1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikAmerika Serikat

Pemilu AS: Seberapa Penting Dukungan Politik Taylor Swift?

20 September 2024

Kamala Harris dan pasangannya, Tim Walz, sangat senang ketika Taylor Swift memberikan dukungannya untuk tim Demokrat di Instagram. Namun, apakah dukungan Taylor Swift berpengaruh?

https://p.dw.com/p/4ksWf
Taylor Swift dalam Eras Tour di  London
Taylor Swift memberikan suaranya untuk kandidat presiden dari Partai Demokrat, Kamala HarrisFoto: Kate Green/Getty Images

Suara dukungan dari para selebriti memang menjadi hal yang biasa dalam pemilihan umum (Pemilu) di Amerika Serikat (AS). Bukan hal yang aneh jika atlet atau aktor favorit kamu menyuarakan dukungannya untuk calon tertentu. Tentu saja, para politisi akan selalu senang jika ada tokoh terkenal yang mendukung mereka, tetapi hal itu biasanya tidak terlalu penting.

Kecuali, jika dukungan itu datang dari penyanyi sekaligus penulis lagu, Taylor Swift.

Swift, yang merupakan bintang pop terbesar di Bumi saat ini, memberikan pernyataan dukungannya untuk calon presiden dari Partai Demokrat, Kamala Harris, di akun Instagram-nya pada malam debat pekan lalu antara Harris dan saingannya dari Partai Republik, Donald Trump.

Berita itupun mendapatkan liputan yang hampir sama besarnya dengan debat itu sendiri. Tim Walz, pasangan Harris, diberitahu tentang dukungan tersebut secara langsung saat siaran dan tidak bisa berhenti tersenyum.

Kenapa ungkapan dukungan dari seorang penyanyi bisa membuat seorang calon wakil presiden terlihat layaknya merayakan Natal yang datang lebih awal? Lalu, kenapa pula kata-kata itu cukup penting bagi Trump untuk mengunggah "Saya benci Taylor Swift!” dengan huruf kapital di platform media sosialnya, Truth Social?

Seberapa signifikan dukungan Taylor Swift?

"Dalam pemilihan yang cukup sengit, (dukungan Swift) bisa sangat berarti,” ungkap Richard Longoria, seorang profesor ilmu politik di Universitas Texas Rio Grande Valley, kepada DW melalui email.

Selain mengunggah dukungannya untuk Harris, Swift juga membuat "Instagram Story” yang berisikan ajakan bagi para pengikutnya untuk memberikan suara mereka di pemilu nanti. Swift juga menautkan situs web nonpartisan vote.gov. Ajakan itu berhasil mengarahkan lebih dari 405.000 pengunjung dalam satu hari pada situs web tersebut.

Namun, bukan berarti Taylor Swift berhasil membuat 405.000 orang memberikan suaranya untuk memilih. Vote.gov hanya mengarahkan orang ke situs web pemilihan umum negara bagian mereka, di mana pendaftaran yang sebenarnya akan dilakukan.

Namun, bahkan jika hanya setengah dari orang-orang yang mengklik tautan Swift benar-benarn memberikan suaranya untuk memilih, hal itu bisa membuat suatu perbedaan.

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru! 

"Jika dia membujuk para penggemarnya untuk benar-benar memilih dan mendukung Kamala Harris, jumlah itu bisa sangat menjadi signifikan,” kata Longoria. "Untuk memenangkan pemilihan presiden di AS, seorang kandidat harus memenangkan sejumlah negara bagian. Beberapa ribu suara di beberapa negara bagian saja bisa menjadi pembeda antara menang dan kalah.”

Dukungan Swift tarik perhatian swing voters

Para pendukung setia Trump memang tidak akan terpengaruh oleh pernyataan Swift. Namun, hal ini bisa jadi pacuan bagi orang-orang yang biasanya memilih untuk tinggal di rumah saja pada hari penyelenggaraan Pemilu.

