1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

061008 EU Finanzkrise

7 Oktober 2008

Uni Eropa berusaha mencegah meluasnya dampak krisis keuangan dengan menekankan kerjasama di antara negara anggota. Namun ada kesan semua mengurus diri sendiri.

https://p.dw.com/p/FVbW
Pertemuan darurat UE di Paris, (ki-ka) PM Luksemburg Jean Claude Juncker, PM Italia Silvio Berlusconi, Kanselir Jerman Angela Merkel, Presiden Perancis Nicolas Sarkozy, PM Inggris Gordon Brown, Ketua Komisi Eropa Jose Manuel Barroso dan Direktur Bank Sentral Eropa Claude Trichet.Foto: AP

Negara-negara pengguna mata uang Euro pada dasarnya saling mengerti dalam upaya penyelematan bank-bank yang goyah akibat krisis keuangan.

Karena itu, tidak semua lembaga keuangan mendapat bantuan dari negara, melainkan hanya satu yang penting artinya bagi sistem keuangan secara keseluruhan. Demikian dikatakan ketua kelompok menteri keuangan negara pengguna Euro Jean-Claude Juncker, Senin (06/10), seusai pertemuan para menteri di Luksemburg.

"Semua harus dilakukan untuk menghindari bangkrutnya lembaga keuangan dalam sistem perbankan. Negara harus menjamin jangan sampai hal semacam itu terjadi", kata Juncker.

Mengurus diri masing-masing

Sebelumnya, ke-27 anggota UE menyatakan, setiap negara ingin melindungi sistem perbankan dan nasabahnya. Pentingnya kerjasama digembar-gemborkan, namun tak semua pihak melihat kesiapan semua negara anggota untuk bekerjasama.

EU Finanzgipfel in Paris
Suasana konfrensi di Paris. Merkel (kiri), Sarkozy (tengah), dan Gordon Brown (kanan)Foto: AP

Pada pertemuan istimewa di Paris akhir pekan lalu, Kanselir Jerman Angela Merkel mengkritik pemerintah Irlandia yang memberi jaminan untuk simpanan uang di bank-bank tertentu di negaranya. Namun beberapa jam kemudian, pemerintah Jerman memberikan proteksi bagi simpanan uang di bank-bank di Jerman.

Tak heran jika kata-kata sinis dilontarkan Ketua Komisi Ekonomi dan Moneter di Parlemen Eropa, Pervenche Berès.

"Tidak tampak nilai tambah dari sebuah kerjasama Eropa. Malah ada kesan, semua mengurusi dirinya sendiri, tapi paling tidak mereka bicara satu sama lain“, kata Berès.

Karena itulah ditekankan pentingnya kerjasama antara sesama negara UE dan pengguna mata uang Euro. Direktur Bank Sentral Eropa ECB, Jean-Claude Trichet menghimbau semua pihak yang terlibat untuk memikul tanggungjawabnya, tetap tenang dan menjaga kepercayaan. ECB akan terus mengusahakan tingkat likuidasi memadai di pasar uang.

Trichet mengatakan, "Kita harus membaca situasi dengan cermat, tapi kita mampu bereaksi cepat dan, menurut saya, dengan cara yang tepat. Tentu saja kita harus berkoordinasi dan memiliki rasa tanggungjawab yang sama dalam situasi yang sangat sulit ini."

Melindungi atau malah merusak?

Masalahnya bukan hanya seberapa bagus kerjasama saat ini, atau yang diharapkan bisa terjalin kelak. Tapi juga menyangkut, seberapa cocok langkah yang diambil tiap-tiap negara dengan hukum persaingan Eropa?

Deutschland Finanzkrise Börse in Frankfurt Börsenmakler
DAX melemah: Bursa saham Eropa bereaksi negatif terharap perkembangan terbaru krisis keuangan.Foto: AP

Akankah merusak prinsip kompetisi, jika sebuah negara menjamin simpanan uang di bank dalam wilayah nasionalnya, sementara pemerintah negara lain tidak melakukan hal serupa?

Secara prinsip berlaku jaminan minimal untuk UE, yang bisa ditambah oleh masing-masing negara. Bertolak dari situ, Neelie Kroes, Komisaris Urusan Persaingan Usaha UE tidak melihat masalah dalam tindakan yang diambil pemerintah Jerman. Berbeda dengan kasus Irlandia.

Kroes mengatakan, "Keputusan untuk menjamin sepenuhnya simpanan uang di enam bank Irlandia, juga dimasa depan, membuat bank-bank ini menjadi tempat yang lebih aman bagi para penabung dan nasabah, sehingga dana mengalir ke ke bank-bank tersebut. Langkah seperti ini juga menimbulkan masalah diskriminasi.“

Sementara itu, sejumlah negara mengikuti langkah yang diambil pemerintah Jerman dan memberi jaminan luas bagi proteksi terhadap simpanan uang di bank. (rp)