1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikAmerika Serikat

Debat Harris-Trump: Bahas Ekonomi hingga Perang Gaza-Ukraina

11 September 2024

Dalam debat pertama, Harris menyerukan gencatan senjata dan solusi dua negara, sementara Trump mengeklaim konflik tak akan terjadi jika dia masih menjabat sebagai presiden AS.

https://p.dw.com/p/4kUKl
Debat Capres AS 2024 Trump-Harris
Mulai dari persoalan ekonomi hingga bahas perang dan konflik, jadi topik pada debat antara Harris (kanan) dan Trump (kiri)Foto: Saul Loeb/AFP/Getty Images

Kamala Harris dan Donald Trump bertemu untuk pertama kalinya dalam acara debat. Kedua calon presiden Amerika Serikat (AS) itu terlihat saling berjabat tangan, sebelum naik ke podium masing-masing.

Topik pertama adalah ekonomi dan biaya hidup. Pembawa acara ABC News, David Muir, bertanya kepada Harris, apakah kondisi warga Amerika lebih baik dibandingkan empat tahun lalu sehubungan dengan kenaikan harga.

Harris tidak menjawab pertanyaan itu secara langsung, tetapi ia justru menguraikan rencana-rencana ekonominya jika dia menjabat sebagai presiden. Ia juga menyebut soal laporan Goldman Sachs yang mengatakan masa jabatan Harris ini akan memperkuat ekonomi AS, sementara kebijakan Trump hanya akan menghambat pertumbuhan. 

Trump justru mengkritik kenaikan harga barang pokok selama masa jabatan Presiden AS Joe Biden. Dia juga mengeklaim bahwa Harris "meniru rencana ekonomi Biden”.

Trump dan Harris terlihat saling berjabat tangan
Trump dan Harris terlihat saling berjabat tangan sebelum debat Capres AS 2024 dimulaiFoto: Brian Snyder/REUTERS

Harris dan Trump tentang perang Israel-Hamas di Gaza

Trump dan Harris juga ditanya tentang bagaimana keduanya akan mengakhiri perang Israel-Hamas di Gaza.

Harris mengulangi beberapa pernyataannya, dan mengatakan pihak Israel memiliki hak untuk membela diri setelah serangan teror Hamas pada tanggal 7 Oktober yang menewaskan sekitar 1.200 warga Israel tahun lalu.

Namun, Harris juga menambahkan bahwa hal terpenting saat ini adalah bagaimana Israel bertindak. "Perang ini harus berakhir,” katanya, seraya menegaskan: "Perang ini harus segera berakhir.”

Ia kemudian menyerukan adanya gencatan senjata di Gaza dan pembebasan para sandera yang ditahan oleh Hamas. Harris mengatakan, "kita harus menyusun rencana untuk solusi dua negara” yang menjamin keamanan bagi warga Israel dan "dalam porsi yang sama” untuk warga Palestina.

Trump juga ditanya tentang topik yang sama. Dia menjawabnya dengan mengeklaim bahwa konflik itu tidak akan "pernah dimulai” jika dia masih menjabat sebagai presiden.

"Dia (Harris) benci Israel. Jika dia yang jadi presiden, saya yakin Israel tidak akan ada lagi dalam dua tahun mendatang,” kata Trump. Ia menambahkan, kalau Harris juga "benci penduduk Arab” karena "seluruh wilayah akan dihancurkan.”

"Saya akan menyelesaikannya dengan cepat,” ujar Trump, seraya menambahkan bahwa perang Rusia-Ukraina juga akan berakhir ketika dia terpilih kembali.

Harris telah berulang kali menekankan tekadnya untuk mendukung keamanan Israel dan membantah klaim Trump terhadap dirinya.

Dia juga menyerang Trump, dan mengatakan bahwa para pemimpin dunia justru menertawakan Trump, bahkan para pemimpin militer menyebut Trump memalukan.

Debat memanas saat bahas invasi Rusia ke Ukraina

Kedua kandidat juga saling bertukar serangan saat membahas soal invasi Rusia ke Ukraina.

"Saya ingin perang dihentikan. Saya ingin menyelamatkan banyak orang,” kata Trump, seraya mengeklaim bahwa pemerintahan Joe Biden justru mengizinkan terjadinya invasi tersebut. Pada saat yang sama, Trump juga mengelak saat ditanya apakah ia ingin Ukraina "memenangkan” perang tersebut.

Sementara Harris mengatakan Trump jutru hanya akan mengalah dan membiarkan Presiden Rusia Vladimir Putin mengambil alih Ukraina.

"Jika Donald Trump menjadi presiden, Putin akan duduk di Kyiv saat ini juga,” kata Harris. Wakil Presiden AS itu juga mengatakan bahwa para pemimpin Eropa justru merasa lega karena Trump tidak menjabat.

Trump dan Harris di layar televisi
Selama debat, Harris sering kali mencoba untuk mengusik TrumpFoto: Alex Wong/Getty Images

Pernyataan penutup Harris dan Trump

Di akhir debat, Harris dan Trump sama-sama memberikan pernyataan penutup mereka.

Dalam pernyataannya, Harris mengulangi slogan yang sering diutarakannya selama kampanye: "Kami tidak akan mundur.”

Harris mengatakan bahwa pendekatannya "berfokus pada masa depan” dan ia menambahkan bahwa "kita dapat memetakan jalan baru ke depan.”

Selama pidatonya, Trump mengatakan bahwa Harris, sebagai bagian dari pemerintahan Biden, telah gagal "memperbaiki jalur perbatasan” dan "menciptakan lapangan kerja.”

"Dia harus pergi saat ini juga, pergi ke Gedung Putih yang indah itu, pergi ke Capitol, kumpulkan semua orang, dan lakukan hal-hal yang ingin Anda lakukan, tetapi belum Anda lakukan, Anda tidak akan lagi mampu melakukannya,” kata Trump.  

kp/ha (AP, AFP, Reuters)