1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
EkonomiJerman

Hotel dan Restoran di Jerman Kesulitan Mencari Staf Pekerja

Arthur Sullivan
14 September 2021

Ketika restoran dan hotel di Jerman mulai beroperasi lagi setelah lama mengalami lockdown, kini sektor ini mengalami kelangkaan tenaga kerja. Banyak pekerja sudah beralih profesi, atau sudah mencari kerja di negara lain.

https://p.dw.com/p/40G5n
Restoran dan Cafe di Jerman kekuarangan pekerja
Restoran dan Cafe di Jerman kekuarangan pekerjaFoto: Christoph Schmidt/dpa/picture alliance

Di Berlin, banyak restoran dan hotel sekarang memasang pengumuman dengan tulisan besar dan mencolok "Dicari Pekerja". Jerman secara keseluruhan mengalami kelangkaan serius di sektor perhotelan, restoran dan cafe. Juga sebelum ada pandemi, kelangkaan tenaga kerja sebenarnya sudah terasa. Tapi saat ini, masalahnya menjadi akut dan memusingkan para pengusaha hotel dan restoran.

Selama 18 bulan terakhir, hotel dan restoran tidak bisa berfungsi penuh, harus tutup total atau hanya bisa menerima tamu dengan kapasitas 50 persen. Ketika sekarang dilakukan pelonggaran, terutama perusahaan kecil mengalami kesulitan mendapatkan tenaga kerja.

"Ini sulit, karena selama lockdown kami hanya membutuhkan sedikit staf: satu di dapur dan satu di depan untuk melayani pembeli yang harus membawa pulang makanannya," kata Jonathan O'Reilly, pemilik Crazy Bastard Kitchen di distrik Berlin. "Sekarang, untuk bisa melayani 30 atau 40 orang yang duduk di meja, kami harus dengan cepat melipatgandakan pekerja."

Deutschland | Restaurant Crazy Bastard Kitchen in Berlin
Jonathan O'Reilly (kanan) di pintu restorannya di BerlinFoto: Jonathan O'Reilly

Kelangkaan pekerja yang dramatis

Hal yang sama dialami Rebecca Lynch, pengelola restoran Salt n Bone di kawasan Prenzlauer Berg. Dia mengatakan, belum pernah sebelumnya dia mengalami kesulitan seperti sekarang menemukan pekerja baru. Dia sudah menghabiskan lebih 2.000 euro untuk memasang iklan agar bisa menemukan pekerja selama masa liburan di bulan-bulan musim panas.

"Biasanya, kami akan menerima 20 atau 30 lamaran untuk satu posisi," katanya. "Kali ini sepi. Kami mendapat lamaran dari orang-orang yang jauh, yang hanya akan pindah jika kami menemukan apartemen untuk mereka."

"Kekurangan staf di industri perhotelan sangat dramatis," kata Jonas Bohl, juru bicara Serikat Pekerja Makanan, Minuman, dan Katering Jerman NGG, kepada DW. "Pada tahun lalu saja, sekitar 300.000 karyawan meninggalkan industri ini. Banyak yang tidak akan kembali." NGG memperkirakan, satu dari enam pekerja di sektor ini telah pergi. Pertanyaannya sekarang adalah, berapa banyak dari mereka yang akan kembali?

Bayaran rendah dan kurang atraktif bagi pekerja

Selama beberapa bulan terakhir, pemilik dan pengelola seperti Jonathan O'Reilly dan Rebecca Lynch mengamati tren ini. Situasi tidak pasti membuat perencanaan jadi sulit. Ketika mendadak situasi berubah dan hotel dan restoran bisa beroperasi lagi, tidak mudah mengumpulkan staf pekerja.

Situasi seperti ini tidak hanya dialami Jerman. Di seluruh Eropa, sektor perhotelan mengalami kekurangan staf yang serius. Terutama di masa-masa pelonggaran lockdown, hotel dan restoran susah payah mencari pekerja. Juga di banyak sektor jasa lain.

Jonas Bohl, juru bicara serikat pekerja NGG, mengeritik pihak pengusaha dan asosiasi perhotelan maupun restoran, yang sejak lama tidak mangantisipasi situasi ini

"Sudah terlalu lama, pengusaha dan asosiasi telah berbuat terlalu sedikit untuk membuat industri ini lebih atraktif (buat pekerja)," katanya kepada DW. "Upah rendah, bahkan sangat rendah, jam kerja terlalu lama, kualitas pendidikan dan pelatihan terlalu buruk. Kegagalan dari masa lalu ini sekarang terasa dampaknya, dan merugikan industri ini sendiri."

(hp/pkp)