1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikBangladesh

Bangladesh: Hasina Beri Pernyataan Pertama Sejak Digulingkan

14 Agustus 2024

Dalam pernyataan pertama sejak digulingkan dari Bangladesh, mantan Perdana Menteri Sheikh Hasina menuntut aktor kekerasan selama protes yang telah membuatnya mengundurkan diri agar "diidentifikasi dan dihukum."

https://p.dw.com/p/4jRAP
Hasina bersama PM India Narendra Modi pada Juni 2024
Foto: Manish Swarup/AP/picture alliance

Mantan Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina menyerukan penyelidikan atas kekerasan yang melanda Bangladesh pada Juli 2024 dan menuntut mereka yang terlibat supaya dihukum.

"Saya menuntut agar mereka yang terlibat dalam pembunuhan dan vandalisme ini diselidiki dengan benar dan para pelakunya diidentifikasi dan dihukum sebagaimana mestinya," kata Hasina dalam pernyataan publik pertamanya sejak mengundurkan diri dan meninggalkan Bangladesh pada tanggal 5 Agustus.

Dalam pernyataan yang dikeluarkan lewat putranya yang tinggal di AS, Sajeeb Wazed Joy, di media sosial, Hasina mengatakan protes antipemerintah sebagai "serangan teroris" dan "vandalisme, pembakaran, dan kekerasan atas nama agitasi."

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

Ia meminta para pendukungnya untuk turun ke jalan pada hari Kamis (15/08) untuk memperingati Hari Berkabung Nasional Bangladesh. Ini adalah hari peringatan tahunan untuk memperingati pembunuhan ayahnya, Sheikh Mujibur Rahman, presiden pertama Bangladesh yang merdeka pada tahun 1975.

Pada Selasa (13/08) pemerintahan sementara yang baru dibentuk membatalkan hari nasional ini. "Saya mengimbau Anda untuk merayakan Hari Berkabung Nasional dengan rasa hormat dan kesungguhan," katanya dalam pernyataan tersebut.

Mengapa Hasina lengser dan mengungsi?

Pengunduran diri Hasina awalnya dipicu protes yang dipimpin mahasiswa yang bermula dari penentangan terhadap sistem kuota untuk pekerjaan pemerintah. Protes ini kemudian meluas menjadi pemberontakan terhadap pemerintah dan kekuasaannya.

Bentrokan antara pengunjuk rasa, polisi, dan kelompok pendukung pemerintah mengakibatkan ratusan orang tewas. Kelompok protes mahasiswa mengatakan tindakan keras terhadap pengunjuk rasa dilakukan atas perintah Hasina. 

Setelah Hasina melarikan diri ke negara tetangga India, peraih Nobel berusia 84 tahun Mohammad Yunus kembali ke Bangladesh dan bertindak sebagai pemimpin bagi pemerintahan sementara yang baru dibentuk.

Bertindak sebagai Perdana Menteri, Yunus menunjuk kabinet yang mencakup aktivis mahasiswa dan pemimpin senior masyarakat sipil.

Hasina hadapi dakwaan pembunuhan

Pada Selasa pagi waktu setempat, pengadilan di Bangladesh membuka penyelidikan terhadap Hasina dan enam tokoh penting dalam pemerintahannya atas pembunuhan seorang pria oleh polisi selama kerusuhan sipil bulan lalu.

"Sebuah kasus telah diajukan terhadap Sheikh Hasina dan enam orang lainnya," kata Mamun Mia, pengacara yang mengajukan kasus tersebut atas nama seorang warga negara.

Anggota pemerintahan Hasina lainnya juga menghadapi proses pidana setelah polisi mengatakan pada hari Selasa (13/8) bahwa mantan menteri hukum Anisul Huq dan penasihat Hasina, Salman Rahman, ditangkap karena diduga "menghasut" pembunuhan dua orang.

ae/hp (Reuters, AP, AFP)