1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
SosialJerman

UU Disahkan, Warga Jerman Bebas dari Pembatasan COVID-19

Ian Bateson
10 Mei 2021

Warga Jerman yang sudah divaksin dan pulih dari infeksi COVID-19 dibebaskan dari sejumlah pembatasan. Banyak warga Berlin menyambut baik aturan baru tersebut dengan berekreasi di taman.

https://p.dw.com/p/3tB36
Warga Berlin
Warga Berlin perlahan-lahan mulai menikmati aturan yang lebih longgarFoto: Ian Bateson/DW

Martina Czwielung dan ibunya, Renata Czwielung, berkumpul di Mauerpark Berlin bersama dengan teman-temannya pada Minggu (09/05) untuk merayakan peringatan Hari Ibu.

Martina menjelaskan berkumpul dengan teman-temannya yang berasal dari dua rumah tangga tidak melanggar aturan pembatasan COVID-19. Di bawah aturan baru yang telah disahkan dan diberlakukan di seluruh Jerman pada Minggu (09/05), ibu Martina, satu-satunya orang yang sudah divaksinasi dalam kelompok itu, mendapat pengecualian dan tidak masuk hitungan yang bisa membatasi jumlah orang dalam sebuah pertemuan.

Martina Czwielung dan Renata Czwielung
Martina Czwielung (kiri) dan ibunya, Renata Czwielung (kanan) merayakan Hari Ibu di Mauerpark BerlinFoto: Ian Beatson/DW

Perubahan peraturan telah disetujui oleh Bundesrat, majelis tinggi parlemen Jerman, pada Kamis (08/05). Menteri Kesehatan Federal Jens Spahn mendukung keputusan itu dan menyatakan bahwa sejak pekan lalu gelombang ketiga pandemi telah pecah di Jerman.

Pro kontra aturan baru

"Saya pikir itu adil, orang yang divaksinasi harus menerima lebih banyak hak istimewa. Saya akan divaksinasi pada bulan Juni, jadi itu juga memberi saya harapan," kata Francesca setelah keluar dari pusat pengujian COVID-19 di Friedrichshain Berlin.

Dalam debat parlemen belum lama ini, oposisi Partai Demokrat Bebas (FDP) mengkritik pengesahan aturan baru tersebut karena tidak mencakup pelonggaran pembatasan pada hotel, restoran, dan pusat kebugaran.

Rekreasi di taman
Banyak orang bahkan tidak menyadari adanya aturan baruFoto: Ian Bateson/DW

Hanya sedikit orang Jerman yang dapat menikmati pelonggaran pembatasan baru, tercatat 9,1% dari populasi Jerman telah divaksinasi penuh pada Jumat (07/05).

Jerman mempercepat program vaksinasi dalam beberapa bulan terakhir, tetapi bagi banyak orang upaya itu masih terlalu lambat. "Saya bisa mendapatkan vaksin di Amerika Serikat sekarang. Di Jerman saya tidak tahu," kata Kevin Voellmer, yang pada Minggu (09/05) kembali ke AS.

Beberapa orang lainnya khawatir aturan baru tersebut mungkin terlalu lunak. "Saya pikir benar bahwa orang yang divaksinasi menerima hak istimewa, tetapi saya tidak yakin pulih dari COVID memberi Anda kekebalan yang sama seperti vaksin," kata Shubham Mittal.

Ketidaktahuan dan kesulitan warga

Di Berlin, undang-undang negara bagian mengizinkan orang yang telah divaksinasi dan pulih dari infeksi corona diperlakukan sama dengan orang dengan hasil tes negatif sepekan sebelum undang-undang federal berlaku. Namun, banyak pemilik usaha dan karyawannya tidak mengetahui perubahan tersebut.

"Tim saya harus belajar cara membaca paspor vaksinasi Jerman dan semua dokumen lain yang menunjukkan seseorang telah pulih dari virus corona. Saya memiliki karyawan dari Selandia Baru dan Inggris yang tidak mengerti bahasa Jerman, dan mereka harus dilatih tentang apa yang harus dilakukan," kata Tim Kreutzfeldt, pemilik salon rambut Ponyclub.

Banyak orang mengaku kesulitan mengikuti peraturan baru. "Bagian tersulit adalah mencoba mencari tahu semua hal ini," kata Daniel Mesonero. "Orang tua saya datang untuk melihat cucu mereka dan kami tidak tahu ke mana kami bisa pergi."

Aturan baru tersebut juga menimbulkan tantangan bagi polisi, yang diharapkan dapat menegakkan aturan yang ada, tetapi tidak bisa dengan mudah membedakan siapa yang telah divaksinasi atau telah pulih dari COVID-19. "Ini akan sangat sulit untuk diperiksa," kata Wali Kota Berlin Michael Müller kepada stasiun radio Deutschlandfunk pada Jumat (07/05). Solusinya adalah menerbitkan paspor vaksinasi Eropa digital.

Data kasus harian COVID-19 per satu juta penduduk di beberapa negara di dunia
Data kasus harian COVID-19 per satu juta penduduk di beberapa negara di dunia

Ed: ha/rap