1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Kesehatan

Jokowi Ungkap Penyebab Mudik Dini di Tengah Pandemi COVID-19

30 Maret 2020

Presiden Joko Widodo mengatakan warga terpaksa pulang kampung atau mudik lebih awal karena menurunnya penghasilan di ibu kota. Jokowi mengimbau kepala daerah meningkatkan pengawasan terkait COVID-19 bagi pemudik.

https://p.dw.com/p/3aB9M
Pemudik di tol trans Sumatera
Suasana mudik di tol trans SumateraFoto: Getty Images/AFP/Perdiansyah

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyoroti fenomena warga yang pulang kampung atau mudik di tengah wabah virus corona. Menurut Jokowi, hal itu dilakukan karena terpaksa.

"Saya melihat bahwa arus mudik dipercepat bukan karena faktor budaya, tapi karena memang terpaksa," kata Jokowi dalam rapat terbatas seperti yang disiarkan secara langsung, Senin (30/3).

Jokowi mengatakan warga terpaksa pulang kampung karena penghasilan mereka sebagai pekerja informal di Jabodetabek menurun imbas kebijakan terkait virus corona. Para pekerja informal itu, kata Jokowi, tidak lagi punya penghasilan karena adanya kebijakan bekerja hingga sekolah di rumah.

Percepatan arus mudik sejak Jakarta tanggap darurat

Jokowi menyebut sejak DKI Jakarta tanggap darurat bencana corona pada Jumat 20 Maret 2020, para pekerja informal di Ibu Kota memilih pulang kampung. Terjadi percepatan arus mudik ke Jawa. Pergerakan arus mudik sudah mulai terjadi selama 8 hari terakhir, sekitar 876 bus antarprovinsi sudah melayani para pemudik dengan total 14 ribu penumpang.

"Laporan yang saya terima dari Gubernur Jawa Tengah, Gubernur DIY, pergerakan arus mudik sudah terjadi lebih awal dari biasanya dan sejak penetapan tanggap darurat di DKI Jakarta telah terjadi percepatan arus mudik terutama dari para pekerja informal di Jabodetabek menuju ke provinsi Jawa Barat, provinsi Jawa Tengah, dan DIY, serta ke Jawa Timur," kata Jokowi dalam ratas yang disiarkan secara live, Senin (30/3/2020).

Meski begitu, Jokowi memuji pemerintah daerah yang mengimbau para perantau untuk tidak pulang kampung terlebih dahulu. Dalam menghadapi mudik Idul Fitri 2020, Jokowi meminta langkah tegas untuk mencegah pergerakan orang untuk pulang kampung. Jokowi sudah melihat imbauan-imbauan dari kepala daerah serta tokoh kepada perantau untuk tidak mudik.

‘‘Perlu langkah tegas namun tidak berlebihan‘‘

Jokowi memuji langkah inisiatif pengawasan ketat bagi para pemudik yang dilakukan pemerintah daerah setempat. Ia turut memuji langkah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang menyiapkan protokol kesehatan yang ketat bagi para pemudik.

"Saya sudah menerima laporan dari Gubernur Jawa Tengah bahwa di provinsinya sudah menerapkan protokol kesehatan yang ketat baik di desa maupun di kelurahan bagi para pemudik, inisiatif yang bagus," tuturnya.

Namun menurutnya, langkah itu masih belum cukup. Untuk warga yang terlanjur mudik, Jokowi meminta kepala daerah setempat meningkatkan lagi pengawasannya. Ini dilakukan untuk memutus rantai penyebaran COVID-19.

"Untuk warga terlanjur mudik saya minta gubernur, bupati, dan wali kota meningkatkan pengawasannya, pengawasan di wilayah masing-masing sangat penting sekali," ujarnya.

Namun, dia juga mengingatkan agar para kepala daerah tidak berlebihan dalam meningkatkan pengawasan terkait virus corona (COVID-19) itu. Jokowi meminta agar pemeriksaan dan pengawasan pemudik dilakukan secara terukur, serta berharap screening tidak dilakukan secara berlebihan.

"Jangan sampai menimbulkan juga langkah-langkah penyaringan atau screening yang berlebihan bagi pemudik yang terlanjur pulang kampung. Terapkan protokol kesehatan dengan baik untuk memastikan bahwa kesehatan para pemudik itu betul-betul memberikan keselamatan bagi warga yang ada di desa," tuturnya. (pkp/gtp)

Baca selengkapnya: detiknews

Jokowi Soal Penyebab Warga Mudik Dini: Terpaksa karena Penghasilan Turun

Jokowi: 8 Hari Terakhir Sudah 14 Ribu Orang Mudik dengan Bus

Jokowi: Imbauan Tak Mudik Belum Cukup, Perlu Langkah Tegas Cegah Corona