1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikAmerika Serikat

Joe Biden Mundur, Partai Demokrat Mulai Dukung Harris

22 Juli 2024

Presiden Joe Biden mengundurkan diri dari kontestasi Pemilu AS pada November mendatang. Bagaimana Partai Demokrat akan mencalonkan kandidat mereka sekarang?

https://p.dw.com/p/4iZNJ
Kampanye Pemilu AS 2024, Kamala Harris (kanan) dan Joe Biden
Harris memuji langkah Biden untuk mundur dan menyebutnya sebagai tindakan 'patriotik'Foto: Ricky Fitchett/ZUMA Press Wire/picture alliance

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden resmi mengundurkan diri dari ajang pemilihan presiden (pilpres) melawan Donald Trump pada bulan November mendatang.

"Saya yakin bahwa (keputusan) ini demi kepentingan terbaik partai dan negara jika saya untuk mundur,” kata Biden dalam sebuah pesan online, dan menambahkan bahwa dia akan fokus pada pekerjaannya sebagai Presiden AS hingga akhir masa jabatannya pada Januari 2025.

Biden telah berulang kali diminta untuk mundur dari pencalonannya, bersamaan dengan banyaknya pertanyaan mengenai usia dan ketajaman mentalnya. Terlebih setelah penampilan buruk Biden saat melawan Trump dalam debat tiga minggu yang lalu.

Dalam pesannya pada hari Minggu (21/07), Biden juga berterima kasih kepada Wakil Presiden (Wapres) AS Kamala Harris karena telah menjadi "rekan yang luar biasa,” sebelum Biden mengunggah secara terpisah bentuk dukungannya untuk Harris agar menggantikannya dalam Pilpres AS melawan Trump.

Wakil Presiden AS Kamala Harris
Wapres AS Kamala Harris masih harus bersaing untuk mendapatkan dukungan partainyaFoto: Grace Trejo/Arizona Daily Star via AP/picture alliance

Harris bertekad ‘menangkan' nominasi Partai Demokrat dan mengalahkan Trump 

Dalam sebuah pernyataan, Wapres AS Kamala Harris memuji langkah Presiden AS Joe Biden untuk mundur dari pencalonan Partai Demokrat, dan menyebut keputusan itu sebagai tindakan yang "patriotik.”

"Dengan tindakan tanpa pamrih dan patriotik ini, Presiden Biden melakukan apa yang dia lakukan semasa pengabdiannya: mengutamakan rakyat Amerika dan negara kita di atas segalanya,” ujar Harris.

Harris mengatakan bahwa dia akan "mendapatkan dan memenangkan” nominasi Partai Demokrat dan mengalahkan Trump.

"Saya merasa terhormat mendapat dukungan dari presiden dan saya bertekad untuk meraih dan memenangkan nominasi ini,” tambah Harris. "Saya akan melakukan segalanya dengan seluruh kekuatan saya untuk menyatukan Partai Demokrat, dan menyatukan bangsa kita, demi mengalahkan Donald Trump.”

Menanti Konvensi Partai Demokrat 

Partai Demokrat kini harus menghadapi jalan yang sulit, setelah Joe Biden menarik diri dari pencalonan.

Konvensi yang akan diselenggarakan pada bulan Agustus mendatang akan menjadi ajang pertarungan untuk menggantikan Biden, tapi kini kemungkinan besar justru akan menjadi kontes terbuka, yang memungkinkan 4.700 delegasi partai untuk memilih kandidat baru.

Gubernur California Gavin Newsom dan Gubernur Michigan Gretchen Whitmer juga disebut-sebut berpotensi menjadi saingan Harris.

Mengingat betapa pentingnya pemilih kulit bewarna bagi Biden, beberapa anggota Partai Demokrat berpendapat bahwa Harris, sebagai perempuan kulit bewarna pertama dan keturunan Asia Selatan yang memegang jabatan nasional itu, akan menjadi pilihan yang tepat.

Namun, para kritikus justru berpendapat bahwa Harris bukanlah wakil presiden yang populer atau cukup berkuasa. 

Harris harus mampu memperkuat dukungan dari hampir 4.000 delegasi Partai Demokrat dan sekitar 700 yang disebut super delegasi, yang juga mencakup mantan presiden, pemimpin partai, dan pejabat terpilih.

Harris secara teknis dapat memanfaatkan total dana kampanye Biden senilai $240 juta (sekitar Rp3,89 triliun), kata para ahli keuangan pemilu, karena kampanye ini dibuat atas nama keduanya.

Sementara itu, beberapa anggota parlemen dari Partai Republik mengancam akan mengajukan tuntutan hukum tergantung pada langkah apa yang diambil oleh Partai Demokrat menjelang titik akhir siklus pemilu AS kali ini. 

kp/ha (Reuters, AP, AFP, dpa)