1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PerdaganganCina

G7 Wacanakan Proteksi, Tanpa Ingin Provokasi Cina

14 Juni 2024

Uni Eropa dan AS membatasi impor kendaraan elektrik dari Cina demi melindungi industri otomotif di dalam negeri. Namun langkah tersebut berpotensi memicu perang dagang dengan Beijing.

https://p.dw.com/p/4h1SA
KTT G7 di Italia
Pemimpin negara G7 di ItaliaFoto: Nicholas Berardo

Di hari kedua Konferensi G7 di Italia, pemimpin negara-negara industri terbesar di dunia mengalihkan fokus ke arah Cina, tepatnya bagaimana melindungi industri di dalam negeri, tanpa memancing perang dagang dengan Beijing.

Kisruh perdagangan dengan perekonomian terbesar kedua di dunia itu menjadi agenda pembahasan di Puglia, Jumat (14/6). Selain Presiden Amerika Serikat Joe Biden, KTT G7 tahun ini dihadiri oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron, Kanselir Jerman Olaf Scholz, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, PM Kanada Justin Trudeau, PM Rishi Sunak dari Inggris, yang disambut meriah oleh PM Italia Giorgia Meloni.

Ketujuh negara juga ingin menyatukan sikap soal bagaimana merespons dugaan bantuan militer Cina untuk invasi Rusia di Ukraina. "Negara-negara G7 berada dalam posisi yang sama menyangkut Cina," kata seorang sumber di pemerintahan Jepang kepada kantor berita Prancis AFP.

Pertemuan di Puglia berlangsung di tengah ketegangan antara Barat dan Tiongkok, yang memanas sejak Uni Eropa mengumumkan rencana penetapan tarif yang lebih tinggi untuk produk kendaraan elektrik asal Cina, Brussels meyakini produk otomotif Cina mengandung subsidi negara dan sebabnya mendistorsi persaingan pasar.

Perang dagang UE dan Cina?

Perwakilan UE, yang tiba di Italia dalam kapasitas non-anggota, menyatakan khawatir atas "kelebihan kapasitas industri" di Cina. Mereka menuduh Beijing mengucurkan dana subsidi secara masif, terutama untuk sektor hijau dan energi terbarukan, seperti produsen panel surya, baterai atau kendaraan elektrik.

Uluran tangan negara kepada korporasi memangkas ongkos pengembangan dan produksi di Cina, yang membuat produsen Barat kewalahan bersaing. "Kami akan melakukan konfrontasi terhadap kebijakan Cina yang menciptakan limpahan produksi yang merusak secara global," kata John Kirby, juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS.

G7 leaders agree to use frozen Russian assets for Ukraine

Bulan lalu, menteri-menteri keuangan G7 memperingatkan akan melakukan intervensi "untuk memastikan persaingan yang adil," bagi semua negara.

Cina sendiri menepis tuduhan tersebut dan sebaliknya mengajak pabrikan otomotif Eropa untuk bekerja sama. Penetapan tarif sebesar hingga 38 persen itu diklaim tidak akan mempengaruhi ambisi perusahaan Cina untuk berekspansi ke Eropa. BYD, misalnya, sudah akan memulai pembangunan pabrik mobil elektrik di Spanyol tahun ini.

Menurut pemerintah Cina, langkah UE "menelanjangi perilaku proteksionis," dan berniat mengajukan banding di Organisasi Perdagangan Dunia, WTO.

Amerika Serikat bulan lalu juga sudah menaikkan bea impor bagi produk teknologi hijau buatan Cina, termasuk tarif sebesar 100 persen untuk kendaraan elektrik, dengan tuduhan "kecurangan" oleh Presiden Biden terhadap Beijing.

Agenda lain pembahasan KTT G7 adalah langkah Cina membatasi ekspor mineral langka, seperti galium, germanium dan grafit. Dikhawatirkan, Cina akan juga bersikap ringan tangan dalam membatasi ekspor logam tanah jarang, LTJ, yang merupakan bahan baku esensial bagi industri komunikasi, elektronik, energi atau otomotif.

Larangan ekspor oleh Beijing diyakini akan semakin memperparah gangguan pada rantai suplai global. Analis mewanti-wanti, kebijakan Cina akan menghasilkan kelangkaan dan kenaikan harga, bahkan jika Barat berusaha mendiversifikasi rantai suplai ke negara lain.

Ukraine dominating G7 agenda: Bernd Riegert from Italy

Janji Xi Jinping 

Dakwaan lain yang diarahkan kepada Cina adalah dugaan bantuan militer untuk Rusia, yang berpotensi digunakan dalam invasi di Ukraina. Isu tersebut mencuat seiring kehadiran Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Kamis (13/6). Menurut Presiden Biden, G7 sudah "bersepakat untuk mengambil langkah kolektif," terhadap perang Cina menyuplai "material yang Rusia butuhkan untuk menjalankan mesin perang."

Bantuan militer yang dituduhkan kebanyakan berupa ekspor drone atau mesin CNC yang bisa digunakan untuk memproduksi amunisi. Zelensky mengaku sudah berbicara dengan Presiden Cina Xi Jinping, yang "memberikan janjinya kepada saya," bahwa dia tidak akan menjual senjata kepada Rusia. "Mari kita lihat bersama," implementasinya.

Para pemimpin G7 juga akan membahas keamanan di Asia-Pasifik, di mana taktik konfrontatif dan militerisasi Cina terhadap pulau-pulau di Laut Cina Selatan, serta latihan perang baru-baru ini di sekitar Taiwan, memicu ketegangan di kawasan.

Seorang narasumber AFP di pemerintahan Jepang mengatakan, penting bagi para pemimpin yang bertemu di Puglia untuk menyampaikan pesan yang jelas kepada Xi bahwa masalah ini bukan hanya masalah regional, namun menjadi perhatian dunia. "Semua negara G7 sadar bahwa kita perlu menyampaikan pesan ini dengan sangat jujur ​​kepada para pemimpin Cina," kata dia.

rzn/hp (afp,ap,rtr)