1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PendidikanVietrnam

Vietnam: Terlalu Pendek Tidak Boleh Ikut Kuliah?

3 Juli 2024

Kalau ingin kuliah di Universitas Nasional Hanoi di Vietnam, Anda tidak boleh terlalu pendek. Di sini ada ukuran minimal tinggi badan. Karena tinggi badan dianggap memengaruhi kepercayaan diri.

https://p.dw.com/p/4hmKD
Lulusan Universitas di Vietnam
Lulusan Universitas di VietnamFoto: Hoang Dinh Nam/AFP/Getty Images

School of Management and Business (HSB) di Universitas Nasional Hanoi menyatakan ada hubungan signifikan antara tinggi badan dan kesuksesan, sehingga orang yang dianggap terlalu pendek tidak mereka terima. Untuk penerimaan tahun 2024, HSB  menetapkan ukuran tinggi badan minimal untuk perempuan 1,58 meter dan untuk laki-laki 1,65 meter. Pengecualian dimungkinkan dalam kasus-kasus individual.

Berita itu dirilis oleh portal berita Tuoi Tre, dan langsung menyulut perdebatan sengit di media sosial di Vietnam.

Awal Juni, Kementerian PendidikanVietnam meminta universitas untuk meninjau lagi persyaratan itu. Pihak universitas kemudian mengurangi pembatasan itu dari empat jurusan menjadi hanya satu jurusan, yaitu jurusan manajemen dan keamanan.

HSB membenarkan kriteria seleksi tinggi badan dengan mengatakan bahwa universitas tersebut adalah tempat melatih para pemimpin masa depan dan manajer yang unggul untuk sektor publik dan swasta. Karena itu selain kesesuaian profesional, diperlukan juga kesesuaian fisik. Tinggi badan adalah faktor penting, terutama dalam hal kepemimpinan dan kepercayaan diri, kata Universitas.

DW sejauh ini belum menerima tanggapan langsung dari HSB. Semua pertanyaan melalui email dan telepon tidak dijawab.

Presiden AS Joe Biden di Hanoi
Presiden Vietnam Nguyen Phu Trong jauh lebih pendek daripada Presiden AS Joe BidenFoto: Luong Thai Linh/AP/picture alliance

Mana yang standar dan mana yang ekstrem?

Apakah memang ada hubungan antara ukuran tubuh dan rasa percaya diri? Lalu tinggi badan mana yang ideal? Napoleon Bonaparte tingginya 1,66 meter, politisi reformis Cina yang terkenal, Deng Xiaoping, tinggi badannya 1,57 meter, dan Lenin tingginya 1,60 meter.

Psikolog sosial Andrea Abele-Brehm dari Universitas Erlangen-Nürnberg di Jerman meragukan hubungan signifikan antara tinggi badan dan kepercayaan diri. Dia mengatakan dalam sebuah wawancara dengan DW: "Ada hubungannya, tetapi relatif kecil dan ambigu." Hal ini telah dibuktikan oleh berbagai penelitian di Amerika, Eropa dan Asia Timur, katanya.

Penyimpangan ekstrim dari rata-rata, misalnya ukuran tubuh yang sangat kecil, memang dapat berdampak pada kepercayaan diri, menurut penelitian. Namun kalau memang perbedaannya ekstrim. Untuk ukurann rata-rata, faktor ini dapat diabaikan.

Tapi berapa "ukuran rata-rata" untuk Vietnam? Rata-rata tinggi badan di Vietnam adalah 1,56 meter untuk wanita dan 1,68 meter untuk pria. Data ini berasal dari National Institute of Nutrition Vietnam tahun 2019-2020.

Siapa pun yang tingginya beberapa sentimeter di atas atau di bawah rata-rata, secara statistik memang  menyimpang dari standar "normal", tapi biasanya itu masih dalam batas toleransi yang disebut "deviasi standar".

Otoritas Statistik Nasional Vietnam, GSO, dalam pernyataan tertulis kepada DW mengatakan bahwa data sebaran tinggi badan tidak dikumpulkan secara sistematis. Oleh karena itu, standar deviasi di Vietnam tidak dapat ditentukan secara langsung.

Vietnam Mulai Antisipasi Dampak Perubahan Iklim

Tinggi badan, kompetensi dan stereotip

Menurut banyak penelitian internasional, orang yang bertubuh tinggi secara statistik menghasilkan lebih banyak uang daripada orang yang lebih pendek. Pada saat yang sama, terbukti bahwa tinggi badan tidak ada hubungannya dengan kompetensi seseoang.

Meski begitu, banyak orang yang percaya bahwa orang bertubuh tinggi lebih sukses dalam hidupnya. Inilah yang oleh psikologi sosial disebut sebagai stereotip. Dalam kasus ini, stereotip tersebut mengklaim adanya hubungan antara tinggi badan dan kompetensi, (besar =lebih kompeten sehingga lebih berhasil) yang sebenarnya tidak ada.

Hal ini tidak berarti bahwa stereotip tidak mempunyai pengaruh sosial. Hal-hal tersebut mempunyai dampak, namun hanya berdasarkan kepercayaan terhadap stereotip dan bukan berdasarkan pada fakta. Dengan kata lain, rata-rata orang yang bertubuh tinggi mempunyai penghasilan yang lebih tinggi karena banyak orang salah mengira bahwa mereka lebih kompeten.

Psikolog sosial Abele-Brehm berpendapat, lembaga pendidikan seharusnya memerangi stereotip dan memberikan informasi yang benar. "Tentu saja Anda harus melawan stereotip seperti itu, jika tidak, institusi tersebut akan terus memperkuat stereotip itu,” kata Brehm. Pembatasan menurut tinggi badan di HBS jelas bertentangan dengan tujuan sebenarnya dari sebuah universitas, yaitu mendidik mahasiswa yang berpedoman pada akal dan sains, tambahnya.

(hp/as)