1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Siapakah Qin Gang, Menlu Cina yang Dipecat?

Yuchen Li | Srinivas Mazumdaru
26 Juli 2023

Cina resmi memecat Menlu Qin Gang dan menunjuk pendahulunya, Wang Yi, untuk menduduki jabatan itu. Qin Gang sudah lama tak muncul di depan umum sejak 25 Juni lalu, tetapi pemecatannya baru diumumkan hari Selasa (25/7).

https://p.dw.com/p/4UORF
Menteri Luar Negeri Cina Qin Gang
Sejauh ini hanya ada sedikit penjelasan resmi mengenai ketidakhadiran QinFoto: Thomas Trutschel/photothek/picture alliance

Menteri Luar Negeri (Menlu) Cina Qin Gang resmi didepak dari jabatannya pada hari Selasa (25/07), beberapa minggu setelah dia menghilang secara misterius dari pandangan publik. Situasi tersebut berhasil memicu spekulasi tentang nasib Qin.

Beijing mengatakan bahwa pendahulu Qin, Wang Yi, yang saat ini menjabat sebagai kepala komisi urusan luar negeri Partai Komunis Cina, akan mengambil alih posisi Menlu Cina yang ditinggalkan Qin.

Sejauh ini, hanya ada sedikit penjelasan resmi mengenai ketidakhadiran Qin. Pemecatannya kemungkinan besar menandai akhir dari karir politik salah satu tokoh paling terkemuka dalam diplomasi Tiongkok itu.

Menlu Cina Qin Gang (kiri) dan pendahulunya Wang Yi (kanan)
Menlu Cina Qin Gang (kiri) resmi dipecat dan digantikan oleh pendahulunya, Wang Yi (kanan)Foto: Sergei Karpukhin/picture alliance/dpa/TASS

Seorang diplomat yang tegas

Berasal dari kota Tianjin di timur laut, Qin telah menghabiskan seluruh karirnya dalam pelayanan diplomatik Cina.

Qin Gang adalah salah satu diplomat top Tiongkok yang paling awal memberikan komentar tajam untuk membela posisi kebijakan luar negeri Beijing yang semakin dipertegas. Dia juga dikenal karena bicaranya yang cukup tegas terhadap Barat.

Hal-hal itu yang membuat Qin mendapat reputasi sebagai "prajurit serigala," julukan yang diberikan kepada diplomat Tiongkok yang merespons dengan keras negara-negara Barat yang dianggap bermusuhan dengan Beijing.

Pada tahun 2020, Qin mengeluh bahwa citra global Tiongkok telah memburuk akibat media Barat yang tidak pernah menerima sistem politik negara Cina atau kebangkitan ekonomi negara itu.

Presiden Cina Xi Jinping
Karir politik Qin Gang digadang-gadang melesat karena kedekatannya dengan Presiden XiFoto: Leah Millis/Pool/REUTERS

Kedekatan Qin dengan Xi

Karir politik Qin dengan cepat melesat dalam hirarki Partai Komunis Cina, dalam satu dekade terakhir. Para analis mengatakan bahwa lonjakan itu disebabkan oleh kedekatan Qin dengan Presiden Cina Xi Jinping.

Dari tahun 2014 hingga 2017, Qin menjabat sebagai kepala departemen protokol diplomatik kementerian luar negeri Cina. Selama masa jabatannya itu, dia memiliki kontak rutin dengan Presiden Xi dan mengatur perjalanan luar negeri sang kepala negara.

Qin juga dipandang sebagai anak didik Xi dan ditunjuk sebagai wakil menteri luar negeri Cina, dari tahun 2018 hingga 2021.

Setelah itu, Qin dikirim ke Washington sebagai duta besar Cina untuk Amerika Serikat (AS), di mana dia menjadi terkenal melalui penampilannya di depan publik dan media, yang dengan membela posisi geopolitik Tiongkok.

Namun, sebagai duta besar, Qin tidak terlalu konfrontatif dibandingkan dengan citra dirinya saat di Beijing. Dalam perannya itu, dia ditugaskan untuk memulihkan hubungan antara dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia, AS-Cina, kembali ke "jalur yang benar".

Hilangnya Qin 'sangat merepotkan'

Karir politik Qin itu memuncak pada jabatan terakhir Qin, saat dirinya diangkat menjadi salah satu Menlu termuda sepanjang sejarah Tiongkok, di mana usianya baru 57 tahun, pada Desember 2022 lalu.

Pada waktu hampir bersamaan, Qin juga berhasil masuk ke dalam komite pusat Partai Komunis Cina. Namun, sejak Qin menghilang dari pandangan publik, misteri keberadaan dan nasibnya telah memicu spekulasi baik di dalam maupun di luar negeri.

Wu Qiang, seorang akademisi dan komentator politik independen di Tiongkok, mengatakan kepada tim DW minggu lalu bahwa misteri tersebut menyiratkan banyak hal tentang situasi terkini pemerintahan Xi.

Hilangnya Qin secara tiba-tiba "sangat merepotkan", karena hal itu mengindikasikan bahwa Beijing mungkin bergerak lebih dekat ke bentuk kepemimpinan otokratis yang "misterius dan tidak dapat diprediksi", tegasnya. (kp/hp)