1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
BencanaKorea Selatan

Minta Maaf, Kepala Polisi Korsel Akui Kegagalan di Itaewon

1 November 2022

Kepolisian Korsel membentuk gugus tugas beranggotakan 475 orang untuk menyelidiki tragedi itu. Presiden dan Perdana Menteri menyerukan langkah-langkah keamanan baru guna mencegah terulangnya insiden serupa.

https://p.dw.com/p/4Iv6E
Lokasi bencana kerumunan di Seoul
Lokasi bencana kerumunan di SeoulFoto: Koji Ito/dpa/picture alliance

Pihak berwenang di Korea Selatan hari Selasa (1/11) mengakui kekurangan dalam pengendalian massa yang berkontribusi pada situasi mematikan di distrik Itaewon, Seoul, pada Sabtu malam (29/10). Polisi membentuk gugus tugas beranggotakan 475 orang untuk menyelidiki bagaimana tragedi itu terjadi.

Dalam konferensi pers, kepala polisi Yoon Hee-keun membungkuk di depan wartawan dan meminta maaf atas insiden tersebut. Dia mengatakan dia merasa "sangat bertanggung jawab" untuk keselamatan publik dan bahwa pengendalian massa pada malam itu "tidak memadai."

Yoon Hee-keun menambahkan telah ada beberapa panggilan ke hotline darurat negara itu sebelum kecelakaan maut terjadi di jalan-jalan ketat Itaewon. Karena acara tersebut tidak terdaftar secara resmi dengan penyelenggara yang ditunjuk, baik polisi maupun pihak berwenang setempat tidak ditugaskan untuk mengelola kerumunan terlebih dahulu seperti biasanya.

Dia tidak secara langsung menjawab pertanyaan apakah dia akan mengundurkan diri atau tidak, lapor Korea JoongAng Daily.

Kepala polisi Korsel Yoon Hee-keun membungkukan badan minta maaf
Kepala polisi Korsel Yoon Hee-keun membungkukan badan minta maaf pada konferensi pers hari Selasa (1/11)Foto: YONHAPNEWS AGENCY/picture alliance

Presiden Korea menuntut tindakan segera

Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol mengunjungi lokasi peringatan untuk para korban pada hari Selasa, setelah menyatakan masa berkabung selama seminggu.

"Kita harus datang dengan langkah-langkah keamanan konkret untuk mengelola kerumunan, tidak hanya di jalan-jalan ini, di mana bencana besar ini terjadi, tetapi di tempat-tempat lain seperti stadion dan tempat konser di mana banyak orang berkumpul," katanya pada rapat kabinet.

Presiden Yoon menggambarkan keselamatan orang sebagai hal "penting, apakah ada penyelenggara acara atau tidak." Dia menyerukan negara untuk mengembangkan "kemampuan digital mutakhir" untuk meningkatkan manajemen kerumunan, meskipun para kritikus berpendapat alat seperti itu sudah ada tetapi tidak digunakan di Itaewon.

Presiden Yoon Suk-yeol hari Selasa (1/11) meletakkan bunga untuk para korban kerumunan Itaewon
Presiden Yoon Suk-yeol hari Selasa (1/11) meletakkan bunga untuk para korban kerumunan ItaewonFoto: Ahn Young-joon/AP/picture alliance

Kebanyakan korban perempuan berusia 20 tahun

Pada hari Senin (31/10), Perdana Menteri Han Duck-soo mengatakan pemerintah akan "menyelidiki secara menyeluruh penyebab insiden itu" untuk mencegah insiden serupa terjadi di masa depan.

Bencana yang menewaskan sedikitnya 156 orang dan 151 lainnya luka-luka terkonsentrasi di sebuah gang sempit yang menurun di Itaewon. Dua pertiga dari korban berusia 20-an, dan mayoritas adalah perempuan.

Saksi mata menggambarkan orang-orang berjatuhan dan tertimpa satu sama lain, menderita kesulitan bernapas yang parah dan jatuh pingsan.

Mereka juga mengatakan, tim penyelamat dan ambulans gagal mencapai gang-gang yang penuh sesak dengan tepat waktu, karena seluruh area Itaewon sangat penuh dengan kendaraan yang bergerak lambat dan kerumunan pengunjung pesta yang mengenakan kostum Halloween.

hp/yf (rtr, ap)