1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikInggris

Rishi Sunak, Calon Kuat yang Siap Menggantikan Boris Johnson

14 Juli 2022

Enam kandidat, termasuk mantan Menteri Keuangan Rishi Sunak mencalonkan diri untuk menggantikan Boris Johnson sebagai pemimpin Partai Konservatif. Pemungutan suara akan dilanjutkan minggu depan.

https://p.dw.com/p/4E5vA
Rishi Sunak
Politisi Rishi Sunak berhasil unggul sebagai calon pengganti Boris Johnson dalam pemungutan suara pertama untuk kursi Ketua Partai KonservatifFoto: Peter Summers/Getty Images

Anggota dari Partai Konservatif di parlemen Inggris memberikan suara pada putaran pertama, Rabu (13/07), untuk memilih calon yang berpotensi menggantikan Perdana Menteri Boris Johnson yang tidak lama lagi melepaskan jabatan pemimpin partai dan pemerintahan.

Mantan Menteri Keuangan Inggris Rishi Sunak memimpin perolehan suara di antara lima calon lainnya yang lolos pada putaran pertama. Menteri Keuangan Nadhim Zahawi dan mantan Menteri Luar Negeri Jeremy Hunt tersingkir dari pemilihan setelah mereka gagal mencapai ambang batas 30 suara dalam pemungutan suara yang digelar tertutup.

Setelah tersingkir dari bursa calon, Hunt mengumumkan bahwa ia mendukung Sunak untuk posisi perdana menteri.

"Rishi adalah salah satu orang lurus paling baik dengan standar integritas tertinggi yang pernah saya temui dalam politik Inggris," kata Hunt seperti dikutip oleh Sky News. "Dan itulah mengapa saya akan bangga memiliki dia sebagai perdana menteri saya berikutnya."

Setiap putaran akan menggugurkan kandidat dengan dukungan paling sedikit sampai hanya tersisa dua kandidat, di mana anggota partai di akar rumput akan memilih pemenang akhir. Dalam praktiknya, beberapa anggota parlemen sering mencabut pencalonan mereka untuk mempercepat proses.

Boris Johnson
Sesi Prime Minister's Question menjadi ajang di parlemen Inggris bagi kubu oposisi untuk mengkritisi kebijakan yang dibuat pemerintahFoto: Jessica Taylor/UK Parliament/AP/picture alliance

Pemungutan suara pertama dilakukan setelah sesi terakhir Johnson mengikuti ‘Prime Minister's Questions', sesi debat yang paling populer dalam sistem parlemen Inggris. Dari hasil sesi itu, pemerintah menolak memberikan waktu debat untuk mosi tidak percaya yang diajukan oleh Partai Buruh sebagai partai oposisi. Langkah ini dikritik beberapa orang sebagai tidak konstitusional.

Para pesaing utama

Rishi Sunak menjadi salah satu politisi yang pertama kali menyatakan diri mundur hingga berhasil membuat Perdana Menteri Boris Johnson mengundurkan diri. Celah ini yang mampu mengantarkan Sunak menjadi salah satu kandidat favorit menuju pimpinan Partai Konservatif.

Sunak meraih 88 suara dalam pemungutan suara Rabu (13/07), mengungguli Menteri Perdagangan Junior Penny Mordaunt dengan 67 suara dan Menteri Luar Negeri Liz Truss dengan 50 suara.

Anggota parlemen Tom Tugendhat, mantan Menteri Kesetaraan Kemi Badenoch, dan Jaksa Agung Suella Braverman juga berhasil melaju sebagai kandidat dalam pemungutan suara selanjutnya.

Sunak berjanji untuk menghadapi latar belakang ekonomi yang sulit dengan "kejujuran, keseriusan, dan tekad", daripada menumpuk beban pada generasi mendatang. Dia mengatakan tidak kredibel untuk menawarkan lebih banyak pengeluaran dan pajak yang lebih rendah, lebih baik menawarkan kejujuran, "bukan dongeng".

Sementara itu, jajak pendapat YouGov terhadap hampir 900 anggota Partai Konservatif menemukan nama Mordaunt adalah kandidat favorit, mengalahkan yang lain dalam putaran kedua.

Sebelumnya, Johnson menolak seruan untuk pengunduran dirinya selama berbulan-bulan dan selamat dari mosi tidak percaya di dalam internal Partai Konservatif. Namun, karena desakan yang kuat, akhirnya Johnson mengumumkan niatnya untuk mengundurkan diri sebagai Perdana Menteri Inggris dan juga Ketua Partai Konservatif.  "Saya akan segera pergi dengan kepala tegak," ungkap Johnson.

rs/ha (AFP, Reuters)