1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KonflikKorea Utara

Beri Ultimatum, Korea Utara Tembakan Ratusan Peluru Artileri

19 Oktober 2022

Peluru artileri Korut jatuh ke dekat zona penyangga yang memisahkan kedua Korea, kata militer Korsel. Seoul baru saja memulai latihan militer tahunannya untuk dapat melawan provokasi dari Pyongyang lebih baik lagi.

https://p.dw.com/p/4INEJ
Latihan uji coba peluru artileri jarak jauh Korut, 9 Maret 2020
Korea Utara telah menembakkan ratusan peluru artileri ke laut dekat lepas pantai barat dan timur perbatasanFoto: Yonhap/picture alliance

Korea Utara menembakkan ratusan peluru artileri ke perairan di dekat perbatasan dengan Korea Selatan pada Selasa (18/10) malam, kata Kepala Staf Korea Selatan dalam sebuah pernyataan, Rabu (19/10).

Militer Seoul mengatakan peluru-peluru itu tidak mendarat di perairan teritorial Korea Selatan, tetapi jatuh ke Zona Demiliterisasi (DMZ) atau zona penyangga yang memisahkan Korea Utara dan Korea Selatan.

Ketegangan antara kedua negara di semenanjung Korea itu terus memanas sejak pekan lalu, setelah Korea Utara menembakkan rentetan peluru artileri dan juga menerbangkan pesawat tempurnya di dekat zona perbatasan Korea.

Seoul mengutuk perbuatan Pyongyang dengan memberlakukan sanksi sepihak untuk pertama kalinya dalam hampir lima tahun terakhir.

Mengapa Korut menembakkan peluru artilerinya?

Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (JCS) mengatakan bahwa militer Korea Utara telah menembakkan secara total sekitar 250 peluru artileri pada pukul 10 malam waktu setempat, Selasa (18/10).

JCS menyebutnya sebagai "pelanggaran nyata" terhadap perjanjian militer tahun 2018 yang menciptakan zona demiliterisasi di sepanjang perbatasan darat dan laut Korea untuk mengurangi ketegangan di antara Korut dan Korsel.

"Kami sangat mendesak Korea Utara untuk segera menghentikan tindakannya," tegas pimpinan militer Korea Selatan dalam sebuah pernyataan.

"Provokasi Korea Utara yang terus berlanjut adalah tindakan yang merusak perdamaian dan stabilitas Semenanjung Korea dan komunitas internasional," tambahnya.

Peluncuran uji coba rudal Korea Utara.
Korut mengirim pesan "peringatan serius" untuk KorselFoto: picture alliance/dpa/KCNA via KNS/AP

Peringatan untuk Korea Selatan

Korea Utara kemudian mengatakan bahwa tembakan itu dimaksudkan untuk mengirim pesan "peringatan serius" ke Korea Selatan, menanggapi penembakan ratusan peluru artilerinya pada pukul "09:55 sampai 17:22", pada hari Selasa (18/10).

Staf Umum Tentara Rakyat Korea (KPA) mengatakan "latihan perang Korsel melawan Korut berlangsung dengan kegelisahan."

"Untuk mengirim peringatan serius sekali lagi, sudah dipastikan bahwa unit KPA di garis terdepan timur dan barat meluncurkan tembakan peringatan yang mengancam ke arah laut timur dan barat (Korea) pada malam 18 Oktober, sebagai tindakan balasan militer yang keras," katanya dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh kantor berita negara Korea Utara, KCNA.

Latihan militer gabungan mengusik kemarahan Pyongyang

Pasukan Korea Selatan tengah memulai latihan pertahanan tahunan Hoguk mereka, yang dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan kinerja dalam melawan ancaman nuklir dan rudal dari Korea Utara, pada hari Senin (17/10).

Latihan tahunan itu merupakan serangkaian latihan militer Korea Selatan terbaru dalam beberapa pekan terakhir, termasuk kegiatan Korsel bersama dengan Amerika Serikat dan Jepang.

Pelatihan militer tahunan Korsel yang akan berakhir Sabtu (22/10) mendatang, merupakan bentuk tanggapan Korsel atas Korea Utara yang terus meningkatkan pengujian senjatanya.

Anggota parlemen Korea Selatan mengatakan bahwa Korea Utara telah menyelesaikan persiapan uji coba nuklir pertamanya sejak 2017, dan ada kemungkinan bahwa Korut akan meluncurkannya sebelum Pemilu Paruh Waktu AS pada 8 November mendatang.

kp/ha (Reuters, AP)