1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Bencana

Simpang Siur Jumlah Korban Jiwa di Lombok

9 Agustus 2018

Hingga kini belum ada kepastian mengenai jumlah korban jiwa akibat gempa bumi di Lombok. Sementara itu Facebook meminta maaf atas fitur otomatis yang 'merayakan' bencana di NTB.

https://p.dw.com/p/32rsh
Indonesien | Aufräumarbeiten nach dem Erdbeben auf Lombok
Foto: Getty Images/U. IfansastiGetty Images

Korban jiwa akibat gempa bumi di Lombok kini mencapai 347 orang, menurut klaim Badan Penanggulangan Bencana Daerah NTB. Sementara Badan Nasional Penanggulangan Bencana masih menaksir korban yang tewas sebanyak 164 orang. Gempa yang menggoyang NTB diakui "sangat destruktif" dan mengubur banyak korban di balik reruntuhan bangunan.

"Ada banyak korban yang harus dievakuasi dan belum mendapat bantuan, terutama di Lombok Utara dan Lombok Barat," kata Sutopo. Menurut catatannya sekitar 1.400 orang mengalami luka-luka serius dan lebih dari 150.000 penduduk terpaksa mengungsi dari kediamannya masing-masing.

Sebaliknya TNI menaksir korban jiwa saat ini sudah berjumlah lebih dari 380 orang.

Regu penyelamat yang terdiri atas Basarnas, BNPB, TNI, Polri dan sejumlah lembaga internasional hingga kini masih kesulitan mengakseskawasan terpencir yang terkena dampak gempa. "Kami masih menunggu penilaian untuk wilayah-wilayah terpencil di utara pulau. Tapi sudah jelas gempa bumi pada hari Minggu ini sangat destruktif," kata Christopher Rassi, Kepala Tim Evaluasi dari Palang Merah Internasional.

"Saya mengunjungi beberapa desa kemarin dan hampir semua bangunan runtuh," imbuhnya.

Facebook Minta Maaf

Sementara itu Facebook melayangkan permintaan maaf menyusul postingan yang bernada 'merayakan' bencana di NTB. Raksasa media sosial itu mengklaim algoritma yang mereka miliki terkecoh kata "selamat" dan secara otomatis membubuhi sejumlah komentar yang diunggah netizen soal korban di Lombok dengan balon dan confetti.

"Kami menyayangkan kemunculannya dalam konteks yang keliru dan kami telah mematikan fitur tersebut secara lokal,” ujar seorang juru bicara Facebook.

Facebook banyak mendulang kecaman ihwal kemunculan fitur perayaan dalam konteks gempa di Lombok. Siane Monreal, Manajer Media Sosial di Komite Internasional Palang Merah (ICRC) menilai fitur itu "tidak pantas. Ini bukan sebuah perayaan," ujarnya.

"Bayangkan jika anda menunggu berjam-jam tanpa kabar dari sanak famili. Anda menakutkan yang terburuk akan terjadi. Lalu anda membaca unggahan di Facebook yang memastikan mereka selamat, dan anda melihat balon-balon itu," imbuhnya.

rzn/hp (rtr, dpa, ap)