1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KriminalitasEropa

Europol Gelar Operasi Besar Lawan Cybercrime, Serang Malware

31 Mei 2024

Europol dipimpin Jerman, Perancis dan Belanda melakukan operasi tangkap tangan lawan cybercrime dan malware. Empat orang ditangkap, lebih dari 100 server internet dimatikan atau didisrupsi.

https://p.dw.com/p/4gTy5
Markas EUROPOL di Den Haag, Belanda
Operasi Europol yang menyasar infrastruktur malware melibatkan sejumlah negaraFoto: IMAGO/Pond5 Images

Otoritas internasional melakukan operasi besar-besaran menarget jaringan malware. Empat orang ditangkap di Armenia dan Ukraina dan lebih dari 2.000 domain diambil alih oleh penegak hukum, lapor Europol, Kamis (30/05).

"Tindakan tersebut berfokus pada mendisrupsi kegiatan kriminal melalui penangkapan Target Bernilai Tinggi, menghancurkan infrastruktur kriminal, dan membekukan hasil ilegal. Pendekatan ini berdampak global pada ekosistem dropper," kata lembaga penegak hukum Uni Eropa (UE).

Malware adalah nama yang diberikan untuk perangkat lunak apa pun yang memungkinkan penjahat dunia maya terhubung secara diam-diam dengan komputer orang lain untuk tujuan kriminal.

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru! 

Selain menangkap empat orang, delapan tersangka yang masih buron juga masuk dalam Daftar Pencarian Orang.

"Dengan operasi polisi siber internasional terbesar hingga saat ini, otoritas penegak hukum telah memberikan pukulan signifikan terhadap dunia kejahatan siber,” kata Martina Link, wakil presiden kantor kepolisian kriminal federal Jerman, dalam sebuah pernyataan.

Europol: Semua orang meninggalkan jejak

Menurut Europol, operasi tersebut adalah "operasi terbesar yang pernah ada [...] melawan botnet, yang memainkan peran utama dalam penyebaran ransomware," yakni perangkat lunak yang diselundupkan ke komputer yang secara permanen untuk memblokir akses ke data pribadi pengguna kecuali uang dibayarkan kepada penjahat yang berada di baliknya.

Botnet yang dibongkar selama operasi antara 27 dan 29 Mei termasuk IcedID, Smokeloader, SystemBC, Pikabot dan Bumblebee, menurut Europol. Operasi yang dijuluki Operasi Endgame ini diprakarsai dan dipimpin oleh Prancis, Jerman, dan Belanda.

Botnet adalah jaringan perangkat yang dapat dikendalikan dari jarak jauh, bahkan tanpa sepengetahuan pemiliknya, oleh penjahat dunia maya untuk tujuan jahat. 

Negara-negara lain, seperti Inggris, Amerika Serikat dan Ukraina, juga terlibat, kata Europol dalam pernyataannya, seraya menambahkan, polisi melakukan 16 aksi penggeledahan di empat negara berbeda.

"Operasi ini menunjukkan bahwa Anda selalu meninggalkan jejak. Tidak ada seorang pun yang tidak dapat ditemukan, bahkan saat online," kata Stan Duijf dari Kepolisian Nasional Belanda dalam sebuah pernyataan video.

Penyelidik mengatakan salah satu tersangka utama memperoleh setidaknya €69 juta (sekitar Rp1,2 triliun) dalam mata uang kripto dengan menyewa situs infrastruktur kriminal untuk menyebarkan ransomware.

Europol mengatakan operasi masih berlangsung dan diperkirakan akan menangkap lebih banyak lagi pelaku kejahatan siber.

Jerman memuji operasi lawan cybercrime

Menteri Dalam Negeri Jerman Nancy Faeser menyebut operasi polisi sebagai pukulan besar bagi penjahat siber.

Dia mengatakan, dimensi operasi tersebut menunjukkan "seberapa keras kita dapat memukul dan dimensi yang kita hadapi di sini."

Menurut Faeser, serangan tersebut telah menghancurkan infrastruktur yang digunakan dalam kejahatan serangan ransomware yang "menyebabkan kerugian ekonomi besar-besaran pada bisnis di Jerman," katanya.

ae/as(Reuters, AFP)