1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikThailand

Putri Thaksin Shinawatra Terpilih Jadi PM Termuda Thailand

16 Agustus 2024

Paetongtarn Shinawatra terpilih menjadi perdana menteri termuda di Thailand, sekaligus Shinawatra ketiga yang menduduki jabatan tertinggi setelah bibi dan ayahnya.

https://p.dw.com/p/4jX6Y
Paetongtarn Shinawatra
Pemimpin Partai Pheu Thai, Paetongtarn Shinawatra, putri mantan Perdana Menteri Thailand Thaksin Shinawatra.Foto: Sakchai Lalit/AP Photo/picture alliance

Putri miliarder Thaksin Shinawatra yang berusia 37 tahun menjadi perdana menteri Thailand pada Jumat (16/8), ia menjadi anggota ketiga dari klan Shinawatra yang memimpin negara tersebut.

Paetongtarn Shinawatra - pemimpin termuda dalam sejarah Thailand sebagai negara monarki konstitusional dan perdana menteri wanita kedua setelah bibinya - mulai menjabat setelah dua keputusan pengadilan yang membuat politik kerajaan bergejolak.

Dia akan berharap untuk menghindari nasib seperti ayah dan bibinya, yang keduanya digulingkan sebagai PM oleh tentara selama perebutan kekuasaan selama dua dekade antara Thaksin dan kelompok konservatif pro-militer dan pro-kerajaan.

Srettha Thavisin
Mahkamah Konstitusi telah memutuskan bahwa Perdana Menteri Srettha Thavisin bersalah atas pelanggaran etika berat karena menunjuk mantan narapidana Pichit Chuenban sebagai menteri kabinet. Foto: Chaiwat Subprasom/ZUMAPRESS/picture alliance

Mayoritas anggota parlemen menyetujui Paetongtarn dari partai Pheu Thai sebagai perdana menteri dengan perbandingan 319 setuju dan 145 suara tidak setuju, kata Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Wan Muhamad Noor Matha dalam sebuah siaran langsung di televisi.

Ini menjadi pemungutan suara darurat setelah Mahkamah Konstitusi memecat perdana menteri sebelumnya, Srettha Thavisin, setelah ia mengangkat seorang menteri yang pernah dihukum karena melakukan tindak kriminal.

Iklim yang tak bersahabat

Jatuhnya Srettha setelah kurang dari satu tahun menjabat akan menjadi pengingat tentang jenis permusuhan yang dapat dihadapi Paetongtarn, dengan Thailand yang terjebak dalam siklus kudeta dan putusan pengadilan yang kontroversial dengan membubarkan partai-partai politik dan menggulingkan beberapa pemerintahan dan perdana menteri.

Keluarga Shinawatra dan sekutu bisnis mereka telah menanggung beban terberat dari kondisi yang mengadu partai-partai dengan daya tarik massa dengan kelompok konservatif yang kuat, keluarga-keluarga hartawan, dan para jenderal kerajaan yang memiliki hubungan mendalam dengan lembaga-lembaga utama.

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru! 

Sembilan hari yang lalu, pengadilan yang sama yang memecat Srettha juga membubarkan Partai Move Forward - pemenang pemilu 2023 - karena kampanye mereka untuk mengubah undang-undang yang melarang penghinaan terhadap anggota keluarga kerajaan, yang katanya berisiko merusak monarki konstitusional. Sejak saat itu, partai ini membentuk partai oposisi baru.

Koalisi yang rapuh di pemerintahan Thailand?

Pergolakan dalam beberapa hari terakhir ini juga mengindikasikan adanya gangguan dalam koalisi yang rapuh antara Thaksin dan para pesaingnya di kalangan penguasa dan militer, yang memungkinkan kembalinya taipan ini secara dramatis dari pengasingannya selama 15 tahun pada tahun 2023, dan sekutunya, Srettha, menjadi perdana menteri pada hari yang sama.

Keputusan pencalonan Paetongtarn sebagai perdana menteri pada saat kritis telah mengejutkan banyak analis, yang mengharapkan Thaksin akan menunda dinastinya dan menghindari mengekspos Paetongtarn.

Pada pertarungan politik sebelumnya, Thaksin dan saudara perempuannya Yingluck dijatuhkan oleh kubu konservatif dan militer. Keduanya sempat melarikan diri ke luar negeri untuk menghindari penjara, kemudian kembali ke Thailand.

fr/hp (afp, ap, rtr)