1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

PM Jepang Abe Akan Mundur Setelah Suksesi

28 Agustus 2020

Shinzo Abe mengakui akan meletakkan jabatan menyusul masalah kesehatan. Dia meyakini akan mampu bekerja hingga penggantinya ditemukan. Kabar itu datang di tengah anjloknya tingkat kepuasan publik terhadap pemerintah

https://p.dw.com/p/3hcN4
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe
Perdana Menteri Jepang Shinzo AbeFoto: Getty Images/T. Ohsumi

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengaku akan mengundurkan diri atas alasan kesehatan. Hal itu disampaikannya dalam sebuah konferensi pers terkait spekulasi seputar kondisi kesehatannya, Jumat (28/8). Dia mengaku mengidao peradangan usus dan harus memusatkan perhatian pada proses penyembuhan.

"Tidak boleh ada masanya ketika saya tidak mampu bekerja maksimal," kata dia dalam nada berat. "Sekarang, ketika saya tidak lagi mampu memenuhi mandat rakyat dengan kepercayaan diri yang tinggi, saya harus memutuskan bahwa saya tidak lagi seharusnya menduduki jabatan perdana menteri.

Kabar mengejutkan tersebut sontak memicu gejolak di bursa saham. Tokyo Stock Exchange mengalami kontraksi sebanyak dua persen, sementara Indeks Nikkei 224 turun 1,41% pada pembukaan perdagangan, Jumat (28/8), pagi. 

Bukan kali pertama PM Abe mengundurkan diri atas masalah kesehatan. Pada 2007 silam, dia juga meletakkan jabatan karena masalah kesehatan, hanya satu tahun setelah memulai masa jabatan pertamanya. 

Abe dikabarkan mengidap penyakit peradangan usus, Kolitis Ulseratif. Dia baru kembali ke panggung politik pada 2012 usai menjalani terapi obat-obatan. 
Juru bicara pemerintah, Yoshihide Suga, sebelumnya sempat mengabarkan kondisi berbeda. “Saya melihat dia setiap hari dan merasa kondisinya tidak berubah,” kata dia Jumat pagi. Sehari sebelumnya di menjamin Abe “tentu saja” akan menuntaskan masa jabatannya yang berakir pada September 2021. 

“Dia akan baik-baik saja,” katanya. 

Proses rumit mencari pengganti 

Kabar perihal kesehatan Abe datang pada saat yang kurang menguntungkan. Karena meski wabah corona tidak banyak menciptakan kerusakan di Jepang, kinerja pemerintahannya banyak dikritik, antara lain karena batal mengucurkan bantuan uang tunai, dan dicibir karena sempat mengusulkan pembagian dua masker wajah untuk setiap rumah tangga. 

Perekonomian Jepang saat ini sedang berkutat dengan resesi yang berawal sejak sebelum krisis corona melanda.  

Analis politik Jepang meyakini Partai Liberal Demokrat tidak ingin melepaskan Abe sedini ini, sementara petinggi partai belum mencapai konsensus tentang penggantinya. Sementara oposisi Jepang yang terpecah sejauh ini tidak mampu memetik keuntungan dari anjloknya tingkat kepuasan publik terhadap kinerja pemerintah. 

Pengunduran diri Abe menempatkan dua pejabat di kursi terdepan, yakni Kepala Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga dan Wakil Perdana Menteri Taro Aso, yang juga menjabat menteri keuangan. Keduanya diyakini bakal mengambilalih tugas pemerintahan jika Abe mengundurkan diri. 

Partai Liberal Demokrat nantinya akan menggelar konvensi internal untuk mencari pengganti permanen. Aso, Suga dan sejumlah anggota kabinet Jepang saat ini sudah diusulkan untuk menjadi penerus Abe. 

rzn/yf (rtr,ap)