1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Xi Bersiap Lanjutkan Masa Jabatan, Taiwan Perkuat Pertahanan

12 Oktober 2022

Taiwan memperkuat pertahanan negaranya untuk kemungkinan perang dengan Cina saat Xi Jinping bersiap melanjutkan masa jabatan ketiga.

https://p.dw.com/p/4I41n
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen
Foto: picture alliance/AP/Chiang Ying-ying

Presiden Taiwan Tsai Ing-wen dalam pidato hari nasionalnya pada Senin (10/10) mengatakan perang "sama sekali bukan pilihan". Menurut seorang sumber yang akrab dengan pemikiran Tsai, pernyataan tersebut sebagian ditujukan untuk kongres Partai Komunis Cina yang berkuasa, yang dibuka pada hari Minggu (09/10).

Presiden Cina Xi Jinping diperkirakan akan melanjutkan masa jabatan ketiganya melalui kongres partai yang digelar setiap lima tahun.

Tsai juga menguraikan langkah-langkah untuk meningkatkan segi pertahanan termasuk dengan produksi massal rudal presisi dan kapal perang. "Melalui tindakan kami, kami mengirim pesan kepada komunitas internasional bahwa Taiwan akan bertanggung jawab atas pertahanan diri kami sendiri, bahwa kami tidak akan menyerahkan apa pun pada takdir," tambahnya.

Sementara Taiwan telah hidup di bawah ancaman invasi Cina selama lebih dari tujuh dekade dan tidak ada tanda-tanda kepanikan publik, para pejabat pemerintah khawatir dan menawarkan analisis yang tajam secara pribadi.

"Sekarang kita harus berhenti berilusi dan bersiap untuk bertarung. Kita benar-benar harus siap untuk berperang," kata seorang sumber Taiwan yang akrab dengan kebijakan pemerintah Cina, yang berbicara dengan syarat anonim karena dia tidak berwenang untuk membahas penilaian intelijen dengan media.

Persenjataan yang presisi

Tsai telah menjadikan modernisasi angkatan bersenjata sebagai prioritas, untuk mengembangkan apa yang dia katakan pada pekan ini sebagai "kemampuan perang asimetris yang komprehensif" dengan senjata presisi kecil yang mobile seperti rudal anti-kapal yang dapat diluncurkan dari belakang truk dan dipindahkan ke tempat yang aman setelah penembakan.

Xi menunjukkan bahwa dia telah mematahkan pepatah mendiang pemimpin reformis Deng Xiaoping untuk "menyembunyikan kekuatanmu dan menawar waktumu", kata Lin Fei-fan, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Progresif Demokratik Taiwan yang berkuasa.

Xi berusaha mendorong pengaruh global Cina dan mencapai tujuan yang tidak dicapai oleh para pendahulunya, termasuk dengan menjadikan Hong Kong sebagai pengikut, kata Lin kepada Reuters di markas partai di pusat kota Taipei. "Ketika kami mengatakan pencapaian, bagi Taiwan itu jelas bukan pertanda baik, itu bukan hal yang baik," katanya.

"Saya pikir dalam lima tahun ke depan akan lebih intens untuk hubungan lintas selat, itu akan lebih tidak stabil dan juga ketegangan di seluruh Selat Taiwan akan meningkat ke tingkat yang berbeda."

Seorang pejabat senior keamanan Taiwan mengatakan masa jabatan ketiga Xi akan membawa "ketegangan tak terduga" melintasi selat itu. "Kami tidak akan provokatif. Kami tidak akan membiarkan dia menggunakannya sebagai alasan," ujarnya.

Huang Kwei-bo, seorang profesor diplomasi di Universitas Nasional Chengchi Taipei, mengatakan Xi kemungkinan ingin membuat Taiwan berada di bawah kendalinya lebih cepat.

"Karena semakin lama kedua belah pihak bersatu, semakin besar biaya yang akan dibayar Beijing untuk penyatuan nasional," katanya kepada Reuters. "Xi Jinping, saya pikir, dalam pikirannya, lebih cepat lebih baik daripada nanti."

yas/ha (Reuters)