato belasungkawa, termasuk Perdana Menteri saat ini, Fumio Kishida yang kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari istri mendiang Abe, Akie Abe.

Wapres AS Kamala Harris hadir

PM Kishida bertemu sekitar 10 pejabat tinggi negara sahabat pada hari Senin (26/09) kemarin, antara lain Wakil Presiden AS Kamala Harris, Presiden Vietnam Nguyen Xuan Phuc, dan Wakil Presiden Filipina Sara Duterte.

Kishida juga akan bertemu dengan Perdana Menteri India Narendra Modi dan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese secara terpisah. Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, satu-satunya pemimpin G7 yang dijadwalkan hadir dalam upacara duka itu, harus membatalkan jadwalnya akibat negaranya diterjang Badai Fiona.

Wapres AS Kamala Harris dalam pembicaraan dengan Kishida menekankan pentingnya hubungan AS-Jepang di Asia dan tatanan dunia yang lebih luas. "Aliansi antara Jepang dan Amerika Serikat adalah landasan dari apa yang kami yakini sebagai bagian integral dari perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di kawasan Indo-Pasifik," kata Harris di Istana Akasaka.

Kishida mengatakan, Abe telah "mencurahkan hati dan jiwanya" untuk memperkuat hubungan antara kedua negara mereka. "Saya merasa adalah tugas saya untuk meneruskan aspirasinya," ujar PM Jepang itu.

Shinzo Abe
Shinzo Abe berusia 67 tahun ketika dia ditembak mati di TokyoFoto: Yuichi Yamazaki/AFP/Getty Images

Protes atas pemakaman kenegaraan Abe

Sejumlah warga Jepang menentang pemakaman Abe yang disponsori negara. Aksi unjuk rasa berlangsung di sejumlah kota di Jepang. Mereka berargumen bahwa uang negara akan lebih baik dibelanjakan untuk tujuan yang lebih berarti, termasuk mengurangi kesenjangan ekonomi yang dikaitkan dengan dampak kebijakan Abe.

Demonstran berkumpul di luar Stasiun Shinjuku, Tokyo
Demonstran menentang pemakaman kenegaraan untuk mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo AbeFoto: Kyodo/picture alliance

Kritik lain berfokus pada isu hubungan antara Partai Demokrat Liberal (LDP) pimpinan Abe dan Gereja Unifikasi yang kontroversial. Menurut keterangan polisi, pelaku pembunuhan Abe menuduh Gereja Unifikasi menipu keluarganya dan menghabiskan tabungan mereka. Kesaksian pelaku ini mendorong penyelidikan lebih lanjut terhadap partai dan koneksi gereja.

Keputusan Kishida untuk mengadakan pemakaman kenegaraan dibuat tanpa persetujuan parlemen. Kishida mengungkapkan alasannya, prosesi itu adalah cara untuk menghormati pencapaian perdana menteri terlama di Jepang dan membela demokrasi karena insiden pembunuhan terjadi saat Abe berkampanye.

Namun, jajak pendapat baru-baru ini oleh TV Asahi menunjukkan, hanya sedikit orang yang mendukung keputusan itu dibanding mereka yang menentangnya.

ha/as (AFP, AP, Reuters)