1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KonflikIndonesia

159 WNI Masih di Lebanon, Kemlu Desak Ikut Evakuasi

2 Oktober 2024

Sejauh ini sudah 25 WNI dievakuasi. Sementara mayoritas WNI lainnya memilih tetap tinggal karena pertimbangan pribadi.

https://p.dw.com/p/4lKTr
Warga yang melarikan diri dari pemboman Israel di pinggiran selatan Beirut, berkumpul dengan sebagian barang-barang mereka di Martyrs Square di pusat ibu kota Lebanon, 28 September 2024.
Warga yang melarikan diri dari pemboman Israel di berkumpul di Martyrs Square di pusat ibu kota Lebanon, Beirut.Foto: JOSEPH EID/AFP

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi untuk segera mengevakuasi WNI dari Lebanon. Kemlu dan KBRI Beirut pun terus berusaha mendorong WNI agar mau dievakuasi.

Direktur Pelindungan WNI dan BHI Kemlu RI Judha Nugraha awalnya menjelaskan bahwa KBRI Beirut sudah menetapkan Siaga 1 di Lebanon Selatan. Namun, sejak 4 Agustus 2024 lalu, Siaga 1 diberlakukan untuk seluruh Lebanon.

"KBRI Beirut telah menetapkan Siaga 1 untuk Lebanon selatan pada Oktober 2023 ketika pecah perang di Gaza. Status ditingkatkan menjadi Siaga 1 untuk seluruh Lebanon pada tanggal 4 Agustus 2024," ujarnya kepada wartawan, Rabu (2/10/2024).

Dia menuturkan bahwa sejauh ini sudah 25 WNI dievakuasi. Sementara mayoritas WNI lainnya memilih tetap tinggal karena pertimbangan pribadi.

"Sesuai rencana kontingensi, Kemlu dan KBRI Beirut telah mempersiapkan evakuasi bagi para WNI. Sejak penetapan Siaga 1, KBRI Beirut telah berhasil mengevakuasi 25 WNI dan saat ini sudah berada di Indonesia. Sedangkan mayoritas WNI lainnya memilih untuk tetap tinggal di Lebanon dengan berbagai pertimbangan pribadi," ujarnya.

Tercatat masih ada 159 WNI yang menetap di Lebanon. Sebagian besar dari mereka adalah WNI yang menikah dengan warga Lebanon dan WNI mahasiswa.

"Saat ini terdapat 159 WNI yang tercatat menetap di Lebanon. Mayoritas adalah WNI yang menikah dengan warga negara setempat dan WNI mahasiswa," ungkapnya.

Lebih lanjut, Kemlu dan KBRI Beirut telah mengimbau agar para WNI meningkatkan kewaspadaan, menghindari lokasi lokasi yang rawan dan meminimalkan pergerakan hanya dan segera mengikuti proses evakuasi.

"Kemarin pada 30 September, Kemlu dan KBRI Beirut kembali adakan pertemuan virtual dengan para WNI di Lebanon untuk update situasi keamanan terakhir, menjelaskan langkah-langkah evakuasi dan mendorong para WNI untuk bersedia ikut proses evakuasi," ujarnya.

Sebagaimana diketahui, Israel terus melancarkan serangan ke Lebanon yang menyebabkan ribuan orang tewas. Presiden Jokowi pun memerintahkan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi untuk mengevakuasi WNI dari Lebanon secepatnya.

"Kementerian luar negeri, Bu Menteri sudah saya perintahkan untuk menindaklanjuti apa yang sudah saya sampaikan agar keselamatan perlindungan warga negara kita dinomorsatukan, evakuasi disegerakan," ujar Jokowi di RSUD Kefamenanu, Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur, Rabu (3/10/2024).

Terkini, jumlah korban tewas akibat serangan Israel di Lebanon menjadi 1.030 dengan 6.352 cedera sejak 16 September.

Diketahui, Hizbullah dan Israel telah terlibat dalam perang lintas perbatasan sejak dimulainya serangan Israel di Jalur Gaza, yang telah menewaskan hampir 41.600 orang. Serangan udara besar-besaran baru-baru ini oleh Israel juga menewaskan pemimpin kelompok Lebanon tersebut, Hassan Nasrallah.

Baca artikel Detiknews

Selengkapnya: "159 WNI Masih di Lebanon, Kemlu Desak Ikut Evakuasi".