1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

AS Frustasi Atas Sikap Netral India terhadap Invasi Rusia

12 April 2022

Presiden AS Joe Biden dan PM India Narendra Modi "bertukar pandangan secara terang-terangan" tentang krisis Ukraina. Washington merasa frustasi atas sikap netral New Delhi terhadap invasi Rusia.

https://p.dw.com/p/49o7X
Pertemuan virtual Presiden Joe Biden dan Perdana Menteri Narendra Modi, Senin (11/04)
Presiden Joe Biden bertemu secara virtual dengan Perdana Menteri Narendra Modi di Washington, Senin (11/04)Foto: Carolyn Kaster/AP/picture alliance

Pembicaraan selama satu jam antara Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Perdana Menteri India Narendra Modi berlangsung "hangat dan produktif", kata seorang pejabat senior administrasi AS. Dalam pembicaraan itu Biden tidak meminta tuntutan besar dari India dan tidak ada indikasi kemajuan signifikan untuk bersatu dalam konflik.

India mencoba untuk mempertahankan hubungan dengan Barat dan menghindari permusuhan dengan Rusia, tetapi justru menimbulkan kekhawatiran AS karena India terus membeli minyak Rusia.

Biden  menekan para pemimpin dunia untuk mengambil sikap tegas terhadap Moskow, meskipun tidak ada "pertanyaan dan jawaban konkret" tentang impor energi selama pertemuan puncak virtual tersebut.

"Kami sudah sangat jelas bahwa kami dapat melarang impor minyak dan (gas) dan batu bara dari Rusia, tetapi negara lain harus membuat pilihan mereka sendiri," katanya.

Sebelumnya, Biden memulai pertemuan dengan memberi hormat dan mengutarakan keinginannya melanjutkan pembicaraan mengenai perang.

Perdana Menteri India Modi menggambarkan krisis Ukraina sebagai kondisi yang "sangat mengkhawatirkan" dan mengingatkan bahwa India telah mendukung pembicaraan damai antara Ukraina dan Rusia, sambil memberikan bantuan medis ke Kyiv.

Pada awal Maret lalu, Biden dan Modi gagal mencapai keputusan bersama untuk mengecam invasi Rusia ketika mereka terakhir berbicara dalam pertemuan yang disebut aliansi "Quad", yang beranggotakan Amerika Serikat, India, Australia, dan Jepang.

India tetap beli minyak dari Rusia

New Delhi abstain ketika Majelis Umum PBB membuka pemungutan suara untuk menangguhkan Rusia dari Dewan Hak Asasi Manusia.

Amerika Serikat telah memperingatkan bahwa negara mana pun yang secara aktif membantu Rusia menghindari sanksi internasional akan menerima "konsekuensi". Namun, ancaman tersebut tidak menghalangi India bekerja sama dengan Rusia dalam mekanisme pembayaran rupee-rubel untuk menghindari sanksi perbankan, sambil memanfaatkan potongan harga minyak yang ditawarkan oleh produsen Rusia.

Sementara itu, India telah membeli setidaknya tiga juta barel minyak mentah dari Rusia sejak dimulainya invasi pada 24 Februari, meskipun ada embargo oleh negara-negara Barat.

Biden mengatakan pada 21 Maret lalu, bahwa New Delhi masuk dalam pengecualian di antara sekutu Washington.

Menurut para ahli, Rusia tetap menjadi pemasok senjata utama terbesar India dan sebaliknya, India juga merupakan pelanggan terbesar Rusia.

AS belum berniat jatuhkan sanksi untuk India

Biden dan Modi juga berbicara tentang mengakhiri pandemi COVID-19, melawan perubahan iklim, dan memperkuat keamanan dan demokrasi di kawasan Asia-Pasifik, di mana India dipandang sebagai penyeimbang penting bagi pertumbuhan kekuatan Cina.

Namun, hal lain yang diperdebatkan adalah pembelian sistem pertahanan rudal S-400 Rusia oleh India, yang bertentangan dengan larangan AS.

AS telah memberikan sanksi kepada Cina pada tahun 2018 karena membeli sistem tersebut, tetapi hingga saat ini belum berkomitmen melakukan hal yang sama untuk India.

ha/pkp (AFP)