1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Kesehatan

WN Cina dari Bali Positif COVID-19, Dimana Tertularnya?

13 Februari 2020

Kemenkes jelaskan dua kemungkinan penularan COVID-19 terhadap warga negara Cina yang dinyatakan positif pada 5 Februari, setelah pulang dari Bali.

https://p.dw.com/p/3XihG
Konferensi pers bersama Achmad Yurianto dari Kemenkes
Foto: DW/D: Purba

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) angkat bicara terkait warga negara Cina bernama Jin, yang dilaporkan positif virus corona (COVID-19) pada 5 Februari sepulang dari Bali. 

Terkait hal ini, Kemenkes melakukan dua alternatif untuk melacak kemungkinan penularan virus ini terhadap WN Cina tersebut. Dua kemungkinan itu adalah pada saat Jin berada di Indonesia (27 Januari) dan pada saat Jin berada di Shanghai (28 Januari). Jin diketahui melakukan penerbangan dari Wuhan menuju Bali pada tanggal 12 Januari dan bertolak pulang ke Shanghai pada tanggal 28 Januari. 

Sekretaris Direktur Jenderal (Setditjen) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Achmad Yurianto melalui telekonferensi pada Kamis (13/02), mengakui bahwa Kemenkes pertama kali melakukan konfirmasi kepada maskapai penerbangan yang ditumpangi oleh Jin di 12 Januari.

Hasilnya, Kemenkes menemukan ada 2 penumpang dengan nama Jin yang melakukan penerbangan dari Wuhan ke Bali, yaitu satu orang dewasa dan satu anak-anak.

Sementara hasil konfirmasi penerbangan pulang dari Bali menuju Shanghai pada tanggal 28 Januari, Kemenkes kemudian menemukan 6 orang dengan nama Jin.

Dari hasil konfirmasi tersebut, Yuri mengakui kecurigaan hanya difokuskan kepada dua orang bernama Jin, yaitu yang anak-anak dan dewasa.

Di sisi lain, Kemenkes juga mencoba melihat perhitungan waktu terkait penularan COVID-19 yang diduga menginfeksi Jin. Menurutnya jika Jin dikonfirmasi positif corona pada tanggal 5 Februari, ini artinya Jin telah melewati masa inkubasi virus sebelum akhirnya dinyatakan positif.

Yuri mengakui acuan inkubasi yang dipakai adalah 10 hari karena menurutnya di Cina rata-rata masa inkubasi virus hingga pasien dinyatakan positif adalah di hari ke-10.

Dengan demikian jika dihitung mundur 10 hari sejak tanggal 5 Februari, Yuri menyebut Jin diduga terpapar virus di tanggal 27 atau 28 Januari. Beberapa analisis pun dilakukan di dua tanggal ini.

Barang kebutuhan bagi kota Wuhan yang terisolir
Para pekerja sukarela tengah memuat barang kebutuhan bagi warga Wuhan yang terkurungFoto: Shi Peng

 27 Januari

Untuk melihat kemungkinan penularan di tanggal 27 Januari,  Yuri menyebut melakukan beberapa analisis data terkait virus corona ini. 

Menurutnya pada tanggal 27 Januari, Indonesia sudah menerima spesimen pemeriksaan virus terhadap 14 orang dari Bali, yang terdiri dari 2 WNI dan 12 WNA.

''Hasilnya, semuanya negatif,'' ujar Yuri. 

Analisis data juga dilakukan terhadap sentenil ILI (Influenza-Like Illness) dan survei pneumonia berat. Hasilnya, pada periode itu ia mengaku tidak ada penambahan data.

''Sehingga ada kemungkinan seandainya 27 (Januari) itu adalah variable kemungkinan masuknya virus, maka sepertinya tidak mendukung situasi Bali untuk dia teirnfeksi,'' pungkas Yuri.

28 Januari

Lebih lanjut, Yuri kemudian membandingkan kemungkinan penularan yang dialami Jin pada tanggal 28 Januari, ketika ia sudah berada di Shanghai. Ia menyebut, Kemenkes memeriksa riwayat aktivitas yang dilakukan oleh Jin di Shanghai. Ia mengatakan bahwa melalui pemeriksaan ini, Jin sangat mungkin diduga  tertular virus di Shanghai.

"Ternyata aktifvitas yang kita patut duga setelah dia turun dari bandara, naik taksi, naik kendaraan umum, jalan kesana kemari dihadapkan pada sentenil ILI sangat-sangat mungkin terjadi penularan disana,'' jelasnya.

Tak sampai disitu, Yuri menyebut bahwa Kemenkes masih terus mendalami kemungkinan penularan COVID-19 yang dialami Jin melalui riwayat aktivitasnya di Bali. 

''Yang terakhir kita sedang mencoba melacak di imigrasi sepanjang dia di Indonesia dari tanggal 12 sampai 28 kemana saja. Kita juga mencoba bertanya setelah identitasnya Jin siapa yang lengkap, kita akan coba cari di hotel (tempat ia menginap),'' tuturnya. 

Perkuat pengawasan di Bali

Yuri menambahkan dengan riwayat perjalanan turis Cina tersebut ke Bali, maka perlu ada peningkatan pengawasan terkait penyebaran COVID-19.

‘’Tetapi bagi kita sebenarnya bukan berbicara tentang si Jin ini, tapi bagaimana kita melakukan proteksi yang kuat deteksi yang cermat di bali,’’ ujarnya.

Hal ini menurutnya perlu dilakukan sebagai antisipasi pencegahan penyebaran virus tersebut.

‘‘Jangan sampe menjadi sebuah hotspot atau epicentrum baru yang membingungkan kita,'' katanya.

Sementara itu, Direktur Operasi Garuda Indonesia, Capt Tumpal M Hutapea mengatakan pihaknya 

telah menyemprotkan disinfektan, tidak hanya pada pesawat yang digunakan Jin tapi juga seluruh pesawat yang melakukan penerbangan dari dan menuju Cina.

"Komitmen ini kami lakukan untuk memperkuat upaya ansitipatif penyebaran virus khususnya pada lini layanan transportasi udara," ujar Tumpal seperti dilansir dari Viva. 

gtp/pkp/ (dari berbagai sumber)