1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
ReligiJerman

Baru! Berlin Punya Kuil Buddha Humanistik

Christoph Strack
25 Juni 2024

Kuil Buddha paling representatif di Jerman baru saja dibuka di Berlin. Komunitas agama internasional berkumpul di sini.

https://p.dw.com/p/4hQl3
Kuil baru untuk umat Buddha di Berlin
Kuil Buddha baru di Berlin resmi dibuka pada 23 Juni 2024.Foto: Christoph Strack/DW

Bagian ujung dari Ackerstrasse ini terletak di pusat Berlin. Jaraknya sekitar dua kilometer dari Kantor Kanselir Federal. Tak jauh dari bekas Tembok Berlin terdapat bangunan yang pembangunannya memakan waktu hampir tujuh tahun. Ini adalah salah satu bangunan keagamaan paling luar biasa di ibu kota Jerman: sebuah kuil Buddha modern.

Miao Shiang Shih adalah Biksuni Kepala di Kuil Komunitas Fo Guang Shan. Perempuan asal Taiwan ini telah tinggal di Berlin selama beberapa dekade. Selama lebih dari 30 tahun dia bermeditasi dengan dua atau tiga biksuni lain yang ditahbiskan di lokasi yang sama di Ackerstrasse, yakni di sebuah barak kayu yang tadinya adalah pabrik suku cadang mobil. Mereka tinggal bersebelahan di sebuah apartemen.

Patungan membangun biara Buddha di Berlin

Biksuni ramah dengan kepala gundul ini menunjukkan ruangan-ruangan di gedung baru tersebut dengan gembira dan bangga. Ada ruang utama kuil, yang nantinya akan menjadi tempat meditasi publik pada pagi dan sore hari, dapur, ruang tamu, ruang makan, ruang pameran seni atau konser kecil, juga ruang peringatan kecil untuk mereka yang telah tiada.

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru! 

Sang master menjelaskan kerangka logam yang dibuat dengan indah sebelum konstruksi. "Ini adalah tempat dupa. Karena alasan keselamatan kebakaran, maka dupa tersebut tidak diperbolehkan berada di dalam gedung," ujarnya kepada DW.

Kuil ini dibangun tanpa bantuan keuangan apa pun dari pemerintah kota, negara bagian, atau federal. Miao Shiang Shi tidak mengungkap rincian biaya pembangunannya. Dia hanya mengatakan bahwa pembangunannya empat kali lebih mahal daripada yang diperkirakan. Biara Buddha dan pengikut Fo Guang Shan di seluruh dunia berkontribusi menanggung biaya tersebut. 

Biksuni Miao Shiang Shih
Miao Shiang Shih, kepala biksuni Kuil Fo Guang Shan di BerlinFoto: Christoph Strack/DW

Ajaran Buddha humanistik

Kuil ini adalah bagian dari komunitas dengan nama yang sama yang didirikan di Taiwan pada 1967. Dalam bahasa Cina, Fo Guang Shan berarti Gunung Cahaya Buddha. Ada banyak biara dengan orientasi ini di Taiwan, juga di seluruh dunia. Biara komunitas ini juga dapat ditemukan di sejumlah kota besar di Eropa.

Di Jerman, sebuah biara dibuka di Frankfurt am Main pada tahun 2004. Saat ditanya, Shi menegaskan bahwa ada juga beberapa biara di daratan Cina. Di antara orang-orang Asia yang datang ke Ackerstrasse untuk bermeditasi adalah orang dari Republik Rakyat Cina. 

Bagian dalam kuil Buddha baru di Berlin
Ruang kecil untuk mengenang mereka yang telah meninggal duniaFoto: Christoph Strack/DW

"Fokus kami adalah pada ajaran Buddha humanistik," jelas sang biarawati. Filosofi Buddha modern ini menggabungkan praktik meditasi Zen dengan kedekatan secara sadar antarmanusia. Ajaran tersebut mendorong orang untuk peduli terhadap orang lain. Di sini, tersedia juga makan siang setiap hari Minggu bagi mereka yang membutuhkan.

Bangunan baru kuil Buddha dinilai cocok untuk Berlin. Ibu kota yang berpenduduk lebih dari 3,5 juta jiwa ini memiliki ciri keberagaman agama. Departemen Senat untuk Kebudayaan dan Kohesi Sosial memperkirakan ada lebih dari 250 komunitas agama atau ideologi aktif di Berlin.

Gereja, komunitas agama, dan ideologi memainkan peran penting dalam kehidupan sosial kota metropolitan multikultural ini. Bangunan di Ackerstrasse bukanlah satu-satunya institusi Buddha di Berlin. Rumah Buddha yang terletak di Frohnau di utara Berlin bahkan sudah berusia lebih dari 100 tahun.

Keberagaman agama di Berlin

Ketika generasi muda dari seluruh dunia datang ke Berlin untuk belajar atau bekerja di perusahaan-perusahaan start-up, kota ini semakin beragam secara agama. Tahun ini, sebuah kuil Hindu yang dibangun selama hampir 20 tahun akan dibuka di Hasenheide antara Kreuzberg dan Neukölln.

Gereja Katolik berencana kembali menggunakan Katedral St. Hedwig di pusat Bebel-Platz untuk beribadah pada akhir November setelah renovasi menyeluruh yang berlangsung sekitar empat tahun. 

Ada pula House of One, sebuah proyek gabungan antara Kristen, Yahudi, dan Islam, yang baru saja dimulai. Gereja-gereja yang lebih kecil atau bahkan ruang sinagoga atau masjid juga dibangun di sana-sini tanpa menarik perhatian media. 

Hal ini sesuai apa yang digambarkan Miao Shiang Shi tentang para pengunjung atau rekan biara. Ada pejalan kaki yang hanya melihat-lihat, atau sekelompok anak sekolah yang ingin mengenal gedung tersebut. Anggota komunitas tersebut juga termasuk warga Berlin yang sudah lama tinggal di sana. Namun ia memperkirakan para pengunjung akan jadi lebih internasional.

Sejak lama, para biarawati berusaha menerjemahkan teks liturgi atau spiritual dari bahasa Mandarin ke bahasa Jerman. Saat ini permintaan akan teks dalam bahasa Inggris semakin meningkat. Dia menerjemahkan teks ke dalam bahasa Inggris atas inisiatif sendiri. Biksuni Miao Shiang Shi menyebutkan pihak-pihak dari Afrika Selatan dan Indonesia akan datang ke sana.

Hari Minggu (23/06) biara ini resmi dibuka dan dipenuhi tamu internasional. Komunitas kecil biksuni, dua dari Taiwan dan satu dari Singapura bersabar menunggu kedatangan kepala biara dengan peringkat tertinggi bersama beberapa pendamping dari Taiwan serta semua pendeta biara Buddha dari Eropa. 

Selain itu, ada pula sekitar puluhan perwakilan yang akan menghadiri upacara pembukaan biara tersebut. Biksuni Miao Shiang Shi memperkirakan akan ada hingga 600 tamu, mungkin terlalu banyak untuk kuil itu sendiri.

Namun ia merasa gembira. Dia mengatakan mereka akan berkumpul di sebuah ruangan di taman Cina kecil yang baru dibuat di bagian belakang gedung. Di sana, di bawah gambar Buddha besar di fasad bangunan, untuk kali pertama orang-orang akan memenuhi barisan tempat duduk dan menyaksikan perayaan di sebuah layar besar.

(ae/hp)