1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikSri Lanka

Sri Lanka Perpanjang Keadaan Darurat Selama Sebulan

28 Juli 2022

Ketika kerusuhan atas krisis ekonomi berlanjut, parlemen Sri Lanka memperpanjang kondisi darurat. Sementara itu, Singapura memperpanjang izin tinggal mantan Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa.

https://p.dw.com/p/4EkUp
Aksi demo di Sri Lanka
Protes anti-pemerintah atas krisis ekonomi Sri Lanka berlanjutFoto: ARUN SANKAR/AFP/Getty Images

Di tengah keberatan dari anggota oposisi, parlemen Sri Lanka pada Rabu (27/07) memperpanjang keadaan darurat negara itu selama sebulan. Sebanyak 120 anggota parlemen mendukung perpanjangan, sedangkan 63 lainnya menentang.

Keadaan darurat diumumkan ketika mantan Presiden Gotabaya Rajapaksa melarikan diri pada awal bulan ini setelah kerusuhan massal akibat krisis ekonomi di Sri Lanka. Penggantinya, penjabat Presiden Ranil Wickremesinghe, membuat keputusan darurat untuk membantu menstabilkan situasi.

Secara konstitusional, keadaan darurat harus disahkan di parlemen dalam waktu dua minggu setelah deklarasi presiden jika ingin dilanjutkan.

Keadaan darurat memungkinkan pasukan untuk menangkap dan menahan seseorang yang disangka membahayakan. Selain itu, presiden dapat membuat peraturan yang mengesampingkan undang-undang yang ada untuk menangani kerusuhan apa pun.

Singapura perpanjang masa tinggal Rajapaksa

Di hari yang sama, dua sumber menginformasikan pada kantor berita Reuters bahwa Singapura akan mengizinkan Rajapaksa untuk tinggal selama 14 hari tambahan. Sebelumnya, Rajapaksa dan istrinya kabur dari Sri Lanka ke Maladewa dan kemudian ke Singapura.

Izin kunjungan jangka pendek dikeluarkan ketika Rajapaksa tiba untuk kunjungan pribadi dua minggu lalu, tetapi sekarang telah diperpanjang hingga 11 Agustus 2022.

Pada saat itu, pemerintah Singapura mengatakan dia belum diberikan suaka dan berada di negara itu untuk kunjungan pribadi.

Pada Selasa (26/07), juru bicara Kabinet Sri Lanka Bandula Gunawardena mengatakan kepada wartawan bahwa Rajapaksa diperkirakan akan kembali ke negara itu.

The International Truth and Justice Project, sebuah LSM yang berbasis di Afrika Selatan, mengatakan pada hari Minggu (24/07), bahwa mereka sedang mengupayakan penangkapan Rajapaksa atas kejahatan yang dilakukan selama perang saudara tahun 2009.

Peran keluarga Rajapaksa dalam konflik itu dapat menjelaskan bagaimana Rajapaksa dapat mendominasi politik Sri Lanka di tahun-tahun berikutnya, dengan Gotabaya seorang perwira militer senior sebelum memulai karir politiknya.

USAID mendesak Cina untuk merestrukturisasi utang Sri Lanka

Kepala USAID Samantha Power meminta Cina untuk membantu Sri Lanka dan negara-negara lain dengan restrukturisasi utang, bukan pinjaman darurat dan jalur kredit.

Sri Lanka menyatakan kebangkrutan dan telah gagal membayar pinjaman luar negerinya senilai 51 miliar dolar AS. Krisis tersebut telah menyebabkan kelangkaan bahan bakar, gas, dan obat-obatan, serta antrean panjang untuk pasokan penting, yang pada akhirnya menyebabkan protes besar-besaran dan kekacauan politik.

Untuk mendapatkan paket penyelamatan dari Dana Moneter Internasional (IMF), pemerintah Sri Lanka saat ini sedang mempersiapkan rencana restrukturisasi utang. Cina menyumbang 10% dari utang negara itu. Sejauh ini, pihaknya menolak untuk menawarkan pemotongan utang.

Piala Asia dipindahkan ke UEA

Sementara itu, penyelenggara Piala Asia pada Rabu (27/07) memutuskan untuk memindahkan turnamen kriket besar yang dijadwalkan akan diadakan di Sri Lanka, mulai akhir Agustus mendatang. Kriket sejauh ini merupakan olahraga paling populer di Sri Lanka.

Turnamen Piala Asia Twenty20 dipindahkan ke Uni Emirat Arab karena situasi saat ini di Sri Lanka, kata Dewan Kriket Asia.

"Mempertimbangkan situasi yang berlaku di Sri Lanka, ACC setelah pertimbangan yang luas dengan suara bulat menyimpulkan bahwa akan tepat untuk memindahkan turnamen dari Sri Lanka ke UEA," kata pernyataan ACC.

rs/ha (dpa, Reuters)