1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Visi Sarkozy Dalam NATO

18 Juni 2008

Presiden Perancis Nicolas Sarkozy menandaskan keinginan negaranya untuk bergabung kedalam struktur militer NATO. Media Internasional menyorotinya.

https://p.dw.com/p/EMH9
Presiden Perancis Nicolas SarkozyFoto: AP


Harian Inggris THE TIMES menurunkan komentar berjudul " visi strategi baru dari Presiden Sarkozy". Selanjutnya harian ini menulis,

"Ketika menyatakan keinginan negaranya untuk kembali bergabung kedalam struktur militer NATO, Presiden Perancis Nicolas Sarkozy menandaskan, negaranya akan tetap mempertahankan kemampuannya menggunakan senjata atom sebagai alat penjeraan. Tentu saja keinginannya bagi politik pertahanan itu, yang dengan sengaja merupakan provokasi, adalah sesuatu yang tidak masuk akal, tanpa adanya persetujuan dari Amerika Serikat dan negara anggota NATO lainnya. Sarkozy menyentuh ranah yang rawan. Dan berusaha untuk memberikan bobot yang besar bagi Uni Eropa dibidang pertahanan. Ini harus dibicarakan dan dikoodinasikan dengan NATO.Bila Sarkozy bersedia,maka Perancis akan dapat menjadi mitra yang realis dari NATO dibidang militer .Dan visi strategi barunya disambut baik.

Harian Perancis LE FIGARO dalam menanggapi keinginan Presiden Nicolas Sarkozy tersebut menurunkan ulasan sebagai berikut,

"didunia yang penuh ketidakdapstian, kalau tidak dapat dikatakan berada dalam ancaman yang berbahaya, maka harus dipersiapkan secara simultan langkah dan tindakan dalam menghadapi berbagai bentuk krisis. Untuk mempertahankan posisi didunia, Perancis kembali menginginkan untuk bergabung kedalam struktur militer NATO, melakukan pembaruan NATO dan memprioritaskan pertahanan Eropa. Dengan demikian modernisasi tentara, merupakan prioritas nasional.

Sementara itu harian Perancis lainnya LE MONDE menurunkan komentar dengan nada lain, yang berjudul " berintegrasi kedalam NATO merupakan berakhirnya kemandirian Perancis". Harian ini selanjutnya menulis,

"kembali berintegrasi kedalam struktur NATO tanpa persyaratan, secara praktis tidak dapat diragukan lagi merupakan akhir dari kemandirian Perancis yang dicanangkan Presiden Charles de Gaulle pada tahun 60-an. Tapi berbeda dengan penjelasan prinsip dalam apa yang disebut " buku putih" politik keamanan , juga kembali dicantumkan ambisi Perancis, untuk menjadi pelaku keamanan penting yang mandiri di Eropa. Ambisi ini telah dikembangkan oleh Presiden sebelumnya.Yakni Francois Mitterand dan Jacques Chirac.

Terakhir kami kutip komentar harian Swiss NEU ZÜRCHER ZEITUNG: Harian ini menulis,

"keinginan Presiden Nicolas Sarkozy untuk kembali kedalam struktur militer NATO, juga dikaitkan dengan usaha meningkatkan pertahanan Eropa. Perancis menuntut pembagian tanggungjawab yang lebih baik antara Eropa dan Amerika Serikat dalam aliansi NATO. Seperti sebelumnya Perancis menghendaki ditingkatkannya kemampuan Eropa untuk secara mandiri melakukan rencana dan memimpin operasi militer.(ar)