1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikKamboja

Kabinet Baru Kamboja Dipenuhi Anak Pejabat

11 Agustus 2023

Mantan PM Kamboja Hun Sen menominasikan sekitar 50 orang anggota kabinet untuk dipimpin putranya. Banyak di antara mereka yang masih keluarga dari menteri dan pejabat senior Kamboja.

https://p.dw.com/p/4V1jM
Putra sulung Hun Sen, Hun Manet, menunjukkan jarinya sehabis mencoblos. Foto diambil pada 23 Juli 2023.
Putra sulung Hun Sen, Hun Manet, menunjukkan jarinya sehabis mencoblosFoto: Heng Sinith/AP/picture alliance/dpa

Mantan Perdana Menteri Kamboja Hun Sen telah mengumumkan daftar orang-orang yang diperkirakan akan duduk dalam kabinet baru, termasuk beberapa putra dan putri sekutu dekatnya dan menteri yang saat ini masih menjabat.

Hun Sen menjadi orang kuat Kamboja selama hampir empat dekade dan saat ini sedang dalam proses menyerahkan kekuasaan kepada putranya, Hun Manet, 45. Partai yang ia pimpin, yakni Partai Rakyat Kamboja memenangkan pemilihan umum pada bulan lalu yang dinilai sangat merepresi golongan oposisi.

Pria berusia 71 tahun itu pada hari Kamis (10/08) menominasikan sekitar 50 orang untuk menjadi anggota kabinet yang dipimpin putranya. Banyak di antara mereka yang masih keluarga dan kerabat dekat dari menteri dan pejabat senior dalam pemerintahan.

Hun Sen masih belum merinci posisi apa yang akan mereka pegang. Parlemen dijadwalkan akan meresmikan perdana menteri dan kabinet baru ini pada 22 Agustus.

Di antara mereka yang diperkirakan akan masuk kabinet baru adalah Cham Nimul, putri Menteri Perindustrian Cham Prasidh, Sar Sokha, putra Menteri Dalam Negeri Sar Kheng dan Tea Seiha, putra Menteri Pertahanan Tea Banh.

Hun Sen masih akan berpengaruh di Kamboja

Pada hari yang sama, Hun Sen juga memposting sejumlah foto ke saluran Telegram tentang pertemuan dari menteri pemerintah yang telah selesai menjabat dan yang akan memulai jabatan. Salah satunya menunjukkan Hun Manet diapit oleh sekitar 30 anggota kabinet yang baru.

Meski secara resmi telah melepaskan jabatan, Hun Sen bertekad masih akan terus terlibat dalam pemerintahan. Dia mengatakan akan menjadi ketua Senat Majelis Tinggi, yang berarti dia akan menjadi penjabat kepala negara saat raja tidak berada di tempat, dan dia akan memimpin partai yang berkuasa. 

Dia juga baru-baru ini mengatakan akan kembali menjabat sebagai perdana menteri jika putranya tidak bekerja dengan baik. Selain mengangkat Hun Manet, putra bungsu Hun Sen, Hun Many, juga akan akan menjadi menteri aparatur negara.

Hun Manet sendiri yang banyak mengenyam pendidikan Barat, tidak banyak bicara tentang visinya untuk Kamboja. Di bawah pemerintahan ayahnya, Kamboja berkembang menjadi apa yang disebut Bank Dunia sebagai negara berpenghasilan menengah ke bawah. Sementara para kritikus menyoroti pelanggaran hak asasi manusia di sana.

Pemerintah Hun Sen telah menolak adanya tuduhan pelanggaran HAM, korupsi, dan nepotisme. Hun Sen, yang telah memerintah sejak 1985, juga menolak kecaman internasional yang mengatakan bahwa pemilihan bulan lalu tidak adil. Menurutnya, pengalihan jabatan dilakukan untuk menghindari "pertumpahan darah" jika dia meninggal saat menjabat.

ae/hp (Reuters, AFP)