1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

WHO: Pandemi Flu Babi Masuk Siaga Lima

30 April 2009

Kecemasan terhadap pandemi flu babi semakin besar. Saat ini tercatat 3000 kasus di 28 negara ditengarai terkait virus H1N1. Eropa siap hadapi skenario terburuk. WHO umumkan pandemi flu babi telah mencapai fase kelima

https://p.dw.com/p/Hh1T
Sebuah iklan surat kabar di HongkongFoto: AP

Persiapan matang adalah kuncinya, begitu bunyi semboyan yang belakangan terdengar di Brussel. Uni Eropa memang sedang bersiap menghadapi ancaman wabah flu babi.

Hari Kamis (30/4) di Luxemburg, ke-29 menteri kesehatan negara-negara anggota Uni Eropa bertemu untuk membahas langkah-langkah pencegahan.

Sampai saat ini tiga negara UE telah melaporkan 13 kasus positif virus H1N1. Di Luxemburg kecemasan merajalela. "Saya kira, saat ini kami melakukan apapun yang mungkin. Meskipun tidak satupun dari kami mengetahui dengan pasti secepat apa penyebaranya," ujar Menteri Kesehatan Jerman Ulla Schmidt

Uni Eropa terutama memprioritaskan terjaminnya pasokan obat-obatan ke seluruh negara anggota. Negara-negara dengan persediaan obat-obatan tinggi seperti Jerman dan Inggris diminta untuk ikut membantu negara Eropa lainnya. Kecemasan Eropa tidak berlebihan.

Mexiko larang warga berpergian

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mewanti-wanti pandemi flu babi telah menjadi ancaman nyata. Sebanyak 29 negara di Asia, Amerika dan Eropa mengkonfirmasikan adanya dugaan mulai berjangkitnya flu babi di wilayahnya. Margaret Chan, Direktur WHO menyerukan kepada dunia internasional agar mengambil ancang-ancang terhadap terjadinya pandemi flu babi.

"Ini adalah kesempatan untuk solidaritas global agar kita bereaksi dan mencari solusi demi kepentingan semua negara, semua manusia. Lagipula, manusia lah yang paling terancam jika pandemi terjadi. Sebagaimana yang telah saya katakan, kami belum memiliki semua jawaban saat ini, tapi kami akan menemukannya," ujarnya.

Saat ini di Mexiko yang merupakan pusat penyebaran virus H1N1 tercatat sudah 160 orang korban meninggal dunia akibat terjangkit flu. Tujuh diantaranya telah terbukti terkait virus flu babi. Untuk menahan laju penyebaran, pemerintah Mexiko mengambil langkah dramatis dengan menutup kantor-kantor pemerintahan dan pusat-pusat hiburan.

Larangan berpergian juga diberlakukan di sejumlah kota besar. Semua warga disarankan tidak meninggalkan rumah masing-masing. Meskipun demikian, koordinator Program Penanggulangan wabah flu di WHO, Keiji Fukuda mewanti-wanti terhadap reaksi panik di antara masyarakat.

Reaksi beragam di dunia internasional

"Pada awalnya flu ini cuma berjangkit pada babi. Namun kini virus itu memiliki sifat seperti flu pada manusia dengan kemampuan menyebar dari dan ke manusia. Jadi pada titik ini kami tidak melihat adanya bukti bahwa manusia terinfeksi melalui produk daging babi," tandasnya.

Langkah WHO menaikkan tingkat bahaya pandemi flu babi memicu reaksi beragam di seluruh dunia. Di Cina misalnya, warga mulai berhenti mengkonsumsi daging babi, meskipun pemerintah setempat telah menjamin keamanan produk-produk babi di wilayahnya.

Pemerintah Indonesia menyarankan warganya agar tidak bepergian ke Mexiko dan delapan negara lain yang telah terkena wabah flu babi. Perancis bahkan sempat mempertimbangkan melarang semua penerbangan dari dan ke Mexiko.

Sementara pemerintah Kanada mengambil langkah dramatis dengan mewajibkan 15.000 tenaga kerja musiman asal Mexiko untuk menjalani tes kesehatan. Saat ini tercatat sekitar 32 negara yang telah mengumumkan peringatan perjalanan bagi warganya yang ingin berpergian ke Mexiko.

RN/ap/afp/dpa/rtr

Editor: Hendra Pasuhuk