1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
EkonomiAsia

KTT APEC Berlangsung Pekan ini di AS. Apa sih APEC itu?

13 November 2023

Untuk pertama kalinya sejak tahun 2011, Amerika Serikat menjadi tuan rumah pertemuan puncak tahunan para pemimpin dunia APEC minggu ini. Apa agendanya dan peran kelompok adidaya ini?

https://p.dw.com/p/4Yk6U
Demonstrasi di APEC
Belum-belum sudah banyak protes menyangkut APECFoto: Kent Nishimura/Getty Images

Para pemimpin dari kelompok Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik APEC yang beranggotakan 21 negara berkumpul minggu ini di San Francisco, AS. Mereka yang hadir akan membicarakan cara memacu perekonomian dengan lebih baik. perdagangan dan pertumbuhan ekonomi di kawasan Pasifik.

Namun yang bakal jadi sorotan kali ini malahan acara di sela-sela konferensi tingkat tinggi itu, yakni tatap muka antara Presiden  AS Joe Biden dan Presiden Cina Xi Jinping. Konferensi tahun ini diadakan dengan latar belakang memburuknya hubungan antara CIna dan Amerika Serikat, serta gejolak global akibat perang Israel-Hamas dan invasi Rusia ke Ukraina.

Yuk kita bahas sekilas, apa  APEC itu dan cara kerjanya:

Apa itu APEC?

APEC adalah singkatan dari Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik. Ini adalah sebuah forum untuk mempromosikan perdagangan, investasi dan pembangunan ekonomi antarnegara di sekitar Samudera Pasifik.

Dibentuk tahun 1989, kelompok ini awalnya terdiri dari 12 anggota. Namun kini berkembang menjadi 21 anggota termasuk Cina, Rusia, Jepang, AS, dan Australia. Negara-negara anggota tersebut mempunyai dampak yang besar, dengan mencakup hampir 40% populasi global dan hampir separuh perdagangan dunia.

Konferensi para pemimpin tahunan ini mempertemukan para kepala negara dan para pemimpin ekonomi dan diplomatik terkemuka lainnya. Namun, jangan berharap Rusia hadir tahun ini, karena Presiden Rusia Vladimir Putin menekan invasi negaranya ke Ukraina.

Staf Gedung Putih mengatakan tujuan KTT tahun ini adalah untuk mencoba menjadikan perekonomian APEC lebih tangguh, khususnya dalam menghadapi isu-isu iklim yang semakin meningkat dan dampak pandemi global yang menewaskan jutaan orang dan membebani rantai pasokan.

Yuk, bahas acara utama dulu!

Ada hal penting dalam  KTT tahun ini yang ditunggu-tunggu: Pertemuan antara Joe Biden dan Xi Jinping. Kedua pemimpin negara tersebut belum berbicara secara langsung sejak mereka bertemu November lalu pada KTT G20 di Bali, Indonesia. Banyak hal telah terjadi sejak saat itu yang meningkatkan ketegangan antara negara adidaya.

Pemerintahan Biden menembak jatuh balon mata-mata Cina yang melintasi benua AS awal tahun ini. Di lain pihak pemerintah Cina diduga meretas email Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo. Pemerintah AS juga membatasi ekspor chip komputer canggih ke Cina, dan berupaya memberikan bantuan pembangunan kepada negara-negara lain untuk melawan pengaruh Cina. 

Ketegangan ini juga diperburuk oleh perang Rusia di Ukraina dan meningkatnya ketegasan Tiongkok di Selat Taiwan. Namun perwakilan dari AS dan Cina semakin sering bertemu akhir-akhir ini, berupaya untuk mencairkan hubungan. Meski begitu, pertemuan Biden-Xi diperkirakan tidak akan mengubah arah hubungan AS-Cina secara signifikan.

Seberapa besar efek APEC?

Forum ini memiliki ruang lingkup yang terbatas, berpusat pada perdagangan dan ekonomi. Tidak ada urusan militer dan tidak terbentuk oleh peristiwa yang mengubah dunia seperti perang.

Secara teknis mereka mempunyai sistem kekuatan "ekonomi” keanggotaan, bukan negara. Hal ini memberikan ruang bagi partisipasi baik Hong Kong yang dikuasai Tiongkok maupun Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri.

Kekuatan APEC terletak pada kemampuannya mengajak negara-negara untuk bekerja sama dalam inisiatif-inisiatif besar dan memudahkan hubungan bisnis tanpa perjanjian yang mengikat. Para ekonom menunjukkan bagaimana APEC berkontribusi terhadap pengurangan tarif dan hambatan perdagangan lainnya.

Namun lanskap perdagangan saat ini berbeda dibandingkan ketika APEC dimulai pada periode meningkatnya globalisasi. Strategi AS selama ini terfokus pada persaingan ekonomi dengan Tiongkok dibandingkan kerja sama, meskipun para pemimpin AS terus menekankan pentingnya kerja sama. Biden sedang mencari kemitraan dengan negara-negara lain di kawasan untuk mengembangkan alternatif selain impor manufaktur Cina. Hal ini mencakup peralatan elektronik, mesin, furnitur, tekstil, dan barang-barang lainnya.

Biden juga mencoba menyoroti kemajuan dalam perjanjian perdagangan Indo-Pasifik baru, yang dimulai tahun lalu setelah  mantan Presiden Donald Trump menarik diri dari Kemitraan Trans-Pasifik.