Hal ini sangat penting, karena banyak penggemar Swift adalah generasi muda Amerika, generasi milenial (lahir antara tahun 1981 dan 1996) dan Gen Z (lahir antara tahun 1997 dan 2012). Jutaan pemilih Gen Z telah memenuhi syarat untuk pertama kalinya memberikan suara mereka dalam pemilu kali ini. Dan secara rata-rata, data menunjukkan generasi muda ini lebih kecil kemungkinannya untuk memilih.

Suasana Pemilu AS 2018
Generasi milenial dan Gen Z di Amerika cenderung tidak menggunakan hak pilihnya (arsip foto 2018)Foto: picture alliance/ZUMAPRESS

Pada 2022, orang yang berusia di bawah 50 tahun hanya berjumlah 36% dari seluruh pemilih, menurut data Pew Research Center. Jika ajakan Swift ini bisa membawa beberapa orang yang sebelumnya tidak memilih ke tempat pemungutan suara, Harris kemungkinan besar akan mendapatkan keuntungan.

Dukungan selebriti seperti Swift "juga menjadi perhatian bagi orang-orang yang tidak tertarik dengan politik dan hanya sedikit atau bahkan tidak memperhatikan liputan media tentang pemilu dan politik,” kata ilmuwan komunikasi Cordula Nitsch dan Katja Friedrich, dalam sebuah pernyataan yang dibagikan kepada DW.

"Taylor Swift memiliki 284 juta pengikut di Instagram. Dan dukungan seperti ini sering kali menjadi pengait untuk pemberitaan lanjutan di media dan dengan itu menjangkau audiens yang lebih besar lagi.”

Kekuatan jangkauan sang penyanyi terlihat jelas tahun lalu. Pada Hari Pemilihan Umum Nasional 2023, Swift juga membagikan pesan singkat melalui Instagram yang mendorong para penggemarnya untuk pergi memilih.

Vote.org melaporkan, sebanyak 35.252 pendaftaran baru tercatat pada hari itu, angka yang 23% lebih tinggi dibandingkan dengan hari yang sama di tahun 2022. Meskipun tidak jelas berapa banyak dari pendaftar itu yang terkait dengan pesan Swift, Vote.org melaporkan adanya lonjakan partisipasi sebesar 1.226% dalam waktu satu jam setelah unggahan tersebut.

Dukungan selebriti dapat 'memengaruhi keputusan'

Biasanya, kata Longoria, "keberpihakan adalah prediktor terkuat dalam pemilihan suara; Demokrat memilih Demokrat dan Republik memilih Republik.”

Jadi, meski ada beberapa kasus di mana para selebriti mulai menyuarakan pendapat mereka jelang pemilu ini bisa benar-benar memiliki dampak, selain Swift, seperti dukungan dari pembawa acara TV Oprah Winfrey untuk Barack Obama pada pemilu 2008 juga dianggap penting. Mereka biasanya tidak mempengaruhi para pemilih yang sudah mantap dengan pilihannya.

"Dukungan menarik banyak perhatian, tapi tidak akan mempengaruhi pemilih yang memiliki opini politik yang kuat,” kata Nitsch dan Friedrich. "Namun, ketika ada sejumlah besar pemilih yang belum menentukan pilihan dan para kandidat bersaing dengan sengit, dukungan itu bisa jadi hal yang menentukan.”

Jajak pendapat di AS menunjukkan bahwa persaingan antara Harris dan Trump begitu sengit. Meskipun tidak mungkin untuk menentukan secara pasti apa dampak dari dukungan Swift terhadap Harris ini, hasil dari Pemilu AS 2024 kali ini akan segera terlihat setelah Hari Pemilihan pada tanggal 5 November mendatang.

Carla Bleiker
Carla Bleiker Editor, channel manager, dan reporter yang berfokus pada politik AS dan sains@cbleiker