1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikMeksiko

Siapa Dua Perempuan yang Akan Pimpin Meksiko?

Gabriel Gonzalez
31 Mei 2024

Pemilu di Meskiko, Minggu (2/6), untuk pertama kalinya menghadapkan dua kandidat perempuan, di tengah berkecamuknya perang narkoba dan dan gelombang kekerasan yang melanda penjuru negeri. Siapa mereka?

https://p.dw.com/p/4gUHv
Claudia Sheinbaum dan Xóchitl Gálvez
Calon Presiden Meksiko, Claudia Sheinbaum (ki.) dan Xóchitl Gálvez (ka.)Foto: Ulises Ruiz/AFP/Fernando Llano/AP/picture alliance

Gelombang pembunuhan dan tindak kekerasan masih melanda Meksiko jelang hari pencoblosan. Sejak Rabu (29/5), dua orang kandidat walikota di negara bagian Guerreo dan Morales tewas ditembak orang tak dikenal.

Setidaknya 22 kandidat pemilihan kepala daerah di tingkat lokal tewas dibunuh sejak September 2023 silam, menurut kepolisian. Lembaga pemantau sebaliknya memperkirakan jumlah korban pembunuhan terkait pemilu mencapai 30 orang.

Pemilihan umum di Meksiko, pada Minggu (2/6), tidak hanya memilih presiden baru, tapi juga anggota Kongres, sejumlah gubernur negara bagian dan sekitar 20.000 pemimpin daerah.

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru! 

Dua kandidat perempuan bersaing berebut jabatan tertinggi, yakni Claudia Sheinbaum, ilmuwan iklim dan kandidat favorit dari partai penguasa yang ditantang Xóchitl Gálvez, seorang pengusaha dan filantrop usungan partai-partai oposisi.

Claudia Sheinbaum

Tujuh belas tahun lalu, Claudia Sheinbaum ikut serta membubuhkan penelitiannya dalam laporan tahunan Panel Iklim Antarpemerintah PBB, yang memenangkan hadiah Nobel Perdamaian 2007.

Tahun ini, dia menjadi kandidat Partai Morena dalam pemilu kepresidenan dan memuncaki daftar elektabilitas di berbagai jajak pendapat.

Sheinbaum merupakan generasi ketiga keluarga migran Yahudi asal Lituania. Karirnya melesat berkat dorongan Presiden Andres Manuel Lopez Obrador, yang masih menikmati popularitas tinggi meski mendekati akhir masa jabatan.

Partai Morena saat ini juga merupakan kekuatan politik terbesar di Meksiko, dengan menguasai dua pertiga kursi gubernur dari 32 negara bagian.

Xóchitl Gálvez

Xóchitl Gálvez adalah seorang pengusaha yang tergolong sukses mengembangkan sektor teknologi di Meksiko. Namanya banyak dikenal karena rajin membiayai proyek-proyek sosial, pemberdayaan perempuan atau pengentasan kemiskinan.

Berbeda dengan Sheinbaum, Gálvez dinilai tampil lebih karismatik dan membumi. Hingga baru-baru ini dia dikabarkan masih rutin bersepeda di pusat kota, dan memiliki reputasi dekat dengan rakyat. 

Mexico: The 'Los Ardillos' drug gang

Namun demikian, jajak pendapat menempatkan Sheinbaum di posisi teratas dengan 55 persen, sementara Gálvez hanya mendapat 30 persen suara.

Program sosial melawan kemiskinan

Dalam program politiknya, Sheinbaum banyak melanjutkan reformasi yang sudah dimulai di era  Presiden Lopez Obrador. Kendati dinilai tidak berkelanjutan, kebijakan sosial pemerintahan populis kiri banyak mendulang dukungan dan popularitas.

Menurut ragam jajak pendapat, tingkat kepuasan atas kinerja Obrador masih bertengger di kisaran 60 persen.

"Program sosial dan peningkatan upah minimum sebanyak 110 persen di masa pemerintahannya telah banyak membawa perbaikan bagi kaum miskin," kata Gerold Schmidt, Direktur Yayasan Rosa-Luxemburg di Meksiko.

"Para penduduk miskin untuk pertama kalinya merasa diperhatikan dan dihargai. Hal ini mewakili faktor subjektif yang tidak boleh diremehkan.”

Hans Blomeier, kepala Yayasan Konrad Adenauer di Meksiko, memberikan penilaian berbeda. Menurutnya, "manfaat sosial dari pemerintahan López Obrador tidak didasarkan pada perubahan struktural, namun pada bantuan tunai untuk masyarakat miskin yang dibiayai dengan utang."

Namun, selama masa kampanye tidak dibahas betapa redistribusi sosial di Meksiko tidak dibiayai secara berkelanjutan.

Kelumpuhan akibat perang narkoba 

Tema sentral kampanye pemilu ini adalah kekerasan yang melanda di penjuru negeri. Meksiko mencatatkan tingkat kejahatan yang tinggi, serta mengobarkan perang berdarah melawan sindikat narkoba sejak bertahun-tahun.

Geng kriminal dan kartel bersenjata lengkap, saling serang demi mengendalikan jalur penyelundupan, sementara warga sipil terjebak dan menjadi korban pertumpahan darah.

Soledad Vargas - Fighting against femicide

Pada tahun 2023, sebanyak 1.890 orang tewas dalam perang kartel di Meksiko. Sejak dimulainya operasi militer melawan gembong narkoba 18 tahun yang lalu, sudah lebih dari 450.000 orang tewas, sementara 100.000 lainnya dinyatakan hilang.

"Walaupun pemerintahan Lopez Obrador tidak bisa disalahkan atas situasi ini, sikap pengabaian dan pembiaran atas organisasi kriminal dan kartel justru mempertajam masalahnya," kata Hans Blomeier.

Sebab itu, Meksiko membutuhkan oposisi yang kredibel jika Partai Morena melanjutkan kekuasaan, kata dia. "Dalam hal demokrasi, saya berharap, bahwa para pemilih tidak hanya memberikan mandat yang solid bagi pemerintahan baru, tapi juga mengalokasikan kekuatan pengimbang di Kongres," ujarnya, "sehingga kemunduran demokratis dan konstitusional pada pemerintahan saat ini tidak dilanjutkan oleh pemerintahan berikutnya."

rzn/as