1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikInggris

Siapa Pewaris Kursi Boris Johnson, Sunak atau Truss?

22 Juli 2022

Kedua kandidat yang akan menggantikan Boris Johnson bertarung untuk memenangkan dukungan di partainya. Mereka akan berkampanye selama enam minggu, sebelum dipilih anggota Partai Konservatif pada September mendatang.

https://p.dw.com/p/4ETlV
Liz Truss (kiri) dan Rishi Sunak (kanan)
Elizabeth "Liz" Truss (kiri) dan Rishi Sunak (kanan)Foto: dpa/picture alliance

Elizabeth "Liz" Truss, yang merupakan favorit untuk menjadi perdana menteri Inggris berikutnya, pada hari Kamis (21/07) mengkritik saingannya Rishi Sunak atas kebijakan pajaknya saat menjadi menteri keuangan. Menteri luar negeri Inggris itu menulis di harian Daily Mail bahwa Inggris telah "berjalan ke arah yang salah tentang pajak, dengan beban pajak tertinggi dalam 70 tahun". Dia berjanji untuk membalikkan kenaikan baru-baru ini dan menangguhkan pungutan hijau pada tagihan energi.

Rishi Sunak dan Liz Truss dipilih hari Rabu (20/07) oleh anggota parlemen kubu Konservatif, sebagai kandidat pengganti Ketua Partai Konservatif Boris Johnson, yang mundur sebagai pemimpin partai 7 Juli lalu setelah berbulan-bulan tersandung skandal. Dia tetap menjadi perdana menteri sampai penggantinya dipilih. Hasil kontes kepemimpinan partai dijadwalkan berakhir pada 5 September mendatang. Pemimpin partai yang berkuasa otomatis akan menjadi perdana menteri.

Hanya sekitar 180.000 anggota Partai Konservatif yang memiliki hak suara dalam memilih pemimpin negara berikutnya. Pemilih Inggris yang lain harus menonton kampanye dari pinggir lapangan, saat para kandidat berdebat di kongres partai yang disiarkan di televisi.

Pemenang kontes Partai Konservatif tidak harus menghadapi pemilih Inggris sampai 2024, akhir reguler masa legislasi, kecuali dia memilih untuk mengadakan pemilihan umum dini. Pembuat taruhan di Inggris mengatakan, favorit mereka adalah Liz Truss, karena lebih banyak anggota Partai Konservatif yang mendukungnya daripada yang mendukung Rishi Sunak.

Debat televisi para kandidat pengganti Boris Johnson
Debat televisi para kandidat pengganti Boris JohnsonFoto: Victoria Jones/PA/AP/picture alliance

Dari 11 kandidat tersisa 2

Awalnya ada 11 kandidat yang mengajukan diri, tetapi dalam pemungutan suara putaran kelima dan terakhir di antara anggota parlemen Konservatif, Rishi Sunak memenangkan 137 suara dan Liz Truss Truss 113 suara. Calon-calon lain mendapat lebih sedikit suara.

Liz Truss berterima kasih kepada beberapa anggota parlemen di luar parlemen tak lama setelah hasil pemungutan suara diumumkan. "Saya ada di dalam ini, untuk memenangkannya," katanya kepada wartawan. Dalam sebuah pernyataan, dia menerangkan: "Sebagai perdana menteri saya akan mulai bekerja sejak hari pertama, menyatukan partai, dan memerintah sesuai dengan nilai-nilai Konservatif."

Dalam wawancara hari Kamis (21/07), Liz Truss mengatakan dia memiliki "ketangguhan" dan "ketabahan" untuk memimpin negara di masa-masa sulit. "Kita berada di masa yang sangat sulit. Kita harus berani,” katanya kepada BBC.

Rishi Sunak dan Elizabeth Truss dalam debat televisi
Rishi Sunak dan Liz Truss dalam debat televisiFoto: PA Media/dpa/picture alliance

Dianggap berkhianat

Rishi Sunak, yang menjabat menteri ekonomi Inggris selama masa pandemi sebelum mundur dari pemerintahan Boris Johnson bulan ini, mengklaim bersandar pada pemikiran Margaret Thatcher, yang kebijakan pasar bebasnya telah mengubah ekonomi Inggris secara radikal pada 1980-an.

Rishi Sunak menyebut-nyebut mantan pemimpin konservatif Margaret Thatcher, yang tetap dilihat sebagai pahlawan oleh banyak anggota partai. "Nilai-nilai saya adalah Thatcheris. Saya percaya pada kerja keras, keluarga, dan integritas," tulisnya. "Saya seorang Thatcheris, saya berlari sebagai seorang Thatcheris, dan saya akan memerintah sebagai seorang Thatcheris."

Namun, Rishi Sunak menghadapi permusuhan terbuka dari pendukung keras Boris Johnson, yang menganggapnya telah berkhianat karena mundur dari pemerintah awal bulan ini, sebuah langkah yang kemudian memaksa Boris Johnson mundur dari kursi ketua partai dan perdana menteri. Boris Johnson tetap akan menjabat sampai September mendatang, ketika pemimpin baru partai terpilih dan dilantik sebagai perdana menteri baru.

hp/ha (Reuters, AP, AFP)