1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Warga Afghanistan Selatan Tolak Penambahan Pasukan NATO

8 Februari 2008

Sebagian besar warga Afghanistan selatan tidak menginginkan penambahan jumlah pasukan asing.

https://p.dw.com/p/D4Wt
Pasukan Jerman di AfghanistanFoto: picture-alliance/ dpa

Distrik Zherai di Provinsi Kandahar, Afghanistan, merupakan salah satu titik lokasi yang berbahaya di daerah selatan negara itu. Seperti halnya Provinsi Helmand dan Urusgan yang berbatasan dengannya, di distrik Zherai hampir setiap hari terjadi pertempuran hebat antara Taliban dan pasukan internasional pelindung Afghanistan, ISAF. Akibatnya, sebagian besar warga Zherai harus mengungsi ke tempat lain. Dalam dua tahun terakhir mereka menderita akibat meningkatnya kekerasan di tempat tinggalnya.

Penambahan jumlah pasukan asing bukanlah solusi, demikian pendapat seorang warga Zherai, yang tidak mau menyebutkan namanya karena takut. Lebih lanjut pria itu mengatakan, "Kami memiliki sejarah permusuhan dengan orang Inggris, tapi tidak dengan Jerman. Tapi mungkin saja nantinya juga. Lebih banyak serdadu di sini bukan berarti lebih aman. Selalu jika ada penambahan serdadu, situasi makin buruk. Dulu kami masih bisa tinggal di daerah kami. Lalu datang lebih banyak tentara, bentrokan jadi makin sering dan akhirnya kami harus mengungsi ke Kandahar.“

Hasil jajak pendapat representatif yang dilakukan stasiun penyiaran Jerman ARD beberapa tahun lalu menunjukkan bahwa dukungan warga di kawasan timur dan selatan Afghanistan terhadap pasukan asing drastis menurun. Di dua kawasan tersebut pertempuran paling hebat sering terjadi. Tapi warga kedua kawasan itu tidak memiliki pengalaman dengan pasukan Jerman. Tapi Gholam dari Kandahar juga tidak ingin memulai pengalaman dengan mereka.

“Dulu kami pernah memiliki hubungan baik dengan pasukan Jerman. Tapi sekarang lain. Banyak orang asing datang, menjabat tangan dengan bersahabat namun mengubah semuanya. Jika pasukan Jerman jadi datang ke sini, mereka akan cepat melupakan persahabatan lama kami dan hanya melakukan kepentingannya sendiri ketimbang membantu kami,“ demikian dikatakan Gholam.

Banyak warga di Afghanistan selatan yang tidak membedakan pasukan Jerman dengan pasukan ISAF. Tapi tampaknya pasukan Jerman masih memiliki citra yang lebih baik dan dianggap sebagai pasukan tempur. Malah sejumlah warga seperti Zakir dari Spin Boldak, dekat perbatasan dengan Pakistan, tidak percaya pasukan Jerman dapat bertempur.

"Kedatangan pasukan Jerman belum tentu memperbaiki situasi di sini. Karena wilayah ini sangat berbahaya dan sulit. Pasukan Kanada dan Inggris yang bertugas dan bertempur di sini memiliki lebih banyak pengalaman bertempur. Sementara pasukan Jerman menurut saya tidak dapat bertindak sebaik mereka,“ komentarnya.

Sementara di Afghanistan Utara, serangan-serangan tunggal semakin sering terjadi. Namun di daerah itu tidak terdapat kelompok perlawanan dalam jumlah besar dan tidak ada pertempuran terbuka. Pasukan ISAF di Afghanistan Utara praktis tidak pernah bertempur. Pendapat warga Afghanistan di wilayah ini cukup positif, seperti yang diutarakan Tahmina dari Mazar i Sharif.

"Warga di sini memiliki gambaran positif mengenai pasukan ISAF. Di Kabul sebaliknya, orang-orang tidak suka dengan ISAF karena memiliki pengalaman buruk dengan mereka. Warga di sini, di utara, menyambut baik kehadiran ISAF. Lebih banyak serdadu, lebih baik.”

Pandangan terhadap pasukan asing tentu berbeda di tiap wilayah. Citra pasukan ISAF dan Jerman tidak hanya tergantung dari serdadunya, namun juga dari lingkungan tempat mereka bertugas.