1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikAmerika Serikat

Pentagon: Balon Mata-mata Cina Tak Kumpulkan Data Intelijen

30 Juni 2023

Pentagon menyatakan bahwa balon mata-mata Cina yang ditembak jatuh awal tahun ini tidak mencuri data intelijen AS seperti yang dituduhkan sebelumnya.

https://p.dw.com/p/4TFsm
Balon mata-mata Cina di atas Amerika Serikat
'Balon mata-mata' milik Cina, yang melintasi kawasan sensitif di AS, tidak terbukti mengumpulkan data intelijenFoto: Chase Doak/REUTERS

Balon mata-mata Cina yang melintasi Amerika Serikat (AS) dan ditembak jatuh oleh jet tempur AS awal tahun ini, tidak mengumpulkan informasi intelijen AS seperti yang dituduhkan sebelumnya, ungkap Pentagon pada hari Kamis (29/06).

"Kami menilai bahwa balon tersebut tidak mengumpulkan informasi selama terbang di atas AS," kata juru bicara Pentagon Brigadir Jenderal Pat Ryder kepada para wartawan.

Ryder mengatakan bahwa AS telah mengambil langkah strategis dalam mengurangi risiko pengumpulan data intelijen oleh balon tersebut. "Tentu saja upaya yang kami lakukan sangat berkontribusi" akan hal itu, tambah Ryder.

Apa yang kita ketahui tentang 'balon mata-mata' Cina?

Pada Februari lalu, balon dengan muatan elektronik besar itu terlihat terbang selama seminggu, melintasi langit AS dari Alaska hingga ke South Carolina, sebelum militer AS menembak jatuh pada 4 Februari di lepas Pantai Atlantik atas perintah Presiden Biden.

Balon udara itu melewati instalasi militer yang sensitif dan memicu kekhawatiran bahwa Beijing tengah mengumpulkan informasi intelijen AS yang penting.

Insiden itu pun memicu ketegangan baru dalam hubungan antara Beijing dan Washington, di mana Menteri Luar Negeri Antony Blinken sampai membatalkan rencana perjalanannya ke Cina pada bulan Februari lalu, yang bertujuan untuk meningkatkan hubungan bilateral.

Cina: Balon itu tidak untuk mengumpulkan data intelijen AS

Cina membantah bahwa balon udara tersebut adalah "mata-mata” untuk mengumpulkan data intelijen AS. Beijing mengatakan bahwa balon udara itu telah keluar jalur dengan memasuki wilayah udara AS.

Pada awal kejadian ini, seorang pejabat AS mengatakan bahwa balon udara tersebut memiliki beberapa susunan antena, yang diduga kuat mampu mengumpulkan dan menentukan lokasi geografis komunikasi.

"Balon ini dilengkapi dengan panel surya yang cukup besar untuk menghasilkan daya yang diperlukan dalam mengoperasikan beberapa sensor pengumpulan data intelijen aktif," kata pejabat tersebut.

Awal bulan Juni, tepat sebelum perjalanan Blinken ke Beijing yang dijadwalkan ulang untuk bertemu dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping, Gedung Putih menepis insiden balon udara tersebut.

"Saya rasa presiden (Tiongkok) tidak tahu di mana balon itu berada dan tidak tahu apa yang ada di dalamnya, serta tidak tahu apa yang tengah terjadi," kata Presiden AS Joe Biden.

"Saya pikir itu lebih memalukan daripada hal yang dimaksudkan," tambah Biden.

kp/hp (AFP, Reuters)