070808 Deutschland Afghanistan Militäreinsatz
7 Agustus 2008Björn Radau berdiri tegak di depan para hadirin, yang sebagian besarnya warga Afghanistan. Selama sepekan penuh Lembaga Pendidikan Politik Hamburg mengadakan acara tukar pikiran antara warga Jerman dan Afghanistan. Kali ini tema pembicaraan mereka adalah penugasan militer. Kapten Radau tahun lalu ditugaskan dalam pasukan pelindung Afghanistan ISAF di Mazar-e-Sharif selama 4,5 bulan. Menurut pandangannya, militer sudah mencapai banyak keberhasilan.
"Terutama di Afghanistan utara dibangun struktur yang teratur misalnya struktur administrasi. Warga Afghanistan kini mampu menjaga keamanan dan ketertiban sendiri, polisi dan militernya berfungsi,“ jelas Radau.
Sidigullah Fadai, salah seorang pendidik pasukan Jerman dari Bayern yang diberangkatkan ISAF ke Afghanistan, hanya dapat tersenyum. Struktur yang teratur di utara. Itu mungkin saja, ujar pakar ilmu keislaman asal Afghanistan itu, tapi, "Saya rasa, masalah ini tidak dapat diselesaikan militer untuk jangka panjang. Akar permasalahannya harus diselesaikan, jika tidak, masalah narkotika akan muncul setelah terorisme ditumpas. Makanya penting untuk menentukan batas waktu. Yaitu, tahun berapa, masalah apa, diselesaikan?“
Pakar ilmu keislaman Sidigullah Fadai mengkritik tidak ditetapkannya batas waktu. Ismael juga meragukannya. Ismael, menyelesaikan studi Master Informatikanya di Jerman. Selama dua tahun di Jerman, Ismael mendapatkan beasiswa dari Bank Dunia. Ismael mengomentari positif penugasan pasukan Jerman di Afghanistan. Tapi dia tidak mengerti bagaimana Jerman bisa bekerja sama dengan Amerika Serikat. Seorang penerjemah membeberkan contoh yang dikemukakan Ismael.
"Di Provinsi Nengahar di Afghanistan Timur, pasukan Amerika Serikat menyerang sebuah rumah dan membunuh seorang ayah serta ketiga anaknya. Serangan semacam itu menimbulkan ketakutan warga terhadap pasukan Amerika Serikat.“
Ketika Ismael menceritakan kejadian lainnya, Björn Radau terlihat bingung.
"Jika itu terjadi, tentu saja harus dikecam. Tapi menurut saya, sebagaimana saya mengenal rekan dari Amerika Serikat dan kinerjanya, itu sulit dipercaya,“ kata Radau.
Ismael terlihat meragukannya. Dia menyatakan, negaranya tidak dapat didamaikan hanya dengan sarana militer. Oleh sebab itu, sebaiknya pasukan Jerman tidak menambah jumlah serdadunya. Itu akan merusak citra Jerman, kata Ismael yakin. Ismael menambahkan, Afghanistan harus dapat mandiri dalam membangun masyarakatnya. Ismael mengimbau warga Afghanistan yang tinggal di luar negeri untuk kembali ke tanah air dan membangun negaranya.(ls)