1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KesehatanAsia

Pasar Ditutup, Ribuan Warga Kamboja Minta Bantuan Makanan

24 April 2021

Kebijakan isolasi berlaku di ibu kota Phnom Penh. Dalam sebuah perintah terbaru, pasar-pasar juga ditutup, ribuan warga bergantung kepada bantuan makanan dari pemerintah.

https://p.dw.com/p/3sVvH
Lockdown di Kamboja
Pegawai Kementerian Perdagangan Kamboja menjual daging kepada warga di tengah penutupan pasar-pasarFoto: Heng Sinith/AP/picture alliance

Kamboja menutup semua pasar di ibu kota Phnom Penh pada Sabtu (24/04) untuk menahan lonjakan infeksi virus corona. Ribuan keluarga memohon bantuan makanan di masa penguncian atau lockdown selama dua minggu.

Angka infeksi virus corona di negara ini termasuk salah satu yang paling rendah di dunia. Namun wabah yang dimulai pada akhir Februari lalu telah menyebabkan keseluruhan kasus melonjak menjadi 8.848 dan 61 kematian.

Phnom Penh telah diisolasi pada 15 April dan telah mendeklarasikan beberapa distrik sebagai zona merah. Ini berarti orang-orang tidak boleh meninggalkan rumah mereka kecuali karena alasan medis.

Dalam perintah terbaru yang dikeluarkan pada Jumat (23/04) malam, Balai Kota Phnom Penh mengatakan semua pasar akan ditutup mulai Sabtu hingga 7 Mei. Pemerintah setempat mengatakan bahwa mereka telah melihat peningkatan infeksi di pasar dan mendesak para penjual dan penjaga di pasar-pasar untuk menjalani tes COVID-19.

Pasar-pasar di ibu kota Phnom Penh ditutup mulai Sabtu (24/04)
Pasar-pasar di ibu kota Phnom Penh ditutup mulai Sabtu (24/04) di tengah wabah corona gelombang pertama di Kamboja.Foto: Cindy Liu/REUTERS

"Selama pelaksanaan tindakan penguncian Pemerintah Kerajaan Kamboja, Pemerintah Kota Phnom Penh telah memperhatikan dengan cermat perkembangan status epidemi COVID-19," ungkap Balai Kota Phnom Penh dalam sebuah pernyataan. 

"Berfokus pada vendor di semua pasar di Phnom Penh, telah terlihat tingkat infeksi terus berlangsung dengan risiko tinggi yang mengkhawatirkan dan tindakan mendesak diperlukan untuk mencegahnya," tambah pernyataan itu.

Ribuan orang meminta bantuan makanan

Sebagai upaya memberikan makanan kepada orang-orang yang tidak dapat meninggalkan rumah mereka di area penguncian, pejabat kota telah memberi ribuan keluarga beras ukuran 25kg, sekotak kecap, sekantong kecap ikan dan sekantong ikan kaleng. menurut halaman Facebook Balai Kota.

Ribuan orang telah meminta bantuan makanan lewat grup Telegram pemerintah yang dibentuk baru-baru ini supaya warga dapat meminta bantuan makanan darurat dari pihak berwenang. 

"Nama saya Tun Sreyphos dan saya meminta bantuan saat lockdown ... jumlah keluarga ada 11," kata Tun Sreyphos di grup Telegram.

"Saya dan keluarga meminta bantuan segera berupa sembako sehari-hari… Saya benar-benar kehilangan penghasilan keluarga akibat penutupan pabrik dan lockdown," ujar Thorn Meng yang memiliki keluarga beranggota 5 orang.

Aparat utamakan pendekatan persuasif

Mulai 15 April di ibu kota Phnom Penh, Perdana Menteri Hun Sen memerintahkan penguncian ketat selama dua minggu dengan kebijakan tinggal di rumah, melarang penduduk keluar kecuali untuk membeli makanan dan kebutuhan lain di lokasi yang diizinkan oleh pemerintah. Ada juga jam 8 malam. sampai jam 5 pagi di kota.

"Kita menghadapi bencana yang akan datang dan kita bisa mati kecuali jika kita bertindak secara bertanggung jawab dan bersatu," kata Hun Sen dalam audio yang diposting minggu lalu di media sosial.

Pasukan keamanan dengan ketat memberlakukan pembatasan. Polisi sebelumnya juga telah melengkapi diri dengan tongkat kayu yang dapat gunakan untuk memukuli para pelanggar aturan. Namun tongkat ini segera mereka singkirkan setelah Menteri Dalam Negeri Sar Kheng menyuruh mereka menggunakan pendekatan persuasi daripada kekerasan.

Tentara juga membantu mendistribusikan makanan kepada keluarga miskin yang mata pencahariannya terganggu oleh penguncian.

ae/yp (Reuters, AP)