1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikJepang

Italia Perkuat Kerja Sama Militer dengan Jepang

2 Juli 2024

Italia menugaskan kapal induknya ke Asia untuk melakukan latihan gabungan bersama militer Jepang. Penugasan tersebut dilatari kedekatan baru antara kedua negara yang ingin mengurangi kebergantungan dari Amerika Serikat.

https://p.dw.com/p/4hjlJ
Fumio Kishida dan Giorgia Meloni
Perdana Menteri Jepang dan Italia, Fumio Kishida dan Giorgia MeloniFoto: Luca Bruno/AP/picture alliance

Kapal induk Italia Cavour dijadwalkan melabuh di pesisir barat Pulau Honshu pada bulan Agustus mendatang, untuk mengambil bagian dalam latihan militer gabungan di udara dengan Pasukan Bela Diri Jepang.

Italia kini menjadi negara Eropa terbaru yang meningkatkan hubungan militer dengan negeri pasifis tersebut, di tengah eskalasi konflik geopolitik dengan Cina dan Korea Utara.

Pengerahan kapal andalan berbobot 27.100 ton itu diumumkan hari minggu (30/6) di Roma oleh Menteri Pertahanan Guido Crosetto.

Dia juga mengonfirmasi bahwa Cavour akan membawa hingga 10 pesawat tempur siluman F-35B, dalam latihan yang dimaksudkan "untuk memastikan stabilitas di Indo-Pasifik,” kata dia seperti dikutip Kyodo News.

Angkatan udara Jerman, Perancis dan Spanyol juga dijadwalkan untuk mengambil bagian dalam manuver lain  di Jepang pada bulan Juli.

Konvergensi kepentingan

Kedekatan baru antara Roma dan Tokyo diwacanakan dalam KTT G7 di Puglia, Italia, yang diselenggarakan oleh Perdana Menteri Giorgia Meloni pertengahan Juni lalu.

Dia dikabarkan melakukan pertemuan langsung dengan PM Jepang Fumio Kishida di sela-sela konferensi. Dalam perjumpaan itu, Kishida menekankan pentingnya kerja sama internasional demi mengamankan stabilitas di kawasan Indo-Pasifik.

"Italia dan Jepang memiliki cakrawala diplomatik dan kepentingan strategis yang sangat berbeda. Selama ini, Italia lebih fokus pada Timur Tengah dan Afrika Utara,” kata Marco Zappa, asisten profesor studi Jepang di Universitas Ca' Foscari, Venesia.

Perubahan mulai diupayakan, ketika hubungan antara Italia dan Cina menjadi dingin selama beberapa tahun terakhir, katanya kepada DW.

US, Japan, South Korea hold East Asia military drills

Italia adalah satu-satunya negara dengan perekonomian besar di Barat yang ikut serta dalam Inisiatif Sabuk dan Jalan atau Belt and Road Initiative (BRI) yang diusung Beijing. Namun Desember silam, pemerintahan Meloni mengumumkan bahwa Italia menarik diri dari proyek tersebut.

Zappa mengaku "tidak heran” bahwa dalam beberapa bulan terakhir Italia telah menunjukkan keberpihakan yang jauh lebih besar kepada AS dan sekutu NATO lainnya.

Jepang juga semakin mendekat dengan NATO. Invasi Rusia ke Ukraina telah mendorong Tokyo untuk memberikan tawaran yang lebih besar kepada negara-negara Eropa, serta memperluas peraturan yang mereka buat sendiri mengenai apa yang bisa mereka berikan kepada negara lain yang sedang berperang.

"Sikap simbolis itu akan dinormalisasi dengan kunjungan pelabuhan dan pelatihan bersama ini,” kata Zappa.

Menghindari kegusaran Cina

Namun dia tidak memperkirakan bahwa pemerintah di Roma akan mengambil risiko memprovokasi Cina dengan menugaskan kapal induknya ke Asia. Menurut rencana, kapal tersebut akan menghindari wilayah yang disengketakan di Laut Cina Selatan atau Selat Taiwan.

Jeff Kingston, direktur Studi Asia di Temple University di Tokyo, meyakini penugasan Cavour lebih bersifat simbolis. Namun dia menambahkan bahwa PM Kishida akan meyambut inisiatif Italia memperkuat kerja sama pertahanan.

"Kishida telah sangat terlibat dengan Eropa dan NATO dan ingin menunjukkan bahwa Jepang mendukung Ukraina sehingga negara-negara Eropa akan menunjukkan dukungan mereka jika terjadi krisis di Taiwan,” katanya kepada DW.

Biden affirms defense commitment with Japan and Philippines

Elemen kunci dalam kerja sama pertahanan dan keamanan bagi Jepang adalah pengembangan sistem persenjataan bersama, bukan seperti sebelumnya yakni membeli persenjataan AS.

Jepang, Italia, dan Inggris sudah berniat untuk melakukan kolaborasi pengembangan jet tempur generasi terbaru. Menurut Menteri Pertahanan Minoru Kihara, perjanjian yang ditandatangani pada 14 Desember 2023 itu "menyatukan teknologi terbaik dari Jepang, Inggris dan Italia. untuk memperkuat pencegahan dalam menghadapi lingkungan keamanan yang paling menantang dan kompleks sejak Perang Dunia II.”

Titik balik strategi pengadaan senjata

Zappa menggambarkan proyek tersebut sebagai "titik balik dalam sejarah pengadaan alutsista di Jepang,” dan merupakan peluang besar bagi sektor pertahanan Italia untuk berekspansi dan berkembang ke pasar baru di Asia.

Di dalam negeri, tambahnya, berkembangnya hubungan dengan Jepang tidak menimbulkan kekhawatiran. "Tidak ada wacana politik atau publik mengenai hubungan dengan Jepang, namun gambaran di kalangan masyarakat Italia adalah bahwa Jepang adalah negara yang indah dan sekutu global yang baik,” katanya.

Bagi Jepang, meningkatnya hubungan pertahanan dengan negara-negara Eropa seperti Italia dapat membantu mengurangi kebergantungan pada Amerika Serikat.

"Saya yakin Jepang sangat ingin mempersiapkan diri untuk menghadapi terpilihnya Donald Trump sebagai presiden. Hal ini dapat menimbulkan ketidakpastian selama empat tahun lagi. Karena itu Tokyo berusaha memperkuat kemitraan baru ini.”

rzn/hp

Kontributor DW, Julian Ryall
Julian Ryall Jurnalis di Tokyo, dengan fokus pada isu-isu politik, ekonomi, dan sosial di Jepang dan Korea.