1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

140909 Iran EU-Außenminister

14 September 2009

Kesediaan Iran untuk kembali berunding dengan masyarakat internasional terkait dengan program atomnya juga disambut baik oleh Uni Eropa. Namun begitu belum terlihat adanya tanda-tanda kemajuan dalam tema konflik atom.

https://p.dw.com/p/Jf8M
Diharapkan juru runding Iran, Jalili, kembali bertemu juru runding EU, Solana, 1 Oktober mendatang.Foto: AP

Mereka kembali berdialog. Selama berbulan-bulan tidak ada perundingan antara Teheran dan masyarakat internasional. Namun sekarang pemerintah Iran bersedia memulai pembicaraan baru. Tanggal yang disepakati adalah 1 Oktober. Ini disambut baik oleh semua pihak. Misalnya oleh Menteri Luar Negeri Swedia Carl Bildt. Swedia saat ini memimpin Dewan Uni Eropa. Sebelum bertemu dengan rekan sejawatnya, Bildt mengatakan, "Pertemuan ini pada dasarnya adalah langkah positif. Memang kita masih harus lihat seberapa positif jadinya."

Di samping Uni Eropa, Amerika Serikat juga menyambut baik dimulainya kembali perundingan. Meski pemerintah AS sebenarnya terkejut, karena proposal sepanjang lima halaman yang diberikan Teheran minggu lalu tidak menyebut kata program atom sekalipun. Juru runding atom Iran mengusulkan untuk membicarakan tema-tema seperti keamanan regional dan kerja sama multilateral. Dokumen tersebut tidak menjelaskan apa pun tentang program nuklir Iran, demikian dikritik oleh utusan pemerintah Jerman, Menteri Negara Günter Gloser.

Sebelum proposal ini diterima oleh kelima anggota tetap Dewan Keamanan PBB dan Jerman, Jum'at (11/09) lalu, Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad mengumumkan, bahwa tidak ada lagi hal yang perlu dibicarakan terkait program atom. Dengan ini masyarakat internasional kembali berpikir, keadaannya sama seperti setahun lalu: Teheran ingin membahas berbagai tema, tetapi mereka tidak mau menyentuh tema paling penting yaitu sengketa atomnya.

Bedanya, Amerika Serikat sekarang mempunyai presiden baru. Dalam sebuah pesan kepada rakyat Iran Presiden Barack Obama pernah mengatakan, pemerintahannya akan menyambut Iran dengan tangan terbuka. Ini artinya, perundingan tanpa prasyarat apapun. Sepertinya waktu untuk ini telah tiba.

Debat mengenai sanksi bagi Iran di Uni Eropa sekarang ini juga dihentikan. Ketua Uni Eropa dan Menteri Luar Negeri Swedia Carl Bildt lebih ingin berbicara mengenai tawaran kerja sama yang sudah disampaikan sejak tiga tahun lalu.

Namun selama ini pemerintahan di Teheran belum menunjukkan kesediaan untuk bekerja sama dengan badan-badan internasional. Kerja badan pengawas juga selalu dipersulit dan berbagai tuntutan internasional tidak digubris. Sanksi dari masyarakat internasional juga tidak menunjukkan hasil apapun.

Sementara itu Badan Energi Atom Inernasional (IAEA) menetapkan pimpinan barunya, yaitu Yukiya Amano dari Jepang. Sehubungan dengan konflik atom Iran, Amano mengatakan, Iran belum mampu membangun sebuah bom atom. Akibatnya, Amano dikritik keras oleh Amerika Serikat dan Israel karena dianggap mengikuti haluan pendahulunya, El Baradei. Kedua negara itu menuduh IAEA menahan informasi mengenai program nuklir Iran. Amano membela IAEA dengan mengatakan, tidak ada informasi yang ditahan tetapi persyaratan untuk pengawasan di Iran harus diperbaharui. Utusan Iran di Wina mengenai masalah atom, Ali Ashgar Soltanieh, berharap Amano akan mendukung penggunaan sipil energi atom.

Anggatira Rinaldi / Hans Sproß
Editor: Ziphora Robina