1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
EkonomiIndia

Perusahaan India Borong Yuan untuk Beli Batu Bara Rusia

11 Agustus 2022

Industri logam dan semen India memborong mata uang Cina agar bisa bertransaksi dengan Rusia. Bank dan distributor dilaporkan menghindari penggunaan mata uang dolar AS supaya lolos dari embargo ekonomi.

https://p.dw.com/p/4FN6N
Tambang batu bara Rusia
Tambang batu bara RusiaFoto: Maxim Kiselev/TASS/dpa/picture alliance

Laporan eksklusif Reuters mengungkap tren terbaru perusahaan India yang memborong batu bara Rusia dengan menggunakan mata uang yuan Cina dan dirham Uni Emirat Arab. Temuan tersebut dibuktikan oleh beragam dokumen jual beli antara perusahaan logam dan semenIndia, serta produsen batu bara Rusia.

Sejak perang Ukraina, India giat membeli minyak dan batu bara Rusia yang dijual dengan harga diskon menyusul embargo Barat. Juli lalu, Rusia tercatat sebagai pemasok batu bara ketiga terbesar untuk India, melonjak dari posisi lima sebulan sebelumnya.

Reuters melaporkan, data bea cukai India mengindikasikan transaksi non-dolar sudah umum dilakukan. Pada bulan Juni saja, perusahaan India setidaknya membeli 742.000 ton dari 1,7 juta ton batu bara dengan mata uang selain dolar AS.

Negara pengimpor batu bara Rusia
Negara pengimpor batu bara Rusia

Selain yuan, industri logam dan semen India juga menggunakan mata uang Uni Emirat Arab, dirham, dolar Hong Kong, dan euro, dalam beberapa pekan terakhir. Yuan sendiri mewakili 31 persen transaksi non-dolar untuk batu bara Rusia. Adapun dolar Hong Kong menempat urutan kedua dengan porsi 28 persen.

Sejauh ini, Kementerian Keuangan, Perindustrian, dan Bank Sentral India menolak mengomentari temuan Reuters.

Jauhi dolar demi energi

Dua importir India, yang membeli batu bara untuk dijual ke pelanggan domestik, mengatakan transaksi non-dolar untuk komoditas asal Rusia cenderung akan meningkat, seiring upaya perbankan mencari celah agar tidak terkena sanksi ekonomi Barat.

Namun begitu, maraknya transaksi non-dolar di India diprediksi hanya akan terbatas pada impor energi dari Rusia. Kecuali dengan perusahaan Cina yang menuntut yuan, India masih mengandalkan sistem SWIFT yang berbasis dolar AS untuk kegiatan ekspor impor.

Impor batu bara oleh India meningkat drastis sejak pertengahan tahun. Gelombang panas dan kemarau berkepanjangan memaksa pemerintah mencabut batasan impor batu bara. 

Komoditas murah dari Rusia terutama disambut produsen lokal yang babak belur oleh lonjakan harga bahan bakar. Juni silam, New Delhi mewajibkan perusahaan pembangkit menagih perusahaan listrik setiap pekan demi mencegah kebangkrutan. Padahal, utang perusahaan listrik India kepada pembangkit saat ini saja sudah mencapai satu milliar dolar AS.

Berebut batu bara Rusia

Batu bara menggerakkan 70 persen pembangkit listrik di India. Meski janji pemerintah membangun energi terbarukan berkapasitas 500 gigawatt pada 2030, pejabat teknis, serikat buruh, dan analis industri meyakini batu bara akan tetap digunakan hingga setidaknya 2050.

Sementara itu, larangan impor batu bara Uni Eropa mulai berlaku, terhitung sejak Rabu (10/08) tengah malam. Mulai Kamis, ke-27 negara anggota hanya punya waktu 120 hari untuk menghentikan sepenuhnya impor dari Rusia.

Jerman sebaliknya sudah berhenti membeli batu bara Rusia sejak 1 Agustus lalu.

Komisi Eropa mengatakan April silam, embargo tersebut akan menyebabkan kerugian senilai USD8 miliar per tahun bagi Rusia. Adapun larangan impor minyak Bumi baru akan berlaku akhir tahun 2022.

rzn/ha (Reuters)