1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikTaiwan

Taiwan Bersiap Kehilangan Pengakuan Honduras

24 Maret 2023

Honduras mengumumkan akan mengakhiri hubungan resmi dengan Taiwan dan sebaliknya berkiblat kepada Cina. Keputusan itu kuatkan pengaruh Beijing di Amerika Tengah yang selama ini cenderung menginduk kepada Amerika Serikat.

https://p.dw.com/p/4P7fv
Tsai Ing-wen dan Juan Orlando Hernandez
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen (ki.) menjamu Presiden Honduras Juan Orlando Hernandez di Taipei pada tahun 2021Foto: Taiwan Presidential Office/AP/picture alliance

Kunjungan Menteri Luar Negeri Honduras Eduardo Enrique Reina ke Cina, Kamis (23/03), adalah bukti teranyar kesungguhan Presiden Xiomara Castro memutus relasi dengan Taipei demi kedekatan dengan Beijing.

Keputusan Honduras itu mengurangi jumlah negara yang mengakui kedaulatan Taiwan menjadi hanya 13 dari 193 anggota PBB.

"Menteri Luar Negeri Eduardo Reina mendapat perintah dari Presdien Xiomara Castro untuk berkunjung ke Cina demi mempromosikan upaya merintis hubungan diplomatik,” kata juru bicara kepresidenan Ivis Alvardo, seperti dilansir Reuters.

Kantor berita Inggris itu mendapat bocoran, bahwa Reina bertolak ke Beijing dari Panama, sembari ditemani sejumlah pejabat Cina. 

Buntutnya, Rabu (22/03) kemarin, Kementerian Luar Negeri Taiwan memanggil duta besar Honduras untuk menyampaikan "ketidakpuasan” terhadap kunjungan Reina, yang "melukai perasaan rakyat dan pemerintahan kami.”

Negara yang mengakui kedaulatan Taiwan
Negara yang mengakui kedaulatan Taiwan

Dipicu kisruh utang

Pemerintah Honduras membantah pihaknya menuntut bantuan dana sebesar USD2,5 miliar dari Taiwan, sebelum mengumumkan niat menjalin hubungan dengan Cina. Pemerintah hanya meminta Taiwan untuk membeli obligasi Honduras demi membayar utang luar negeri.

Menlu Taiwan Joseph Wu mengakui situasi dengan Honduras "sedang tidak baik.” Dia menuduh pemerintah di Tegucigalpa "menuntut harga yang tinggi” tanpa mengonfirmasikan tuntutan bantuan senlai USD2,5 miliar dari Honduras. "Fakta-faktanya akan diketahui nanti,” imbuhnya.

Menlu Honduras Reina pada pertengahan Maret lalu kepada media mengatakan, pihaknya berusaha menegosiasikan ulang utangya dengan Taiwan senilai USD600 juta, karena kewalahan menghadapi krisis keuangan. Dia mengklaim, permintaan Tegucigalpa itu diabaikan oleh Taipei.

"Kami membutuhkan investasi, kami butuh kerja sama,” katanya saat itu. Taipei menjawab akan merundingkan secara langsung, sembari mewanti-wanti Honduras terhadap "jebakan utang” dari Cina.

Lobi politik Cina

Krisis antara Taiwan dan Honduras bereskalasi sepekan menjelang kunjungan Presiden Tsai Ing-wen ke dua negara sekutu di Amerika Tengah, Guatemala dan Belize. Bagi Wu, perubahan sikap di Tegucigalpa merupakan hasil manuver diplomatik Cina.

"Tanda-tanda keterlibatan Cina sudah sangat jelas," kata dia.

Tsai dijadwalkan mampir di New York, AS, saat berangkat dan berkunjung ke Los Angeles ketika dalam perjalanan pulang.

"Beijing awalnya merencanakan terobosan diplomatik dengan Honduras pada paruh kedua tahun ini,” kata seorang sumber Reuters di lingkaran diplomatik Taiwan yang terlibat menangani krisis dengan Honduras. "Tapi karena kunjungan Presiden Tsai, rencana itu dimajukkan.”

Tuduhan miring terhadap Honduras dibantah oleh juru bicara Kemenlu Cina Wang Wenbin. Menurutnya, anggapan bahwa Honduras menuntut uang sebelum menjalin relasi dengan Cina adalah "tidak berdasar dan absurd.”

rzn/as (Reuters, AP)