1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Sosial

Korban Meninggal Gempa di Lombok Capai 131 Orang

8 Agustus 2018

Korban meninggal akibat gempa berkekuatan 7,0 SR di Lombok, Nusa tenggara Barat hingga Rabu (7/8) dilaporkan telah mencapai 131 orang. Jumlah ini kemungkinan akan meningkat.

https://p.dw.com/p/32niZ
Indonesien Zerstörung Erdbeben Lombok
Foto: Reuters/Beawiharta

Juru bicara Badan Nasional Penangggulangan Bencana Alam Sutopo Purwo Nugroho mengatakan jumlah korban tewas mungkin akan meningkat karena pencarian korban masih berlanjut.

"Kita tidak tahu pasti berapa yang masih hidup di bawah reruntuhan bangunan," kata Sutopo kepada para wartawan di Jakarta.

"Ada laporan... banyak yang terkubur hidup-hidup, ini saat yang penting untuk lakukan evakuasi secepatnya," lanjutnya.

Total korban meninggal yang diumumkan sebelumnya pada Selasa (7/8) mencapai 105 orang.

Sutopo mengatakan bahwa sejauh ini pemerintah Indonesia masih mampu menangani dampak gempa tersebut tanpa bantuan internasional.

Bantuan mulai berdatangan

Saat ini bantuan mulai berdatangan dan berusaha mencapai wilayah yang masih terisolasi. Para relawan dan tim SAR mendirikan tempat penampungan sementara untuk para korban gempa yang kehilangan rumah.

Sementara itu pasokan air, makanan dan obat-obatan sudah mulai didistribusikan dengan menggunakan truk. 

Pihak militer mengatakan sudah ada lima pesawat berangkat dari Jakarta pada Rabu pagi dengan membawa makanan, obat-obatan, selimut, tenda dan air bersih.

Para pekerja dengan sejumlah peralatan berat pun kembali mencari korban di reruntuhan rumah, sekolah dan masjid. Meski demikian, harapan untuk menemukan korban yang masih hidup kian menipis.

Gubernur NTB Muhammad Zainul Majdi mengatakan mereka sangat membutuhkan tenaga medis, obat dan makanan untuk area yang paling terdampak.

"SDM kami sangat terbatas. Beberapa paramedis harus berada di tempat penampungan, namun beberapa harus ada yang bergerak ke wilayah-wilayah terdampak," kata Majdi. "Gempa dengan skala ini sangat besar bagi kami di NTB. Ini kali pertama kami mengalaminya." 

Korban trauma

Korban yang selamat juga mengalami trauma akibat kematian dan kerusakan yang terjadi.

"Saya melihat tetangga saya terjebak di reruntuhan bangunan lalu meninggal. Dia minta tolong, tapi saya tidak bisa membantu, kami cuma bisa lari menyelamatkan diri," kata seorang warga bernama Johriah.

Sementara beberapa desa terdampak gempa terlihat mati tanpa aktifitas sama sekali.

"Di beberapa desa yang kami kunjungi, kerusakan mencapai hampir 100 persen. Semua rumah rubuh, jalan-jalan retak dan jembatan hancur," kata Arifin Muhammad Hadi, juru bicara Palang Merah Indonesia.

Di beberapa di pinggir jalan atau sawah tempat terlihat tenda darurat. Banyak petani menolak meninggalkan rumah dan hewan ternak.

"Ini ciri khas korban gempa di Indonesia. Mereka mau tetap dekat dengan sumber mata pencarian mereka dan tidak bisa membawa ternak ke tempat penampungan," kata Hadi.

Sekitar 2.500 orang dirawat di rumah sakit setempat dengan luka yang cukup serius akibat gempa pada Minggu (5/8) itu. Sementara 156.000 orang lainnya kehilangan tempat tinggal. Orang-orang selama ini tidur di tenda darurat yang dibuat seadanya, banyak juga dari mereka yang tidur di luar.

Pihak berwenang mengatakan semua wisatawan telah meninggalkan pulau tujuan itu dengan menggunakan perahu. Total ada 5.000 turis telah dievakuasi.

Ini adalah gempa kedua yang mengguncang Lombok dalam kurun waktu seminggu. Sebelumnya gempa berkekuatan 6,4 SR pada 29 Juli telah merenggut nyawa 16 orang, serta meretakkan banyak struktur bangunan.

Retakan inilah yang diduga mengakibatkan lebih banyak korban jiwa pada gempa kedua. 

ae (dpa, AP, AFP, Reuters)