1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Menlu Cina Mendadak Menghilang dari Publik Tanpa Kejelasan

Yuchen Li
21 Juli 2023

Qin Gang tidak terlihat di acara diplomatik lagi selama hampir sebulan. Ketidakhadirannya di konferensi-konferensi internasional tanpa keterangan jelas membuat kasusnya jadi misterius. Apa yang terjadi?

https://p.dw.com/p/4UD96
Qin Gang
Menteri luar negeri Cina Qin Gang Foto: SUO TAKEKUMA/AFP

Hingga minggu ini, sudah hampir sebulan, Menteri Luar Negeri China Qin Gang absen dari mata publik sejak pertemuan diplomatik terakhirnya yang dilaporkan pada 25 Juni. Padahal diplomat berusia 57 tahun itu baru saja Desember lalu diangkat sebagai menteri luar negeri termuda dalam sejarah Cina. Dia juga dianggap sebagai orang kepercayaan Presiden Cina, Xi Jinping.

Hilangnya Qin Gang dari panggung diplomatik menimbulkan pertanyaan, baik di dalam maupun di luar negeri. Ketidakhadiran Qin Gang baru pertama kali diumumkan secara resmi minggu lalu, ketika Kementerian Luar Negeri di Beijing menyatakann bahwa dia tidak akan menghadiri KTT para menteri luar negeri ASEAN di Indonesia karena "alasan kesehatan". Sebagai gantinya, Beijing mengirim Wang Yi — pendahulu Qin Gang, yang sekarang menjabat sebagai diplomat tertinggi di Partai Komunis China (PKC).

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Mao Ning, hari Senin lalu (17/7) setelah mendapat pertanyaan gencar wartawan hanya menjawab bahwa dia "tidak memiliki informasi" untuk diberikan, dan bahwa "aktivitas diplomatik Cina berlanjut seperti biasa."

Dianggap gagal lakukan diplomasi ekonomi?

Tidak jarang tokoh-tokoh terkemuka di Cina tiba-tiba menghilang dari pandangan publik, kemudian muncul kembali tanpa penjelasan yang jelas. Bahkan Presiden Xi Jinping sendiri pernah menghilang selama dua minggu, tak lama sebelum menduduki jabatan puncak sebagai pemimpin pada 2012.

Tetapi pengamat mengatakan, situasi Qin Gang sangat tidak biasa karena jabatannya. "Sebagai Menteri Luar Negeri, dia perlu sering tampil di panggung internasional, terutama pada saat jadwal diplomatik Cina sangat padat," kata Deng Yuwen, mantan editor surat kabar Partai Komunis yang kini menjadi komentator politik di AS, kepada DW. Justru Cina sekarang sedang menggalakkan diplomasi untuk menarik investasi untuk memulihkan ekonominya yang terpukul oleh pandemi Covid-19.

Wu Qiang, seorang akademisi independen dan komentator politik di Cina, mengatakan kepada DW bahwa ketidakhadiran pejabat tinggi seperti menteri luar negeri yang tidak dijelaskan menyiratkan adanya "kegagalan dalam diplomasi Cina" yang bahkan dapat memicu ketidakpuasan terhadap pemerintah di kalangan perusahaan domestik.

Wang Yi dan Antony Blinken
Di KTT ASEAN di Jakarta, Cina diwakili oleh Wang Yi (kiri), yang juga bertemu dengan Menlu AS Antony Blinken (kanan)Foto: Dita Alangkara/AP Photo/picture alliance

Jadi sorotan internasional

Hilangnya Qin Gang secara mendadak dari publik juga menjadi sorotan di luar Cina. Dua minggu lalu, Qin Gang dijadwalkan bertemu dengan diplomat top Uni Eropa, Josep Borrell. Namun pertemuan itu mendadak dibatalkan oleh Beijing hanya dua hari sebelum kedatangan Borrell, menurut kantor berita Reuters.

Qin Gang juga absen di pembicaraan tingkat tinggi bulan ini antara pejabat Cina dan AS, termasuk ketika menteri keuangan AS Janet Yellen dan utusan iklim John Kerry datang ke Beijing. Pada KTT BRICS bulan depan di Turki, Cina akan diwakili oleh Wang Yi. Belum jelas, apakah Qin Gang akan turut hadir.

Pengamat politik Wu Qiang mengatakan kepada DW, hilangnya Qin Gang secara tiba-tiba "sangat merepotkan", karena ini menunjukkan bahwa Beijing mungkin bergerak mendekati bentuk kepemimpinan otokratis yang "mistis dan tidak dapat diprediksi".

Qin Gang sebelumnya pernah menjabat sebagai wakil menteri luar negeri, lalu menjadi Duta Besar Cina di Washington. Belum dua tahun menjabat, pada Desember lalu dia diangkat sebagai menteri luar negeri. Beijing sangat berharap. dia bisa memainkan peran penting dalam "menstabilkan hubungan Cina dengan Washington," kata Wu Qiang.

Tetapi harapan ini tidak terpenuhi. Laporan tentang adanya balon mata-mata Cina di atas AS justru menyebabkan ketegangan baru antara kedua negara adidaya. Perselisihan atas kontrol ekspor mikrochip yang diberlakukan oleh AS dan sekutunya juga makin memperburuk situasi. Bagi Wu Qiang, ini mungkin alasan dari "situasi tragis" Qin Gang.

Deng Yuwen berpendapat sama. Jika Qin Gang hingga akhir bulan ini masih belum terlihat, "saya hampir dapat menyimpulkan bahwa karier politiknya telah berakhir," katanya.

(hp/as)