1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Ketika Pariwisata di Berlin Bangkit Lagi

8 September 2021

Hotel, restoran, dan tempat budaya sebagian besar tetap tutup di Berlin selama paruh pertama 2021. Sekarang mulai ada tanda-tanda pemulihan, sejak lockdown diperlonggar mulai Juni lalu.

https://p.dw.com/p/401uG
Alexanderplatz di Berlin, 2019
Alexanderplatz di Berlin, 2019Foto: Schoening/Bildagentur-online/picture alliance

Menyaksikan kerumunan orang yang berkumpul di salah satu sudut kota Berlin akhir Agustus lalu adalah pemandangan baru, terutama karena orang-orang tampaknya semua riang. Banyak restoran dan tempat makan cepat saji yang beroperasi lagi, toko-toko dan bar juga ramai pengunjung.

Dilihat dari keriuhan yang ramai, orang bisa berpikiran bahwa sektor pariwisata di Berlin telah benar-benar pulih. Namun, situasinya tentu masih jauh dari normal, apalagi untuk mengejar kemerosotan akibat pandemi tahun 2020. Selama tahun 2020, Berlin mencatat sekitar 12 juta penginapan di hotel-hotel. Tidak sampai setengahnya dari angka tahun 2019.

Statistik tahun ini bahkan lebih suram lagi, setidaknya untuk paruh pertama. Menurut Kantor Statistik Berlin-Brandenburg, antara Januari sampai Juni 2021 ada sekitar 2,5 juta penginapan, turun 61% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Kehilangan 150 juta euro setiap minggu

Burkhard Kieker, dari agen pemasaran kota "visitBerlin", memperkirakan industri pariwisata Berlin kehilangan omset sekitar €150 juta setiap minggu selama paruh pertama 2021. Bukan hal mengejutkan, karena sektor perhotelan dan budaya di Berlin sebagian besar tutup selama enam bulan pertama tahun ini. Hotel dan penginapan hanya diizinkan menampung pelancong bisnis. Restoran juga dibatasi hanya bisa menjual makanan untuk dibawa pulang.

Philipp Davidoff, manajer restoran Lindenbräu
Philipp Davidoff, manajer restoran tradisional Jerman "Lindenbräu"Foto: Benjamin Restle/DW

Selain itu, individu yang ingin masuk ke Jerman dari Uni Eropa atau kawasan Schengen hanya dapat melakukannya untuk alasan mendesak. Untuk mengatasi laju infeksi virus corona, pemerintah Jerman secara efektif memang menghentikan pariwisata.

Angka-angka Kantor Statistik Berlin-Brandenburg memberi gambaran situasinya secara jelas. Antara Januari dan Juni 2021, tidak sampai 20% turis yang datang ke Berlin berasal dari luar negeri. Sebagai perbandingan, pada 2019, hampir separuh pengunjung Berlin berasal dari luar negeri.

Musim panas yang sulit

Bisnis yang bergantung pada wisatawan asing memang mengalami pukulan berat, kata Philipp Davidoff, manajer restoran di Sony Center, salah satu tujuan wosata utama yang terletak di Potsdamer Platz.

Biasanya, restorannya Lindenbräu dipenuhi tamu internasional dari Inggris, AS, Spanyol, Italia, dan Prancis. Restorannya memang mengkhususkan diri menjual makanan dan bir tradisional Jerman yang terkenal. Untuk menebus penurunan omset karena anjloknya pengunjung asing tahun ini, Philipp Davidoff mulai menawarkan layanan makan siang untuk pekerja kantoran lokal. "Itu berlangsung cukup baik," katanya. Meski begitu, omzetnya masih jauh di bawah masa sebelum pandemi.

Cole Reulbach, warga Amerika berusia 28 tahun yang menawarkan jasa memandu tur berbahasa Inggris di Berlin, tentu paling merasakan kemerosotan itu.  Bulan-bulan musim panas, katanya, biasanya paling menguntungkan. Karena itulah masa-masa jumlah wisatawan tertinggi yang mengunjungi ibu kota Jerman. Namun, tahun ini situasinya "sangat tidak stabil", ujarnya.

Pemandu wisata Reulbach bersama tamunya di salah satu lokasi wisata sejarah
Pemandu wisata Reulbach bersama tamunya di salah satu lokasi wisata sejarahFoto: Benjamin Restle/DW

"Biasanya, sepanjang tahun saya setidaknya melayani 10 sampai 15 orang di hari biasa, 15 atau 25 orang di akhir pekan." Cole, yang pindah ke Jerman pada usia 20 tahun, tidak berharap banyak untuk musim panas tahun ini. "Pada dasarnya, saya sudah mengharapkan itu, dalam arti situasinya akan tidak bagus."

Turis mulai kembali

Namun kini, pariwisata mulai bangkit sejak Berlin melakukan pelonggaran. Bulan Mei lalu, hotel dan penginapan lainnya dibuka kembali untuk wisatawan. Restoran dan bar juga bisa menerima pengunjung lagi, awalnya hanya di luar, mulai bulan Juni sudah diizinkan makan di dalam ruangan. Bioskop, teater, gedung opera, dan tempat konser juga sudah dibuka lagi. Bahkan klub malam Berlin diizinkan beroperasi lagi dengan aturan kesehatan yang lebih ketat.

"Berlin sudah menunggu lama untuk buka lagi," kata Burkhard Kieker kepada DW. Thomas Lengfelder, ketua asosiasi hotel dan restoran DEHOGA Berlin mengatakan, tingkat hunian hotel naik lebih 66% pada Agustus 2021, naik dari 44% pada waktu yang sama tahun sebelumnya. Namun demikian, ini masih jauh lebih rendah dari level Agustus 2019, katanya.

Thomas Lengfelder mengatakan, tantangan utama para pengelola hotel adalah pemesanan sekarang cenderung dilakukan spontan pada menit-menit terakhir. Bagaimanapun, para pemilik hotel, operator tur, dan bisnis wisata lainnya senang melihat kembalinya para turis. Hal terakhir yang mereka inginkan adalah jika ada lockdown lagi.

(hp/ha)