1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

AS Batal Bangun Sistem Penangkal Rudal di Eropa Timur

18 September 2009

AS tidak akan membangun sistem pertahanan anti rudal di Eropa timur, ungkap Presiden Barack Obama, Kamis (17/09), di Washington. Dikatakannya, ancaman dari Iran ternyata tidak sebesar yang sebelumnya dikhawatirkan.

https://p.dw.com/p/JjEC
Presiden AS Barack Obama
Presiden AS Barack ObamaFoto: AP

Keputusan pemerintah AS memiliki dua komponen, yaitu komponen diplomasi politik dan militer strategis. Presiden Barack Obama dan Menteri Pertahanan Robert Gates dalam pernyataannya menekankan komponen kedua.

Menurut Obama, keputusan untuk tidak melanjutkan proyek sistem pertahanan anti rudal di Eropa Timur merupakan keputusan yang menentukan. Salah satunya adalah perkiraan baru mengenai situasi keamanan.

“Ancaman dari Iran saat ini adalah peluru kendali jarak pendek dan menengah dan bukan rudal jarak jauh,“ kata Obama.

Perkiraan ini sebenarnya sudah didengar sejak lama oleh banyak Negara Eropa. Amerika Serikat menyesuaikan programnya dengan analisa tersebut, yaitu fokus pada sistem penangkis roket jarak pendek dan menengah.

Obama mengatakan, program baru ini akan lebih baik dalam menghadapi ancaman, membuat Amerika Serikat dan sekutu Eropanya lebih merasa yakin. Butir yang kedua, seperti yang dikemukakan Obama dan Menteri Pertahanan Gates, terdapat kemajuan yang menentukan dalam hal sistem pertahanan anti rudal.

"Kami mampu menghadang peluru kendali jarak dekat dan menengah dari Iran,“ kata Gates.

Ini maksudnya, bukan dengan membangun sistem tetap satu-satunya, tapi melacak arah dari mana rudal itu ditembakkan. Gates menjelaskan, selanjutnya roket pertahanan akan ditempatkan di kapal laut, di tahap kedua mulai tahun 2015 akan ditempatkan roket berbasis darat.

Perundingan mengenainya, menurut Gates, sudah dimulai, terutama dengan Polandia dan Ceko. Sistem ini akan menawarkan perlindungan tambahan, dan dapat dibangun untuk juga menghadang rudal jarak jauh.

Presiden dan Menteri Pertahanan AS menekankan aspek militer strategis, tapi tentu juga terdapat motif politis di balik keputusan ini.

Di awal masa jabatannya, Obama mengatakan ingin membangun awal baru hubungan dengan Rusia. Dengan keputusan ini Obama menunjukkan keseriusannya. Sengketa mengenai sistem pertahanan anti rudal selama ini menjadi rintangan dalam bekerja sama di berbagai isu, terutama mengenai Iran.

Obama mengharapkan saat ini menjadi saat yang tepat bagi kemajuan. Keputusan Obama merupakan tindakan menjaga keseimbangan, karena dia harus menghindari kesan bahwa Obama tidak berdaya menghadapi protes dari Rusia, dan bahwa dia, dalam hal keputusan mengenai keamanan, ibaratnya menyerahkan hak vetonya untuk Rusia. Untuk itu Obama menekankan, ketakutan Rusia tidak beralasan, dan sistem itu adalah untuk mengantisipasi ancaman dari Iran.

"Itu juga merupakan fokus kami selanjutnya dan dasar bagi keputusan ini, yang hari ini kami umumkan,“ jelas Obama.

Sementara itu, pemerintah Rusia menanggapi keputusan Amerika Serikat dengan perasaan lega. Sikap keras Kremlin telah membuahkan hasil. Konstantin Kossatzchov, anggota parlemen Duma yang menangani politik luar negeri, menilai langkah pemerintah di Washington sebagai koreksi kebijakan yang sangat berarti di politik luar negeri AS.

Sabine Müller/Luky Setyarini

Editor: Ziphora Robina