Dikutip dari situs Kementerian Luar Negeri RI, Konsul Jenderal RI di San Fransisco Prasetyo Hadi berharap KTT APEC dapat memfasilitasi penguatan kerja sama dan integrasi ekonomi antarsesama anggota di kawasan Asia Pasifik, serta peningkatan kapasitas, di mana Indonesia dapat terus memproyeksikan kepentingannya dan mengamankan posisinya secara adil dan sehat dalam sistem terbuka hubungan ekonomi internasional.

Gesekan

Konferensi ini mempunyai tantangan dan momen penuh drama dalam beberapa tahun terakhir. Forum ini bertemu secara virtual pada tahun 2020 dan 2021 karena pandemi COVID-19. Para pemimpin memang berkumpul di Bangkok , Thailand tahun lalu, tetapi Biden melewatkan pertemuan tersebut karena cucunya akan menikah dan dia mengirim Wakil Presiden Kamala Harris untuk menggantikannya. Keputusan itu dianggap sebagai penghinaan oleh beberapa pemimpin APEC. Kemudian, delegasi dari Amerika Serikat dan empat negara lainnya keluar untuk memrotes invasi Rusia ke Ukraina ketika perwakilan Rusia di konferensi tersebut mulai berbicara.

Cile mengundurkan diri sebagai tuan rumah APEC pada tahun 2019 karena protes massal. Tahun lalu, ketika Thailand menjadi tuan rumah KTT di Bangkok, pengunjuk rasa prodemokrasi menantang legitimasi perdana menteri Thailand, sehingga polisi menembaki massa dengan peluru karet yang melukai beberapa pengunjuk rasa dan seorang jurnalis Reuters.

Tahun ini mungkin pertemuan tingkat tinggi ini akan menimbulkan gesekan terkait perang Israel-Hamas. Berbagai negara yang terlibat dalam KTT tersebut memiliki pandangan yang kuat terhadap kedua pihak yang berkonflik. Biasanya pada akhir pertemuan puncak terdapat semacam pernyataan bersama dari semua negara, namun hal tersebut tidak akan dilakukan pada tahun ini, sebagian karena perbedaan-perbedaan pandangan tersebut.

Ada juga beberapa intrik: Taiwan sekali lagi akan diwakili di pertemuan puncak oleh pendiri Taiwan Semiconductor Manufacturing Co., Morris Chang. Kurangnya peran politik dalam negeri pria berusia 92 tahun ini memungkinkan dia bertemu dengan para pemimpin dunia tanpa takut akan dampak dari Tiongkok.

Sementara itu, Hong Kong akan diwakili oleh Menteri Keuangan Paul Chan. Kepala eksekutif negara itu, John Lee, yang tengah berada di bawah sanksi AS karena perannya dalam tindakan keras politik di Hong Kong, memilih tidak hadir dalam KTT tersebut, dengan alasan jadwal yang bentrok.

Potensi pemerintah AS bakalan "shutdown"  juga dapat terjadi dalam konferensi ini: Pemerintah akan kehabisan uang pada hari Jumat (17/11) ini tanpa adanya perjanjian pendanaan antara Kongres AS dan presiden AS. Hal tersebut merupakan pengingat akan disfungsi politik AS, sama seperti Biden yang berupaya memproyeksikan keandalan AS. Lembaga pemeringkat kredit Moody's Investors Service menurunkan prospek utang pemerintah AS pada hari Jumat menjadi "negatif,” dengan alasan kenaikan suku bunga dan polarisasi politik di Kongres AS.

Forum "fesyen"

Di akhir KTT APEC, para pemimpin biasanya berfoto bersama dalam sebuah "foto keluarga.” Pada pertemuan tingkat pemimpin pertama tiga dekade lalu, Presiden AS Bill Clinton, yang menjadi tuan rumah di Seattle, AS, membagikan jaket bomber kulit yang serupa dengan yang dikenakan oleh pilot pesawat tempur Amerika. Dia sepertinya ngin sesama pemimpin VIP lainnya tampak "santuy" dan akhirnya  gaya busana unik ketika berfoto bersama pun jadi tradisi.

Sejak itu, para pemimpin APEC berpose bersama dengan mengenakan misalnya: Kemeja batik (Malaysia, 1998), jaket Tiongkok (Shanghai, 2001), ponco melambai (Chili, 2004) dan tunik "ao dai” (Vietnam, 2006), barong Filipina dengan kemeja bersulam sebagian tembus pandang yang terbuat dari serat nanas dan sutra, ditampilkan pada pertemuan puncak tahun 1996 dan sekali lagi pada tahun 2015.

Tidak jelas apakah pakaian "matching" seperti itu akan kembali hadir tahun ini. Terakhir kali AS menjadi tuan rumah konferensi tersebut, di Hawaii pada tahun 2011, Presiden AS Barack Obama membatalkan gagasan tersebut. Seorang reporter bertanya apakah tradisi itu dibatalkan karena tradisi tersebut dirasa terlalu ringan di tengah kekhawatiran terhadap perekonomian. Enggak juga sih, Obama cuma merasa pakaian "matching" seperti itu terlihat "malu-maluin" saja.

ap/hp (Associated Press, kemlu)

 

Jangan lewatkan konten-konten eksklusif yang akan kami pilih setiap Rabu untuk kamu. Kirimkan e-mail kamu untuk berlangganan Newsletter mingguan Wednesday Bite.