1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

KTT Energi di Paris Imbau Efisiensi Energi demi Target Iklim

7 Juni 2023

Sebanyak 30 pejabat setingkat menteri dan 50 direktur perusahaan multinasional berkumpul di Paris untuk KTT Energi kedelapan pekan ini. Agenda terbesar adalah mendorong efisiensi energi di sektor manufaktur.

https://p.dw.com/p/4SIdE
Jaringan listrik di Jerman
Jaringan listrik di JermanFoto: Ina Fassbender/AFP/Getty Images

KTT Efisiensi Energi di Paris didahului sebuah studi yang dirilis pekan lalu. Di dalamnya, peneliti mencatat betapa lonjakan kebutuhan energi tidak dibarengi oleh kenaikan serupa pada level emisi. Tingkat efisiensi energi membaik seiring perkembangan teknologi. Tahun lalu, angkanya mencapai dua kali lebih tinggi ketimbang rata-rata selama lima tahun terakhir.

"Kita berada di persimpangan, di mana teknologi yang lebih bersih, efisien dan terjangkau mulai mendominasi," kata Brian Motherway, Direktur Efisiensi Energi Badan Energi Internasional (IEA), Selasa (7/6)

Meminimalisir energi yang selama ini terbuang percuma adalah cara paling murah untuk mendorong sektor transportasi sembari mengurangi emisi. Pendekatan serupa mulai diadopsi di sejumlah negara, semisal Jepang. Di sana, pemerintah memperketat regulasi bagi konsumsi energi di gedung dan perumahan.

Sementara Uni Eropa tahun ini sepakat mengurangi konsumsi energi total sebesar 12 persen dibandingkan prediksi 2020. Penghematan itu didapat melalui perbaikan tingkat efisiensi di sektor transportasi pribadi, industri berat dan desain bangunan hemat energi.

Efisiensi energi juga sudah dicanangkan di AS, melalui UU Pengurangan Inflasi yang dibarengi investasi senilai USD 95 miliar selama sepuluh tahun ke depan.

Peran negara memaksakan perubahan

"Inisiatif negara sangat penting karena bisa memaksa pemilik bangunan, pengembang atau pelaku industri untuk patuh," kata Daniel Kammen, Guru Besar Energi di Universitas California, Berkeley.

Menurut laporan IEA, investasi pemerintah dan swasta dalam efisiensi energi di tahun 2022 meningkat sebanyak 15 persen di kisaran USD 600 miliar, dibandingkan tahun lalu. Tahun ini, angka investasi diprediksi naik hanya sebesar empat persen. Kenaikan itu dinilai tidak cukup oleh Brian Motherway.

Karena untuk membatasi kenaikan suhu Bumi sebesar 1,5 derajat Celcius, dunia internasional harus menggandakan efisiensi energi selama satu dekade ke depan. Angka investasi yang diperkirakan harus dikucurkan per tahun untuk mencapai sasaran tersebut adalah sebesar USD 1,8 triliun, lapor IEA.

"Pemerintah harus berbuat lebih banyak," tuntut Steven Nadel, Direktur Dewan Ekonomi Energi Efisien AS. Menurutnya, penghematan energi harus dipaksakan, terutama untuk "perlengkapan rumah tangga, kendaraan bermotor atau listrik dan bangunan," imbuhnya.

Potensi Energi Skala Besar dari Menara Angin

Investasi dalam efisiensi

Saat ini, listrik yang digunakan di rumah-rumah atau untuk menggerakkan mobilitas publik masih bergantung pada energi fossil. Namun emisi juga berkurang seiring maraknya elektrifikasi teknologi. Perbaikan efisiensi sebaliknya tidak bisa banyak diharapkan dari kendaraan berbahan bakar fosil, yang akan terus memproduksi gas rumah kaca lewat proses pembakaran internal.

Belakangan, invasi Rusia di Ukraina, yang menciptakan kelangkaan energi, ikut mendorong pasar memperkuat efisiensi dan penghematan.

Philippe Benoit, peneliti Center on Global Energy Policy di Columbia University, menilai pemerintah dan pelaku usaha harus berani berinvestasi mengembangkan teknologi yang lebih efisien, bahkan di sektor yang selama ini tidak mengalami kelangkaan energi.

"Kepentingan terbesar dalam efisiensi energi biasanya dipicu oleh kekhawatiran terkait pasokan energi," kata dia. "Kita harus bergerak menuju titik, di mana bahkan tanpa adanya potensi krisis pasokan energi, bahwa pemerintah, rumah tangga dan pelaku usaha tetap menambah investasinya untuk menghemat energi."

"Hal itu sudah disyaratkan dalam target iklim kita."

rzn/hp (ap,rtr)