1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Jalan Livni untuk Pimpin Israel Semakin Lebar

14 Oktober 2008

Tzipi Livni berhasil melewati hambatan pertama untuk dapat menjadi kepala pemerintahan baru Israel, setelah ditandatanganinya kesepakatan koalisi bersama antara Partai Kadima dan Partai Buruh, Senin (13/10).

https://p.dw.com/p/FZHo
Menteri Luar Negeri Israel, Tzipi LivniFoto: AP

Kesepakatan koalisi bersama, antara Partai Kadima yang dipimpin Livni dan Partai Buruh milik Ehud Barak, ditandatangani setelah naskahnya mengalami sedikit perubahan, untuk memasukan tuntutan Barak, agar dalam koalisi pemerintahan mendatang ia mendapat jaminan memegang jabatan tinggi.

Menteri pertahanan saat ini, Ehud Barak, akan memperoleh jabatan baru sebagai wakil perdana menteri dalam pemerintahan Tzipi Livni mendatang. Juga Barack akan dilibatkan dalam perundingan dengan Suriah di masa depan. Namun harian terkemuka Israel Ha’aretz menilai, Partai Buruh secara keseluruhan tidak akan mampu sepenuhnya melawan kekuasaan PM Livni.

Pemerintahan Multi Partai

Walaupun sudah menjalin kesepakatan koalisi dengan Partai Buruh, Tzipi Livni masih memerlukan mitra koalisi lainnya untuk mencapai suara mayoritas dalam pemilihan di parlemen Israel-Knesset. Sebab koalisi Partai Kadima dan Partai Buruh hanya menguasi 48 dari seluruhnya 120 kursi di parlemen.

Israel Ministerpräsident Ehud Olmert und Verteidigungsminister Ehud Barak
PM Israel Ehud Olmert, dan Menteri Pertahanan Ehud barak. Dua sosok yang akan mewarnai perjalanan karir politik Tzipi Livni sebagai perdana menteri.Foto: AP

Saat ini Livni berusaha secara intensif untuk merangkul Partai Shas yang berhaluan ultra-ortodox, yang sebelumnya merupakan mitra koalisi pemerintahan Ehud Olmert untuk melanjutkan koalisi. Livni juga menyatakan bersedia memenuhi tuntutan partai ultra-ortodox itu, untuk memperbaiki tunjangan keluarga yang memiliki anak banyak. Untuk itu, Livni berjanji akan menaikkan anggaran tunjangan keluarga dengan banyak anak sebesar 100 juta Euro. Livni juga mengimbau kepada partai yang sepakat menjalin koalisi, agar secepat mungkin membentuk pemerintahan baru.


“Pembentukan pemerintahan multi partai, saat ini merupakan satu-satunya langkah paling tepat, untuk kemakmuran negara Israel dan rakyatnya. Saya tahu, rakyat tidak akan memaafkan mereka yang memutuskan tidak mau terlibat pemerintahan koalisi, dan mendorong agar digelar pemilu baru,“ demikian pernyataan Livni.

Meredam Olmert, Merangkul Barak

Surat kabar terkemuka lainnya, Maariv, menulis analisis, setelah terpilih menjadi ketua baru Partai Kadima, Livni harus melewati sedikitnya empat rintangan untuk dapat naik menjadi perdana menteri Israel.

Israel Friedensappelle nach Ausschreitungen in Akko
Selain soal Palestina, bentrokan antara warga Yahudi versus Arab akan menjadi cobaan pertama Livni.Foto: picture-alliance/ dpa

Pertama, menghadapi mantan PM Ehud Olmert yang terus membuat ulah di belakang layar. Kedua, menanggapi tekanan bekas pesaing internnya di Partai Kadima, Shaul Mofaz, yang meminta jabatan menteri luar negeri. Ketiga, merangkul ketua Partai Buruh, Ehud Barak, yang diduga tidak menyukai peranan pimpinan Livni.

Dan terakhir mengimbangi akrobat politik dari partai ultra-ortodox Shas. Karena itulah, Tzipi Livni yang ditugasi membentuk pemerintahan baru sudah dari awal memasang jurus ampuh, dengan mengingatkan agar koalisi baru segera dibentuk, karena rakyat tidak akan memaafkan partai yang mendorong digelarnya pemilu baru. (as)