1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

WHO: Jangan Panik Soal Flu Babi

12 Juni 2009

Para pejabat kesehatan dan pemerintah seluruh dunia menyatakan, rakyat tidak perlu panik. Karena kendati badan kesehatan dunia WHO sudah meningkatkan kesiagaan flu babi ke tahap tertinggi, wabah ini bisa dikendalikan.

https://p.dw.com/p/I893
Simbol WHO di kantor pusatnya di Jenewa.Foto: AP

Badan kesehatan dunia WHO menyatakan, peningkatan kesiagaan wabah flu babi ke tahap maksimal, tidak perlu menimbulkan kepanikan. Semuanya terkendali dan terawasi dengan sangat baik. Karenanya langkah-langkah drastis dan ekstrim seperti penutupan perbatasan negara, sama sekali tidak diperlukan.

Direktur Jenderal WHO Margaret Chan menyebut, keputusan meningkatkan kesiagaan lebih didasarkan pada sejumlah bukti dan kriteria ilmiah mengenai persyaratan terjadinya wabah pandemik influensa.

Namun teknologi kesehatan yang sangat maju, langkah-langkah penanggulangan yang cepat, dan koordinasi antar negara yang sangat erat, membuat dampak wabah flu kali ini berbeda dengan pandemik di masa lalu. Karenanya, tidak perlu membangkitkan kepanikan.

Margaret Chan mengatakan, "Dunia sekarang sedang berada pada awal pandemik influensa. Kita berada pada tahap pandemik paling dini. Namun penyebaran virus ini berlangsung dalam pengawasan yang sangat seksama dan teliti. Tak pernah sebelumnya suatu pandemik dideteksi begitu dini dan diawasi begitu dekat, sejak tahap sangat awal."

Sejauh ini, flu babi sudah berjangkit di 74 negara. Sekitar 29 ribu orang dinyatakan positif terkena flu babi. Amerika dan Meksiko merupakan dua negara dengan angka kejangkitan terbesar. Dan sejauh ini hanya dua negara itu yang mencactat angka kematian akibat flu babi. Yakni sebanyak 144 orang, sebagian besar di Meksiko.

Badan kesehatan dunia WHO menyatakan, peningkatan kesiagaan wabah ke tingkat maksimal wabah flu babi tidak berarti akan melonjaknya angka kematian itu.

"Kebanyakan penderita hanya mengalami gejala ringan. Dan mengalami pemulihan sepenuhnya dan dalam tempo cepat. Acap kali, tanpa melalui pengobatan dalam bentuk apapun. Dan tingkat kematian akibat flu babi di seluruh dunia, tergolong sangat rendah", kata Direktur Jenderal WHO Margaret Chan.

Senada dengan Margaret Chan, para pejabat kesehatan dan pemimpin pemerintahan di seluruh dunia bersepakat, tidak ada yang perlu dicemaskan. Yang perlu diambil hanyalah langkah-langkah pencegahan dan kesiagaan penuh.

Perdana Menteri Australia Kevin Rudd menyatakan, di tahun manapun flu bisa menjadi masalah besar dimana pun. Kali ini flu babi, merupakan flu berat, dan yang harus dilakukan hanyalah waspada, bersiaga, dan bertindak cepat setiap harinya. Lebih-lebih Australia memiliki cadangan anti virus yang cukup.

Menteri Kesehatan Australia Nicola Roxon menjelaskan,"Virus ini memang akan terus menyebar di seluruh pelosok, sebagaimana diduga. Namun bisa ditangani dengan mudah. Maka fokus kami sekarang adalah mengupayakan berbagai langkah untuk menekan penyebaran virus ini dengan berbagai cara yang mungkin".

Kendati angka penderitanya tergolong besar, lebih dari seribu orang, Australia tidak meningkatkan tingkat kesiagaan wabah. Karena menaikan tingkat kesiagaan secara hukum berarti memungkinkan pejabat berwenang untuk membatalkan berbagai peristiwa terbuka seperti pertandingan olah raga atau pertunjukan kesenian, serta menutup perbatasan.

Negara-negara Asia yang berpengalaman dengan wabah SARS seperti Hongkong, Singapura, Taiwan, Singapura, bahkan Indonesia, juga cukup tenang.

Memang pemerintah mengambil langkah darurat jika muncul kasus khusus. Seperti penutupan sementara sekolah dasar di Hong Kong menyusul adanya sekelompok siswa yang dinyatakan positif flu babi. Namun secara umum, tak tampak kepanikan di kalangan penduduk.

RP/GG/afp/dpa/rtr