1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KonflikLebanon

Upaya Internasional Evakuasi Warganya dari Lebanon

3 Oktober 2024

Berbagai negara persiapkan skenario evakuasi warganya dari Lebanon, untuk berjaga apabila konflik semakin panas. Cina sudah evakuasi warga, sedangkan Prancis belum.

https://p.dw.com/p/4lNDv
Sebuah pesawat lepas landas dari Bandara Beirut, foto diambil pada 1 Oktober 2024
Bandara di Beirut, Lebanon, sejauh ini masih beroperasiFoto: Murat Sengul/Anadolu/picture alliance

Negara-negara Barat menyusun rencana darurat untuk mengevakuasi warganya dari Lebanon, menyusul eskalasi dramatis dalam konflik antara Israel dan milisi bersenjata Lebanon, Hizbullah, ditambah dengan serangan rudal Iran ke Israel pada hari Selasa (01/10).

Belum ada yang meluncurkan evakuasi militer skala besar. Beberapa negara menyewa pesawat terbang swasta karena bandara Beirut tetap buka. Berikut adalah rincian tentang perencanaan darurat sejumlah negara:

Prancis belum perintahkan evakuasi

Jerman telah mengevakuasi staf kedutaan yang tidak terlalu diperlukan, keluarga pekerja kedutaan, dan warga negara Jerman yang rentan secara medis dari Lebanon. Jerman juga akan mendukung warga lainnya yang mencoba pergi dari sana, kata Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Pertahanan dalam pernyataan bersama pada hari Senin (30/09).

Hingga berita ini dipublikasi, Prancis belum mengeluarkan perintah evakuasi, meski sudah punya rencana untuk itu dalam beberapa bulan terakhir. Rencana darurat saat ini berpusat di Siprus dan bandara Beirut. Prancis juga sedang membahas evakuasi melalui Turki.

Prancis punya kapal perang di wilayah tersebut, sementara kapal induk helikopter Prancis akan tiba di Mediterania timur dalam beberapa hari mendatang, dan bersiaga di posisinya untuk merespons cepat jika ada perintah evakuasi.

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru! 

Kementerian Luar Negeri Yunani mendesak warganya untuk meninggalkan Lebanon dan menghindari perjalanan ke sana. Yunani menyiapkan sebuah kapal fregat jika bantuan dibutuhkan.

Sedangkan Siprus meminta Yunani untuk menyediakan pesawat guna membantu mengevakuasi warganya. Diperkirakan ada 1.000 hingga 1.500 warga Siprus di Lebanon, meskipun jumlah yang ingin hengkang dari Lebanon diperkirakan jauh lebih rendah.

Turki juga berjaga untuk kemungkinan evakuasi warga Turki dari Lebanon melalui udara dan laut.Ankara bekerja sama dengan sekitar 20 negara, untuk kemungkinan evakuasi warga negara asing lewat Turki. Sekitar 14.000 warga negara Turki terdaftar di konsulat di Lebanon, tetapi jumlah akuratnya belum dipastikan.

Sejumlah orang dievakuasi dari Lebanon
Orang dari berbagai negara dievakuasi dariLebanon dengan pesawat pemerintah Bulgaria.Foto: Stoyan Nenov/REUTERS

Australia dan Kanada

Negara ini menyediakan ratusan kursi pesawat bagi warganya untuk meninggalkan Lebanon, dan telah menerbangkan pesawat militer ke Siprus sebagai bagian dari rencana darurat. Rencana darurat Australia mencakup evakuasi lewat laut. Pemerintah Australia mendesak sekitar 15.000 warganya di Lebanon untuk meninggalkan negara itu selagi bandara Beirut tetap buka.

Berita dari Kanada menunjukkan,  negara itu akan bekerja sama dengan Australia dalam mengevakuasi warga negaranya melalui laut. Rencana tersebut melibatkan kontrak kapal komersial untuk mengangkut 1.000 orang per hari, lapor surat kabar Toronto Star. 

Warga Lebanon mengungsi
Warga Lebanon mencari tempat perlindungan di tengah eskalasi konflik dengan Israel.Foto: Basili Sandro/ABACA/IMAGO

Dari Belgia hingga Cina

Kementerian Luar Negeri Belgia menyarankan warga negaranya untuk segera meninggalkan negara itu, tulis kantor berita Belga. Demikian juga Kementerian Luar Negeri Denmark yang mendesak warga negaranya hengkang dari Lebanon sesegera mungkin. Namun Denmark mengatakan belum memulai evakuasi, karena masih ada penerbangan komersial yang keluar dari Lebanon.

Maskapai penerbangan Lebanon Middle East Airlines akan mengerahkan penerbangan tambahan dari Beirut ke berbagai tujuan di Eropa, untuk memenuhi permintaan perjalanan komersial ke luar negeri, kata kementerian luar negeri Denmark dalam sebuah pernyataan.

Sementara Cina telah mengevakuasi lebih dari 200 warga negaranya dengan selamat, kata kantor berita resmi Xinhua. 

Italia dan Belanda

Italia memangkas staf diplomatik dan meningkatkan personel keamanan di kedutaan besarnya di Beirut. Menteri Luar Negeri Antonio Tajani berulang kali mendesak warga Italia untuk meninggalkan negara itu, dan meminta jaminan dari Israel atas keselamatan pasukan penjaga perdamaian Italia di wilayah tersebut.

Belanda akan mengirim pesawat militer untuk memulangkan warga negaranya dari Lebanon dengan dua penerbangan pada 4 dan 5 Oktober, kata Kementerian Pertahanan Belanda pada hari Rabu. Penerbangan ke pangkalan udara militer di Eindhoven juga akan tersedia bagi orang-orang dari negara lain, jika ada masih tersedia cukup ruang untuk mereka. 

Warga Lebanon mengungsi ke tenda di Beirut
Warga Lebanon terpaksa meninggalkan rumah karena serangan Israel berusaha melanjutkan hidup mereka, foto diambil pada 2 Oktober 2024.Foto: Ugur Can/ABACA/abaca/picture alliance

Inggris dan Amerika Serikat

Inggris telah menempatkan sekitar 700 tentara ke Siprus, memperkuat aset militernya, termasuk mengerahkan dua kapal Angkatan Laut Kerajaan. Negara itu juga memiliki dua pangkalan militer di Siprus. Pada Rabu (02/10) Inggris menyewa sebuah penerbangan swasta untuk mengangkut warga negaranya, dan penerbangan sewaan tambahan akan menyusul, kata sumber diplomatik.

Sementara Amerika Serikat memerintahkan puluhan tentara yang dikerahkan ke Siprus untuk membantu mempersiapkan skenario evakuasi warga Amerika dari Lebanon. Negara itu bekerja sama dengan maskapai penerbangan swasta untuk menambah penerbangan dari Lebanon, dengan lebih banyak kursi untuk warga AS, kata Departemen Luar Negeri, Selasa (01/10).

ae/as (Reuters)