1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Jerman Tidak Lagi Terima Imam Masjid yang Dilatih di Turki

15 Desember 2023

Jerman tidak akan lagi menerima imam yang dikirim dari Turki dan sebaliknya akan melatih ulama di negaranya sendiri sebagai upaya untuk meningkatkan integrasi.

https://p.dw.com/p/4aAsS
Orang-orang berkumpul untuk melaksanakan salat Idulfitri di Masjid Pusat Köln, Jerman, pada 21 April 2023
Masjid Pusat Köln atau biasa disebut juga sebagai Masjid Agung Köln menjadi salah satu ikon di JermanFoto: Mesut Zeyrek/AA/picture alliance

Sebuah program pelatihan yang menempatkan sejumlah ulama Turki untuk menjadi imam di masjid-masjid di Jerman telah dihentikan seiring dengan upaya Jerman untuk melatih para ulamanya sebagai upaya meningkatkan integrasi, demikian pernyataan Kementerian Dalam Negeri Jerman pada Kamis (14/12).

Berdasarkan perjanjian baru antara kementerian, otoritas keagamaan Turki Diyanet, dan asosiasi Islam Turki DITIB, sekitar 100 warga muslim di Jerman akan mendapat kesempatan untuk dilatih sebagai imam setiap tahunnya di Kota Dahlem.

Para calon imam ini secara bertahap akan menggantikan sekitar 1.000 ulama yang dilatih dan dipekerjakan oleh Diyanet Turki.

"Kami membutuhkan pemimpin agama yang bisa berbicara dalam bahasa kami, mengenal negara kami, dan membela nilai-nilai kami,” kata Menteri Dalam Negeri Jerman Nancy Faeser dalam sebuah pernyataan.

"Kami ingin para imam terlibat dalam dialog antaragama dan mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan tentang keyakinan dalam masyarakat kita,” kata Faeser.

Menurut Konferensi Islam Jerman (DIK), terdapat sekitar 5,5 juta muslim yang tinggal di Jerman atau sekitar 6,6% dari populasi. "Ini merupakan tonggak penting bagi integrasi dan partisipasi komunitas muslim,” kata Faeser.

Jerman memiliki sekitar 2.500 komunitas masjid, 900 di antaranya dikelola oleh DITIB. Sebuah cabang dari Kepresidenan Urusan Agama di Ankara, DITIB, adalah asosiasi Islam terbesar di Jerman yang dituduh bertindak sebagai perpanjangan tangan pemerintah Turki.

Anggota Taliban berbicara di salah satu masjid di Köln

Kontroversi DITIB terbaru terjadi ketika seorang anggota Taliban Afganistan berbicara di salah satu masjid organisasi tersebut di Kota Köln di bagian barat bulan lalu.

Pada tahun 2017, para pejabat Jerman meminta DITIB untuk melakukan reformasi mendasar menyusul tuduhan bahwa para imam yang dikirim oleh Diyanet telah menjadi mata-mata untuk pemerintah Turki setelah kegagalan kudeta terhadap pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan. Diyanet membantah terlibat dan penyelidikan ditutup tanpa tuduhan apa pun.

Mantan Kanselir Angela Merkel pertama kali mendukung pelatihan para imam di Jerman pada tahun 2018 dan mengatakan kepada parlemen bahwa hal itu "akan membuat kita lebih mandiri dan diperlukan untuk masa depan.”

Pelatihan 100 imam per tahun di Jerman akan berlangsung sebagai bagian dari program DITIB yang ada, serta melalui program tambahan, kata kementerian tersebut. Untuk mencapai tujuan ini, pihaknya menyatakan sedang mencari "kerja sama dengan Sekolah Tinggi Islam Jerman” di Osnabrück.

ha/rs (Reuters, AFP)