1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Yuk, Cegah HIV/AIDS

30 November 2007

Data yang dikeluarkan WHO dan UNAIDS memang menunjukkan ada penurunan jumlah penderita HIV/AIDS. Namun ternyata, itu merupakan koreksi dari tahun sebelumnya yang diduga angka-angkanya meragukan.

https://p.dw.com/p/CVGH
Bersama-sama cegah HIV/ADIS
Bersama-sama cegah HIV/AIDSFoto: picture-alliance/ dpa

Dari tahun ke tahun laporan data jumlah penderita HIV/AIDS yang dikeluarkan organisasi Perserikatan Bangsa-bangsa UNAIDS dan WHO tetap menunjukkan angka tinggi. Mendadak sontak di tahun ini, angkanya malah menurun drastis.

Tahun 2007 ini diperkirakan jumlah orang yang hidup dengan HIV/AIDS sekitar 33 juta orang. Angka ini jauh lebih rendah dari data tahun 2006, yang mencatat hampir 40 juta orang terinfeksi virus HIV. Data statistik itu seolah menunjukkan jumlah penderita HIV/AIDS memang benar-benar merosot. Padahal tidak ada penurunan. Melainkan data baru ini merupakan perubahan basis data dari tahun-tahun sebelumnya.

Negara-negara di kawasan sub Sahara masih menempati posisi tertinggi untuk jumlah penderita HIV. "68 persen penderita terinfeksi HIV, dan 76 persen kasus kematian karena AIDS terjadi di negara-negara sub Sahara. Sepertiga penderita infeksi baru dan kematian akibat AIDS di seluruh dunia, tersebar di delapan negara yang berada di selatan Afrika itu.“ Tutur Kevin de Cock, direktur masalah AIDS WHO.

Di Afrika hampir semua lapisan warga terinfeksi HIV. Sedangkan di negara-negara industri penderita sebagian besar terfokus pada kelompok-kelompok masyarakat beresiko tinggi, seperti homoseksual, prostitusi dan pecandu obat bius.

Di Eropa Timur dan Asia Tengah, tidak juga ada perbaikan. Di kawasan ini jumlah penderita HIV/AIDS sejak tahun 2001 terus melonjak hingga 150 persen. Di Rusia dan Ukraina, situasinya pun mengkhawatirkan. Namun ada juga titik terang dalam laporan AIDS kali ini.

Jumlah penderita infeksi HIV di Asia Selatan dan Asia Tenggara menurun. Seperti misalnya di Kamboja, Burma dan Thailand. Penyebabnya adalah perilaku seksual yang lebih aman. Juga adanya akses yang lebih baik terhadap obat antiretroviral, cukup sukses menurunkan jumlah orang yang terinfeksi HIV dalam dua tahun terakhir.

Meski demikian Kevin de Cock tetap melontarkan tanda bahaya. “Dengan 6800 kasus infeksi baru dan 5700 kematian per hari, maka harus ada peningkatan upaya pencegahan dan penanganan yang lebih baik. Jika angka itu hendak ditekan harus ada akses yang mudah untuk semua dalam memperoleh obat untuk AIDS.” Tandasnya mengakhiri.