Parlemen Sri Lanka Pilih Pejabat Lama Jadi Presiden Baru

Parlemen Sri Lanka hari Rabu (13/07) memilih penjabat presiden Ranil Wickremesinghe sebagai presiden baru. Dia mendapat 134 suara dari seluruhnya 225 anggota parlemen. Sedangkan pesaingnya Dullas Alahapperuma dari kubu oposisi mendapatkan 82 suara.

Ranil Wickremesinghe yang saat ini menjabat perdana Menteri ditunjuk sebagai penjabat presiden minggu lalu, setelah Presiden saat itu Gotabaya Rajapaksa melarikan diri ke luar negeri dan dari sana mengirim surat pengunduran diri. Presiden yang baru akan menjalani sisa masa jabatan presiden yang akan berakhir tahun 2024.

"Saya berterima kasih kepada parlemen atas kehormatan ini," kata Ranil Wickremesinghe (73 tahun) dalam pidato penerimaan setelah kemenangannya diumumkan. "Perpecahan kita sekarang sudah berakhir," katanya.

Presiden yang baru menghadapi tugas berat untuk memimpin Sri Lanka keluar dari krisis politik dan ekonomi yang mendalam yang telah menyebabkan kerusuhan. Massa sempat menduduki istana kepresidenan dan gedung parlemen serta memaksa para pemimpin meletakkan jabatan.

Sri Lanka tidak mampu membayar kewajiban utang luar negerinya dan dinyatakan bangkrut awal bulan Juli. Awal minggu ini Ranil Wickremesinghe memberlakukan keadaan darurat untuk mengatasi situasi krisis.

Enam kali menjadi perdana menteri

Wickremesinghe sebelumnya pernah mencalonkan diri sebagai presiden sebanyak dua kali — tapi keduanya tidak berhasil. Walau begitu ia telah memegang beberapa posisi senior di pemerintahan, dan sudah enam kali menjadi perdana menteri. Dia sering dijuluki sebagai "rubah", berkat reputasinya sebagai operator politik yang cerdik.

Dia memiliki pengalaman bernegosiasi dengan Dana Moneter Internasional IMF, yang mungkin dapat membantunya membawa Sri Lanka keluar dari krisis ekonomi. Dia juga punya hubungan kerja dengan negara-negara tetangga utama dan negara-negara donor, termasuk India.

Pesaing Ranil Wickremesinghe adalah Dullas Alahapperuma, mantan menteri dan juru bicara pemerintah yang dianggap lebih dapat diterima oleh pengunjuk rasa, tetapi tidak memiliki pengalaman pemerintahan tingkat atas. Alahapperuma dicalonkan oleh faksi yang memisahkan diri dari koalisi yang berkuasa dan juga mendapat dukungan dari partai-partai etnis minoritas.

Namun Dullas Alahapperuma hanya bisa mengumpulkan 82 suara dalam pemilihan presiden di parlemen, kalah jauh dari Ranil Wickremesinghe yang memperoleh 134 suara.

Penjagaan ketat

Terlepas dari pengalaman Ranil Wickremesinghe dalam urusan diplomatik dan perannya dalam memimpin negosiasi penting dengan IMF, dia menghadapi penentangan keras dari banyak orang Sri Lanka yang menggelar aksi protes.

Kemenangan Ranil Wickremesinghe diindikasikan bisa menyulut aksi-aksi protes protes baru, seperti yang telah memaksa Gotabaya Rajapaksa melarikan diri. Sebagai presiden, dia sekarang memiliki keleluasaan untuk menunjuk perdana menteri baru yang menggantikannya.

Menjelang pemilihan presiden, pasukan keamanan, termasuk ratusan polisi, paramiliter dan tentara, dikerahkan di sekitar gedung parlemen. Jalan menuju gedung parlemen dijaga ketat dan dikelilingi barikade, dengan petugas keamanan berpatroli di danau di sekitar gedung parlemen dengan speed boat. Jip militer dan kendaraan lapis baja juga ditempatkan di sekitar gedung parlemen.

hp/as (rtr, afp, ap)